Masih dalam keadaan yang sama, Rega diberi hukuman oleh Bu Sari untuk menyelesaikan tugas matematika dan mengerjakan tugas materi hari ini. Mungkin yang pernah seperti ini akan pusing melebihi Rega.
"Kok gue bisa lupa ya?" tanya Rega pada dirinya sendiri.
"Lo nggak lupa, cuman malas aja buka buku dan malah lo jadiin bantal," sahut Andrian yang mendengar ucapan Rega.
"Kalau nggak tau nggak usah sok tau!" kesal Rega pada Andrian.
"Fakta men, dan banyak buktinya kok. Mau lihat?" tanya Andrian pada Rega, sembari mengotak atik handphone nya.
Rega langsung mengambil handphone Andrian dan mencegah Andrian untuk menunjukkan foto saat dirinya tidur dengan buku paket yang dijadikan bantal. Sementara Reza, Beni dan, Yoga hanya diam dan menyimak perdebatan kedua sahabat mereka.
"Woi woi woi! Berantem mulu, kerjakan tugasnya nanti dihukum lagi nangis hahaha!!" ucap Yoga sembari tertawa keras menertawakan Rega.
"Gitu ya lo saat sahabat lagi susah!" sahut Rega sembari memukul jidat Reza menggunakan bukunya.
"Sejak kapan lo anggap gue sahabat?" tanya Reza pada Rega.
"Baru denger Rega bilang kalau Reza sahabatnya, rejeki nomplok Za hahaha!" sahut Beni tertawa mendengar perkataan Reza pada Rega.
Bu Sari yang masih duduk di kursi depan memperhatikan anak muridnya yang mengerjakan tugas sembari bercanda bagaikan tak punya beban tugas sekolah. Guru cantik paruh baya itu berjalan mengecek satu persatu anak muridnya benar benar mengerjakan atau hanya mencoret coret buku saja.
Sepasang mata wanita paruh baya tersebut berubah tajam ketika menemukan anak muridnya yang tertidur pulas diatas meja dengan buku tulis yang masih bersih belum terkotori tinta bolpoin.
"Kalau niat tidur di rumah saja kamu!!!" Bu Sari memukul meja dengan penggaris yang dia bawa, sampai membuat anak muridnya kaget.
"Astaghfirullah ibu guruku yang cantik bagai Selena Gomez, untung saya nggak jantungan, Bu," ucap siswa laki laki yang duduknya di bangku belakang sendiri pojok kiri.
"Bisa bisa ibu darah tinggi melihat pemandangan yang sama seperti sekarang! Kerjakan atau kamu tidak saya beri nilai!" perintah tegas Bu Sari membuat siswa laki laki itu dengan cepat mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bu Sari.
Guru cantik paruh baya itu benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan para muridnya yang sangat membuat dirinya pusing tujuh keliling. Mau marah, tapi ia sudah terlalu lelah jika hanya untuk memarahi murid nakalnya itu. Mungkin hanya dengan bersikap tegas seperti ini, ia berharap anak muridnya bisa sedikit merubah perilaku buruknya ketika di sekolah.
Ya, memang hanya itu yang bisa di lakukan olehnya karena memang tidak ada pilihan lain. Hanya sikap tegas dan sabar yang dilakukan oleh seorang gurulah yang bisa mengubah sifat buruk dari anak-anak muridnya.
Rega, Andrian, Reza, Yoga dan, Beni tidak berani menonton Bu Sari yang sedang memarahi teman mereka. Bisa bisa mereka terkena juga karena tidak mengerjakan malah menonton Bu Sari memarahi teman mereka itu.
Mereka semua pun mengerjakan tugas matematika dengan sebaik mungkin meskipun ada beberapa yang mencontek bahkan searching di internet. Tidak ada yang tidak mengerjakan setelah melihat Bu Sari marah karena kelalaian mereka semua dalam mengerjakan tugas rumah.
Setelah selesai jam mata pelajaran mereka istirahat dan mengumpulkan tugas matematika ke ketua kelas.
"Punya gue taruh atas sendiri biar Bu Sari bangga sama gue," ucap Rega menaruh bukunya diatas sendiri.
"Ya kalau Bu Sari nilai yang paling atas duluan, kalau paling bawah duluan gimana?" tanya siswa ketua kelas 11 IPA 1 pada Rega.
"Kalau Bu Sari ngambilnya dari bawah nanti berantakan dan pasti malas buat merapikan kembali," jawab Rega, disimak oleh ke 4 sahabatnya yang setia menunggu dirinya.
"Buku lo diatas, dan Bu Sari akan membalik buku lo jadi dibawah hahaha!" timpal siswa itu yang berjalan begitu saja dengan membawa tumpukan buku tulis hasil kerja teman temannya mengerjakan tugas matematika.
Rega yang mau mengejar siswa itu ditahan oleh Reza dan Beni.
"Gak penting lo kejar tuh anak, lagipula buku lo nggak mungkin gak dinilai sama Bu Sari," jelas Yoga pada Rega.
"Mendingan sekarang ke kantin, makan bareng sama Meisha dan kedua sahabat cantiknya," ucap Reza berjalan begitu saja dengan Andrian meninggalkan Rega, Beni dan, Yoga yang masih loading mencerna ucapan Reza.
"Bilang apa tadi si Reza?" tanya Rega pada Yoga dan Beni.
"Makan di kantin bareng Meisha dan kedua sahabat cantiknya," jawab Beni yang masih belum sadar.
"Aurel bego!" teriak Rega langsung berlari dan diikuti oleh Yoga dan Beni yang juga berlari mengikutinya dari belakang.
Sementara Aurel, Meisha dan, Amira masih dikelas dan sebentar lagi mereka juga akan ke kantin untuk makan dan minum bersama seperti biasanya. Mungkin kali ini mereka akan bergabung dengan Rega dan para sahabatnya.
Saat Aurel berdiri dari duduknya bersamaan dengan Amira dan Meisha, langkah kaki seorang siswi masuk ke kelas mereka yang tak lain adalah Dania.
"Aku boleh gabung sama kalian bertiga nggak?" tanya Dania pada Aurel, Meisha dan, Amira.
"Boleh," jawab Aurel sembari tersenyum pada Dania.
Dania merasa sangat senang dalam hatinya, karena ekspetasi nya Aurel dan kedua sahabatnya itu akan berkumpul dengan Rega. Dengan begitu Dania bisa dekat juga sama Rega.
Mereka pun berjalan keluar kelas dan berjalan menuju kantin yang disana sudah lumayan ramai banyak siswa siswi yang memenuhi meja kantin untuk makan dan minum disiang hari yang cukup panas ini.
Rega yang melihat Aurel dengan Dania menjadi tidak senang karena, dia tau bahwa Dania bergabung dengan Aurel hanya karna ingin dekat dengan dirinya bukan karena memang Dania ingin berteman dengan Aurel.
"Itu bukanya Dania ya?" tanya Reza pada Rega.
"Kenapa sama Aurel sih! Jadi males kan gue kalau ada Dania!" kesal Rega pada Dania, gadis cantik yang mengejarnya tanpa lelah meskipun berkali kali Rega menghindar bahkan pernah membentak keras Dania agar Dania membencinya dan tidak sudi melihat mukanya.
Tapi malah sebaliknya, Dania malah tambah menyukai Rega dan selalu saja memberikan apapun untuk Rega. Entah makanan, minuman dan lainya Dania berikan pada Rega.
"Aurel, Amira dan, Meisha duduk sama kita kecuali Dania." ucap Rega tanpa memandang Dania satu senti pun, karena saat ini Rega hanya fokus pada Aurel.
Aurel yang tak paham dengan Rega hanya mengerutkan keningnya.
"Punya dendam apa sama Dania? Sampai tidak mau gabung sama dia?" tanya Amira pada Rega.
"Intinya gue nggak mau kalau Dania gabung sama kita," jawab Rega final.
"Lo bisa jelasin?" tanya Aurel pada Rega.
Rega berdiri dari duduknya dan menggandeng tangan Aurel menuju taman sekolah untuk menjelaskan pada Aurel. Sebab remaja laki-laki itu tidak ingin membuat keributan di tempat ramai, dan juga dirinya tidak ingin kesalahpahaman Aurel terus berlanjut. Bisa runyam urusannya nanti di belakang.
"Kenapa harus bawa gue kesini?"