Bagaimanapun selama ini, meskipun terlihat tidak cocok, tapi Friska sangat sayang juga kepada Nadia.
"Friska." Shinta menepuk pundak Friska.
Friska terkejut. Lalu menoleh ke arah Shinta. "Bu Shinta ngangetin saya aja," ucap Friska, sambil mengelus dadanya sendiri.
Shinta mengerutkan keningnya. "Kamu kok terkejut gitu, emangnya lagi memerhatikan apa sih?" tanya Shinta penasaran.
Friska tidak mungkin bercerita tentang ini kepada atasannya bukan? Tidak penting juga pastinya untuk Shinta, pikir Friska.
"Tidak apa-apa Bu. Saya justru tadi nyariin ibu," jawab Friska berbohong.
"Oh begitu. Maaf ya tadi kelamaan ngobrol dengan teman saya," ucap Shinta menyesal.
Friska menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Oh, nggak apa-apa Bu. Nggak lama kok," jawab Friska.
Shinta ini memang kelewat baik. Ia menyuruh Friska dan bawahannya untuk bersikap lebih santai saja kepadanya, meskipun mereka tetap memanggil Shinta dengan panggilan ibu.