"Jangan teriak di telinga aku dong mbak. Sakit nih, bisa budek aku!" gerutu Friska, dengan menunjukkan wajah sebal.
"Lepasin mbak!" suruh Friska.
Namun tak dihiraukan. Camelia masih saja menenggelamkan kepalanya pada bahu Friska. Bahkan kali ini mencengkram baju friska.
"Kamu sih nakut-nakutin," sungut Camelia. Kemudian tak lama sebuah lampu mobil menyorot, menyilaukan mata Friska. Ia kemudian menutup mata.
"Siapa sih? Bikin silau aja deh," tanya Friska mengeluh.
Camelia yang menyadari sinar lampu mobil lalu mengurai pelukanya. Sepertinya suara mobilnya tidak asing di telinga Camelia. Kemudian ia memeriksanya.
"Itu mobil suami aku Friska," ungkap Camelia. Raut wajahnya yang tadi ketakutan dan menegang perlahan mulai berangsur tenang, berganti dengan senyum kelegaan.
Mobil semakin dekat. "Iya itu suami aku. Syukurlah," ucap Camelia mengelus dadanya sendiri.