"Kenapa nenek Hamida dan mamamu berbeda?" tanya Nadia penasaran, karena memang berbeda sekali.
"Hanya kakek dan mamamu yang tahan dengan sifat nenekku Hamida," jawab Roni.
Dari sini bisa disimpulkan, bahwa mama Roni penyabar karena menuruni sifat ayahnya, bukan ibunya.
Tiba-tiba langit menjadi mendung. "Sebentar lagi pasti hujan ini," duga Roni.
"Iya, ayo kita pergi sekarang kak," sahut Nadia. Ia juga khawatir nanti kalau terlanjur turun hujan.
Tapi terlambat, hujan malah turun dengan deras.
"Kalau pulang nanti basah kuyup, kita berteduh di sana saja dulu," usul Roni, menunjuk sebuah tempat berteduh di dekat makam ayahnya.
Mereka berdua lalu segera berlari menuju ke tempat itu. Agar tidak sampai kehujanan.
"Kak aku takut," ucap Nadia. Cuaca yang tadi cerah, mendadak gelap dan hujan, sepi pula.
"Ada aku di sini Nad, kamu jangan khawatir ya," jawab Roni, berusaha menenangkan Nadia. "Kita sementara tunggu di sini ya? Sampai hujannya reda," imbuh Roni.