Roni masih belum mengerti mengapa Nadia sampai ketakutan seperti itu. Ia lalu mendekati Nadia. "Nadia. Kamu kenapa?" tanya Roni. "Kamu harus tenang ya!" imbuh Roni, bermaksud menenangkan Nadia.
Lampu tiba-tiba kembali menyala. Membuat keduanya sempat terkejut, karena sempat terjadi hal menegangkan.
Brugg!!
Tubuh Nadia tergolek lemah di lantai. Roni panik. Dengan sigap ia menahan tubuh Nadia. Lalu membopongnya sampai ke kamar.
Sesampainya di kamar. Roni membaringkan tubuh Nadia secara perlahan di atas kasurnya.
Roni melihat di meja rias Nadia terdapat minyak angin. Roni meraihnya cepat-cepat. Kemudian mendekatkan pada hidung Nadia.
Sekilas pandangan Roni tertuju pada lengan Nadia yang kainnya sudah ia robek dengan pisau tadi. Fokusnya teruji pada sebuah bekas luka. Mungkin lukanya sudah lama. Dan seperti luka goresan.
Roni menyentuhnya pelan. "Luka apa ini?" tanya Roni pada dirinya sendiri.
