Roni mengerutkan keningnya. "Ribut? Masalah apa?" tanya Roni pemasaran. Rena mengatakan tidak penuh seperti itu.
"Masalah Rena kuliah di Polandia. Kan kakak tahu Rena ingin kuliah di sana karena mau bersama ayah. Tapi nenek masih aja sewot," jawab Rena yang jadi ikut sewot.
Roni menghela napas. Ia tahu sekarang permasalahannya. Karena Roni juga membenci ayahnya, sama seperti nenek. Karena Roni tahu kesalahan ayahnya yang sebenarnya. Bedanya Roni memilih diam karena mamanya yang minta.
Roni bangkit dari duduknya. Lalu mengambil tisu yang tidak jauh dari jangkauannya. Dengan lembut Roni menyeka air mata adiknya.
"Sudah. Jangan sedih lagi. Nenek kan memang seperti itu. Selalu menganggap bahwa ia benar," jawab Roni.
Roni bisa menenangkan adiknya seperti itu. Dan pura-pura tegar. Padahal hatinya merasa sakit. Apalagi ketika melihat adiknya menangis seperti itu.
"Nanti make-up kamu yang mahal luntur. Kan sayang Ren," goda Roni, mengajak adiknya bercanda.