Roni lalu meraih tangan Nadia. "Yang terpenting restu dari adik dan mamaku. Mereka yang terpenting bagiku. Dan jangan hiraukan nenekku," ucap Roni.
Nadia menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Ssstttt, jangan bicara seperti itu!" cegah Nadia.
Nadia tidak suka juga bila Roni tidak menghiraukan neneknya seperti itu. Ia melarang keras. "Restu nenekmu penting," ucap Nadia.
"Ya kalau begitu aku akan mencari cara untuk membujuk nenek nantinya," jawab Roni. "Jika soal ayahku tenang saja. Walau kami tidak akur, ayahku adalah orang yang independen." Roni menjelaskan seperti itu, karena ingin mendahului jika Nadia akan bertanya restu dari ayahnya.
Nadia tersenyum. Belum bertanya Roni sudah paham dan menjelaskan. "Terima kasih sudah berusaha menghilangkan keresahan di hatiku," ucap Nadia.
"Aku akan perjuangkan kamu untuk keluargaku," ucap Roni, sambil mengusap lembut rambut Nadia.
"Kamu selalu melindungiku sejak kamu mengenalku pertama kali," ungkap Nadia.