Roni terus mengamati wanita itu. Sampai ia masuk ke kamar kostnya. Tanpa sadar Roni tersenyum.
Menjadikan Nadia sekertarisnya sebenarnya hanya menambah beban hidup saja. Tapi tanpa Nadia, hidup Roni terasa hambar dan datar saja.
Kadang kecerobohan dan kekonyolan Nadia malah menjadi hiburan bagi Roni.
Terkadang Roni heran. Gaji Nadia menjadi sekertaris cukup besar. Seharusnya Nadia bisa membeli mobil atau rumah kecil untuknya. Mungkin dengan cara menyicil. Bukan malah mengendarai motor yang tidak seberapa harganya dan tinggal di kost yang berukuran sempit seperti itu. Pikir Roni.
Roni mengusap dagunya sendiri. "Nadia juga tidak terlihat memiliki barang-barang mewah. Lalu selama ini uang gajinya larinya ke mana?"
Roni melepaskan jarinya dari wajahnya sendiri. "Ah sudahlah. Kenapa aku jadi sibuk memikirkan kehidupan Nadia?" tanya Roni pada dirinya sendiri heran. Lalu ia perlahan melajukan mobilnya untuk pulang, meninggalkan kost Nadia.
***
