Rengkuhan Dirga pada pinggang Audy sangat pas dan erat.
"K-kenapa mas?" Tanya Audy gugup. Degup jantungnya sudah seperti rock and roll rasanya.
Tatapan Dirga sangat intens dan turun memandangi bibir ranum Audy. "Nggak jadi capek kan?" Tanyanya dalam dan lembut.
Audy menelan ludahnya dengan gugup. Ia tak kuasa memandang wajah atau mata Dirga. Sungguh demi neptunus, jantungnya serasa ambrol dari tempatnya.
Dirga terkekeh dan melepaskan pelan rengkuhannya. Kemudian membungkuk, memungut handuk yang jatuh.
Dengan pelan, Dirga ternyata membalutkan handuk putih yang kering itu kembali ke pinggang Audy. Loh? Ah, Dirga ternyata jago juga menahan gejolak api yang membara dalam dirinya.
Kemudian lelaki itu tersenyum. "Makan dulu yuk.. abis itu sholat isya'." Ajaknya lembut.
Audy masih berusaha mencerna al barusan. Ia kira, di detik berikutnya ia sudah akan diterkam Dirga habis-habisan. Ternyata, Dirga mengajaknya makan malam dan ibadah.