Mobil jazz warna putih tulang itu belum juga dijalankan ataupun dinyalakan mesinnya. Gilang masih bersandar dan air mata pria itu berlinang.
"M-maaf.. maafin aku." Ujar Elmira yang tampak takut dengan nada suara yang gemetar.
Mendengar permintaan maaf dari Elmira, Gilang menoleh dan menegakkan punggungnya. Ia melihat jelas kedua tangan Elmira yang tampak tremor dan kedua pipi gadis itu yang basah karena air mata.
Gilang langsung menyeka air matanya sendiri. Ia tak lagi bersikap egois di depan Elmira.
Perlahan, kedua tangan Elmira diraihnya dan digenggamnya hangat. Tatapan pria itu terlihat tulus dan juga penuh harap. Gilang menggelengkan kepalanya. "Aku antar pulang ya. Istirahatlah di rumah dan jangan terlihat sesedih ini. Apapun dan bagaimanapun yang sudah terjadi hari ini, ijinkan aku untuk menyelesaikan semuanya dulu. Meredakan emosi Nea dan Ghea." Kata Gilang lembut.
