Riska masih tak paham. "Aditya, kamu paham kan kalau aku tuh nggak nyaman banget? Aku gak lagi bercanda. Aku serius."
Aditya tersenyum. "Iya. Aku paham Ris. Sangat amat paham. Tapi mau gimana lagi kalau kenyataannya aku gak bisa menghentikan itu. Karena aku ingin memilikimu." Ujarnya berani. Karena Aditya sudah merasa terlalu lama mengulur waktu untuk mengungkapkan perasaannya.
Tentu saja kalimat terakhir yang dikatakan Aditya itu langsung membuat Riska terkejut.
"A-apa??" Tanya Riska.
"Ya. Aku serius." Ucap Aditya sambil tetap menyetir. Mobilnya berbelok ke kiri memasuki gang lain yang bukan jalan raya.
"Stop di depan." Ujar Riska tegas.
"Tapi ini belum sampai--"
"Aku bilang stop di depan!!" Tegas Riska yang mulai menaikkan volume suaranya.
Aditya menelan ludahnya. Ia tak menyangka reaksi Riska jadi begini sekarang. Mau tak mau ia menuruti permintaan Riska dan menepi ke kiri.