"Makasih ya Kin, aku nggak nyangka sih kemarin lusa kamu mau ikut nganterin Ezra ke bandara." Ujar David.
Kinan tersenyum. "Dari pada nggak sama sekali."
"Gimana perasaan kamu sekarang?" Tanya David. Ia memang hobi bertanya perihal itu pada Kinan. Seolah selalu ingin tahu bagaimana perkembangan perasaan Kinan yang masih dalam mode move on itu.
Kinan terkekeh. "Masih sama. Masih butuh waktu. Tapi aku lega. Setidaknya dia masih ingin berteman denganku. Padahal sebenarnya aku tidak bisa berteman dengannya. Tapi apa boleh buat. Dari pada pikiranku semakin resah dan terus begitu. Lebih baik let it flow saja kan? Bersedih berkepanjangan juga nggak baik buat kesehatan jantung."
"Hahaha, dasar dokter."
"Kamu sendiri gimana? Udah lega bisa menjadi peran kakak yang baik untuk Ezra?"
"Sangat amat lega, Kin."
"Aku senang lihat kamu ngetreat dia dengan baik. Padahal dulu kalian selalu kelihatan musuhan. Terus memberengut di mana-mana." Ujar Kinan.