Keesokan harinya, Riska beralih ke shift pagi sepeeti biasa. Jadi ia menginap di rumah sakit tanpa pulang.
Begitulah Riska, kalau ia kena shift malam dan mendampingi dokter jaga, ia enggan pulang di jam yang sudah sangat larut. Lebih baik ia tidur di rumah sakit saja. Di ruangan tidur para perawat yang tersedia tempat tidur susun.
Itu sudah biasa bagi Riska. Orang tuanya juga sudah hafal dan percaya saja.
Dan pagi ini, di jam delapan lewat sepuluh menit. Riska sudah terlihat segar, rapi, dan wangi. Gadis itu ikut berkumpul di meja resepsionis lantai dua, dekat koridor kamar rawat VIP.
"Riska, sudah sarapan?" Tanya Suster Anggi.
"Sudah, Nggi. Kamu belum memangnya?"
"Belum. Makanya cari temen buat beli roti ke kantin."
"Kebiasaan. Sama Dinda saja sana.."
"Dia sudah ngikut Dokter Adit. Tadi aku sisipan sama mereka di ICU." Ujar Anggi.
Riska terdiam. Bukannya Aditya shift malam?
"Bukannya Dokter Adit masih shift malam lagi ya?"