Sudah ada sekitar lima menit lamanya, lima orang di hadapan Nea hanya melihat ke arahnya dengan tatapan terharu dan sedikif bengong.
Nea terkekeh pelan. "Aku tidak apa-apa." Ujarnya.
Hana menghembuskan napas panjangnya dengan jelas. Kemudian ia menggenggam hangat tangan kiri putrinya yang masih dikenakan selang infus.
"Yakin nggak kenapa-napa? Nggak ada yang sakit?" Tanya Hana lagi. Sejak tadi Hana menanyakan pertanyaan itu berulang kali. Hingga Nea bosan mendengarnya.
Nea terkekeh lagi. "Nggak apa-apa Maa.. cuman sedikit lemes aja."
"Kalau gitu mau disuapin bubur? Bubur ayam kesukaan kamu. Kuahnya banyak tuh." Tawar Hana.
Dan Nea mengangguk saja. Perutnya sudah bisa merasakan lapar.
Sudah ada tiga puluh menitan Nea sadar dan tetap bangun. Rasa kantuknya masih ada, namun Nea enggan terpejam lagi. Ia masih menelan sendirian tentang apa yang sudah ia impikan tadi.