Chereads / COUPLE WORLD FOR 'JOMLO' / Chapter 10 - CWFJ 10 : Membuat Keributan

Chapter 10 - CWFJ 10 : Membuat Keributan

Pria tampan yang memakai setelan jas formal hitam dan kemeja putih itu kembali lenyap ke bawah. Nea benar-benar ingin melarikan diri sekarang juga.

Dan gadis muda itu kembali menutup ruangan berpintu emas. Sepertinya Nea tidak jadi dimasukkan ke dalam sana.

"Ikuti aku lagi." Kata gadis muds itu yang tetap bernada ramah pada Nea.

Nea kira gadis itu akan marah padanya. Namun ternyata tidak. Dan lagi pula, Nea tidak punya salah apapun.

Gadis itu kembali menyuruh Nea untuk masuk ke dalam kamar tidur yang tadi. Nea dibiarkan sendirian lagi di kamar itu.

"Tunggu saja di sini hingga ada yang menjemputmu kemari." Kata gadis itu. Kemudian pintu kamar ditutup kembali.

Nea mengangguk saja dan duduk di tepi ranjang awan. Gadis itu menyisir ruangan kamar tersebut. Ternyata terdapat satu pintu ramping yang terletak bersebrangan dengan ujung ranjang.

Begitu Nea buka, ternyata isinya hanyalah kamar mandi. Bukan ruangan apa-apa.

"Aku mau diapain yah? Tadi gadis itu nyuruh aku masuk ke kamar rias kayaknya. Untuk apa aku dirias? Astaga!! Masa iya aku bakal dijadiin pelayan raja-raja gitu yang kayak di film barat? Atau jangan-jangan aku mau dijual!! Gila sih ini tempat apa siiihh??"

Nea mulai frustasi. Tentu saja. Perempuan normal juga akan frustasi jika berada di tempat asing dan fantasi seperti ini.

Meskipun suasana sekitar sangat nyaman, berwarna cerah dan tidak suram, namun tetap saja Nea tidak mau berada di situ. Ia ingin kembali ke dunianya sendiri. Tapi bagaimana caranya keluar?

Nea mulai resah.

Gadis itu ingin keluar dari kamar. Ia memutar handel pintu seperti cara gadis muda tadi membuka pintu kamar dengan mudah.

Namun, tidak bisa. Nea membulatkan kedua matanya. Ia sengaja dikunci? Nea mulai memberontak. Ia menaik-turunkan handel pintu dengan brutal.

Brak brak brak!!!

"BUKAIN DOOONGGG!! PLIS BUKAIN. AKU MAU KELUAR DARI SINI!!! BUKAIIIINNN!!"

Hening.

Sunyi.

Nea mulai sedikit menangis. Jujur saja, setangguh apapun dirinya ia tetap saja punya rasa takut dan rasa khawatir yang bercampur jadi satu.

Kemudian gadis itu berlari ke arah jendela. Jendela luas berbahan kaca yang ternyata tidak bisa dibuka.

Nea menggedor-gedor kaca jendela itu sebisa mungkin agar pecah. Namun, yang ada tangannya sendiri yang kesakitan. Dia juga mencoba memukul kaca jendela itu dengan lampu tidur yang ia ambil begitu saja.

Kamar itu mulai terlihat berantakan.

Sungguh, kaca jendela itu tidak bisa pecah sedikitpun. Bahkan menunjukkan keretakan saja tidak.

Nea mengatur napasnya yang terengah. Ia terdiam ketika melihat keadaan di luar kaca jendela yang sangat menakjubkan.

Pemandangan menakjubkan itu lebih rendah dari posisinya. Mungkin sekitar sepuluh meter jarak ke bawah sana. Jadi, posisi kamar Nea itu tinggi dari pemandangan yang Nea lihat.

Nea melihat hamparan lantai awan di mana-mana. Rupanya area serba awan ini tidak memiliki ujung.

Kedua mata Nea yang menangis, kini sudah berhenti menangis. Ia diam dan menyeka air matanya. Ia melihat banyak perempuan seusia dirinya atau mungkim lebih tua dan lebih muda darinya.

Para perempuan itu seperti memiliki pemandu mereka sendiri. Satu perempuan memiliki satu guide. Guide itu seorang gadis seperti gadis muda yang Nea temui tadi. Namun tentu saja wajahnya berbeda-beda.

Para gadis muda itu sepertinya memang bertugas memandu para perempuan yang masuk ke dunia ini.

Nea terus mengamati. Para perempuan itu memang telah berdandan cantik sesuai pilihan dandanan mereka. Bahkan ada yang berpakaian formal seperti pergi ke kantor, ada yang memakai gaun pesta, ada juga yang memakain gaun feminim yang sopan.

Semua perempuan itu terlihat cantik-cantik.

Nea bisa melihat dengan jelas semua perempuan itu tampaknya disuruh memilih satu pria diantara barisan para pria yang berjumlah banyak itu.

"Gila!! Ini apaan sih? Acara take me out? Take him out? Apaan sih sebenernyaaa??!!" Kesalnya lagi.

Memang terlihat jelas barisan para pria berformasi rapi seperti barisan upacara. Jumlah para pria itu sepertinya ratusan.

Dan semua pria itu mengenakan setelan jas formal dengan warna yang sama. Yaitu berwarna silver dan kemeja putih.

Yang pasti, wajah semua pria itu sangat tampan sekali. Oppa-oppa korea sepertinya lewat!!

Nea berdecak kagum. Apa ini ajang memilih jodoh sesuai kriteria?

Dan ia juga melihat salah satu perempuan berhasil memilih satu pria diantara barisan itu. Pria itu menurut begitu saja dan memperlakukan si perempuan dengan lembut dan menggandeng tangan perempuan tersebut.

Jadi, ini benar-benar ajang pemilihan jodoh? Setelah memilih bisa langsung resmi menjadi kekasih, begitukah?

Nea masih tak paham sama sekali. Bagaimana bisa para pria itu terlihat murah sekali? Ups! Murah? Nea sedang kesal, jadi ia berkata bebas dalam benaknya.

Kemudian Nea mengacak-acak rambutnya. Ia merasa sedikit frustasi. Dan ketika ia mengamati semua perempuan yang ada di sana, semua perempuan itu tampak menurut saja dan tidak banyak bicara.

Fokus para perempuan itu seperti sudah disetting pada pria tampan yang mereka inginkan.

Klek!!

Nea segera menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Gadis muda yang tadi itu muncul lagi.

"Kamu? Oke. Aku mau diapain? Aku tanya baik-baik. Sebenarnya ini tempat apa? Kamu siapa? Aku ingin pulang." Ucap Nea tegas.

Gadis muda itu hanya berdiri dengan wajah datarnya. "Bersikaplah wajar. Sudah kubilang tidak akan ada yang menyakitimu."

"Bagaimana aku bisa bersikap wajar? Aku manusia normal. Aku bisa ketakutan dan aku bisa merasa khawatir dengan hal yang tidak kuinginkan terjadi." Bantah Nea.

Pria tampan bersetelan jas formal hitam putih itu berdiri di belakang gadis muda itu. Melihat Nea panik, pria itu sepertinya ingin menenangkan Nea dengan membawa serbuk gliter keemasan.

Nea tahu itu digunakan untuk apa, yaitu serbuk gliter itu akan berubah seperti asap beraroma wangi ketika dihamburkan. Nea akan dibuat tertidur.

Gadis itu tidak mau. Ia tidak akan mau tubuhnya disentuh oleh orang asing.

Dengan kekuatan kilat, Nea menendang tulang kering kaki kiri pria tersebut. Tentu saja pria tampan itu mengeram kesakitan dan terjatuh ke kiri.

Sontak saja, piring kaca kecil yang berisi serbuk gliter keemasan itu juga terjatuh. Alhasil, serbuk gliter keemasan itu jadi berhambur di ruangan kamar tersebut.

Gadis muda itu terkejut dan hendak menolong pria itu.

Sedangkan Nea menutup hidung dan matanya. Lalu ia berlari keluar dari kamar serta menutup pintu kamar itu dengan rasa puas.

Yang terjadi di dalam kamar itu kini gadis muda dan pria tampan yang sangat formal itu tertidur pulas.

Nea menepuk kedua tangannya dan meniupnya, ia bergaya cool seperti bangga pada dirinya sendiri yang bisa melarikan diri.

Namun ketika ia berbalik dan akan berlari entah ke mana, ternyata sudah ada seorang pria tinggi yang menghadangnya.

Pria itu sangat amat tampan sekali. Wajahnya berbeda dengan yang lain. Lebih tampan saja dari semua pria yang sudah Nea lihat.

Bagi Nea, pria yang ada di hadapannya dengan jarak dua puluh centi meter itu adalah kriterianya. Wajah tampan perpaduan antara Cha Eun Woo dan Xu Kai. Bahkan, kedua mata Nea sampai tidak berkedip selama tiga menit. Hm, tapi perpaduan wajah Cha Eun Woo dan Xu Kai itu seperti apa ya? Pasti sangat imut dan tampan!! TITIK.

"Kau sudah selesai membuat keributan apa?" Tanya pria itu. Bahkan, suaranya saja membuat Nea semakin dagdigdug!

*****