"Maa, Paa.. Nea mau ngomong." Ujar Nea serius.
Melihat Nea bicara begitu, Hana dan Dika saling tatap sepersekian detik. Lalu Dika yang menjawab. "Boleh, bicara saja.." ujar Dika kalem. Sedangkan Hana sudah menatap tajam putrinya.
Nea berdehem pelan. "Kayaknya, Nea mau tinggal mandiri di apartemen lagi kayak dulu. Nea cuman ngasih tahu. Nea rasa Nea gak perlu minta ijin. Karena itu keputusan Nea. Akhir pekan ini Nea mulai tinggal di sana lagi. Suka atau nggak suka. Diijinin atau nggak diijinin, pokoknya Nea mau di sana lagi. Lebih baik tinggal mandiri lagi saja, dari pada setiap hari jadi dicurigai perihal sepele." Ujar Nea berani dan tegas.
KLETAK!
Bunyi sendok dan garpu yang diletakkan dalam tempo yang bersamaan. Sengaja diletakkan sekeras itu agar tahu bahwa si empunya emosi. Hana menatap putrinya tajam.
