Happy reading
Berlian mengatur nafasnya. Ekpresi wajahnya terlihat lusuh. Rayn menatapnya tajam, merasakan tenggorokannya tercekat. Dia ingin menciumnya lagi. "Nyonya, San! Apakah kamu merayuku?" Rayn bergumam dengan suara yang berat.
Berlian bingung sesaat sebelum kesadarannya kembali. Dia benar-benar tidak percaya bahwa dirinya terpengaruh dengan rayuan pria. Dia mencoba bangkit, namun kursi yang diduduki Rayn dekat dengan meja.
Dia berdiri tiba-tiba, pinggang Berlian membentur sudut meja membuat dia berteriak kesakitan lalu terjatuh kembali. Ekpresi Rayn berubah. Dia mengulurkan tangannya untuk menangkap Berlian dan menggosok di tempat yang memar. "Mengapa kamu tidak berhati-hati? Biar aku lihat."
Kehangatan telapak tangan Rayn membangkitkan ketegangan di tubuh Berlian. Gadis itu menggelengkan kepalanya meskipun matanya berair karena kesakitan. "Aku baik-baik saja."