Chereads / Introvert Wife and Hyper Husband / Chapter 8 - Pagi Hari Yang Berbeda

Chapter 8 - Pagi Hari Yang Berbeda

Asia berharap yang terjadi semalam hanyalah mimpi saja dan bisa terbangun dari mimpi yang sangat kelewat lancang dan tidak masuk akan itu tapi nyatanya ini adalah benar-benar nyata dan bukan mimpi setelah melihat Pria tampan yang saat ini memeluk tubuhnya dengan cukup erat dari depan.

"Aaaaaaaak.... aaaaw, tidak mungkin." ucap Asia yang berteriak serta mencubit pipinya sendiri saat ini karena kaget dengan tubuh mereka yang hanya di balut oleh selimut tebal tanpa pakaian.

"Berhentilah berteriak sayang ini masih jam 3 pagi..," ucap Bilal yang masih mengantuk terbangun sebentar karena suara nyaring istri kecilnya tapi kemudian Bilal tidur kembali dengan mendekat Asia lebih erat.

"Bangun...., bangun..., aku mau mandi....," ucap Asia setidaknya walaupun ini bukan mimpi dan Asia telah melakukannya dengan suaminya sendiri tetap saja saat ini Asia butuh mandi untuk mendinginkan tubuh dan otaknya yang agar lebih dingin dan bersih.

"Nanti saja...., 3 menit lagi ya....," ucap Bilal yang saat ini sangat merasa mengantuk karena baru tidur 1 jam yang lalu.

"Ini udah lebih dari tiga menit." ucap Asia yang kembali bersuara setelah 3 menit lebih Asia menunggu suaminya ini selepasnya nyatanya tidak juga yang tentu saja hal ini membuat Asia kesal.

"5 menit lagi... Sayang." ucap Bilal kali benar-benar membuat Asia tidak bisa bicara karena tangan dan kaki Asia kaku pada saat Bilal memeluknya erat seperti bantal guling sedang saat ini mereka tidak memakai sehelai benang pun.

"Hiks....hiks....hiks...., aku hanya ingin mandi tolong lepaskan aku....," ucap Asia yang merasa kesal akhirnya menangis Asia juga merasa sedikit tidak nyaman karena merasa tubuhnya sangat lengket saat ini.

"Apa.. baiklah aku akan mengantarkan mu...., Sayang berhentilah menangis..."ucap Bilal sambil terus mengecupi kening dan pucuk kepala istrinya dengan penuh kasih sayang, Bilal juga membalut tubuh Asia dengan selimut dan telah mengunakan celana bokser miliknya Sebelumnya.

"Hiks....., hiks..., kenapa dia masih disini?" batin Asia yang saat ini memegangi erat selimut yang membungkus tubuhnya setengah di letakkan di atas closed duduk Asia hanya menatap punggung suaminya yang saat ini tampak sedang mondar-mandir mengisi bathtub dengan air hangat dan sabun sepertinya.

"Kamu tidak berharap aku pergi tanpa bertanggung jawab bukan?" ucap Bilal saat ini yang berniat membantu istrinya untuk melepaskan selimut lagi pula semalam Bilal telah tahu semuanya.

"Tidak...., aku bisa sendiri...," ucap Asia yang berteriak kencang.

Bahkan hanya untuk pagi dihari pertama Asia resmi menjadi seorang istri tuan muda agresif ini Asia sudah berteriak kencang sebanyak dua kali pagi ini hanya karena masalah yang tidak terlalu serius.

"Baiklah aku mau lihat apakah kamu berjalan dengan benar kearah sana?" ucap Bilal seraya menunjuk kearah bathtub. Bilal sebenarnya cukup ragu jika istri mungilnya yang cukup keras kepala ini bisa berjalan dengan baik pagi ini.

"Mengapa kamu berkata seperti itu tuan muda hyper agresif dan sombong. Aku akan membuktikan jika aku ini bukan perempuan yang lemah." batin Asia yang masih berdiri dan berjalan terasa aneh pada bagian sensitifnya yang terasa cukup perih sehingga membuat Asia berjalan dengan tidak biasa.

"Lihatlah dia melangkah begitu sangat lambat dan mengemaskan aku sangat ingin mengulangi momen beberapa jam yang lalu lagi disini." batin Bilal yang begitu gemas dengan tingkah istri mungilnya yang selalu berhasil menarik perhatiannya ini.

"Ini tidak sulit lihat aku sudah bisa berjalan dengan baik, sekarang anda silahkan tutup pintu kamar mandi dari luar." ucap Asia tanpa menoleh karena merasa malu dan Asia berharap suaminya ini segera pergi dari hadapannya untuk saat ini.

Asia tidak mendengar langkah kaki menjauh tapi tak lama kemudian akhirnya terdengar juga langkah kaki yang menjauhinya dan suara pintu yang tertutup.

"Alhamdulillah akhirnya aku selamat." ucap Asia yang merasa lega meskipun belum memeriksanya sendiri.

"Selamat dari apa maksud mu sayang?" ucap Bilal yang ternyata tidak keluar atau pun menutup pintu dari luar tapi justru sebaliknya Bilal menutup pintu diri dalam dan masih ada didepan pintu masuk saat ini.

"Bagaimana mungkin, kenapa dia tidak pergi juga?" batin Asia yang merasa cukup kesal karena tadi Asia telah mengusir suaminya ini tapi tampak terlihat tidak mengerti apapun.

"Kenapa anda masih disini?" ucap Asia mencoba untuk berkomunikasi dengan baik agar suaminya yang menyebalkan ini bisa segera pergi.

"Tentu saja menemanimu...., atau mungkin kita sekalian bisa....," ucap Bilal yang terputus karena Asia berteriak dan menangis sambil mengusirnya saat ini.

"Tidak....., pergi....., aku butuh waktu sendiri." ucap Asia yang saat ini merasa kesal dan marah sekaligus sedikit yang bercampur menjadi satu sehingga membuat Bilal bungkam dan terpaksa meninggalkan Asia sendiri tapi Bilal hanya keluar dari kamar mandi saja tidak keluar kamar.

"Bagaimana mungkin istriku bisa terlihat begitu kesal dan marah pada ku seperti itu..., aku takut nanti dia benar-benar nekat pergi seperti dulu karena aku yang sedikit tidak sabaran." ucap Bilal yang saat ini memilih mengalah dan memberikan waktu untuk istrinya membersihkan diri, lagi pula sebelumnya Bilal hanya berniat sedikit mengoda istrinya saja Bilal paham istrinya tercinta pasti cukup lelah saat ini.

Bilal memutuskan untuk pergi mandi dan melakukan sholat malam diruang kerjanya saja karena Bilal masih ingat memberikan waktu untuk Asia agar bisa mulai terbiasa dengan sikapnya yang sedikit berbeda hyper aktif dan bisa menjadi seorang hyper sex pada saat berdekatan dengan istrinya Asia yang memang begitu sangat cantik dan sempurna dimata Bilal.

"Alhamdulillah dia telah benar-benar pergi dari kamar ini, sepertinya dia benar-benar telah merancang dengan baik untuk segera memiliki anak yang banyak seperti yang diucapkannya tadi malam." ucap Asia yang merasa kesal namun sedikit lega karena saat ini hanya mengenakan pakaian atasan yang cukup tipis namun panjang yang kebetulan ada didalam kamar mandi.

Asia segera berganti pakaian kemudian melaksanakan salat malam tidak lama kemudian setelah itu mengaji sampai subuh lalu kembali melaksanakan sholat subuh. Asia mendapatkan segalanya yang cukup lengkap didalam ruangan gantinya yang serba ada dan cukup luas.

"Aku benar-benar tidak menyangka dari seorang gadis menjadi seorang wanita ternyata bukanlah hal yang mudah. Batal pula terdapat tanda merah yang cukup memalukan jika dilihat oleh lain." batin Asia yang saat ini berusaha menutupi stempel merah karya suaminya itu dengan makeup yang terlah tersedia.

Walaupun Asia tidak pintar-pintar amat mengunakan makeup tapi setidaknya Asia juga tidak terlalu bodoh dan bisa belajar dengan cukup baik dan mampu membuat beberapa stempel yang berwarna cukup merah terang ini tertutup dengan baik sesuai dengan warna kulit Asia.

"Apa yang kamu lakukan, aku membuatnya dengan susah payah kamu malah menutupinya. Kamu sengaja ya sayang ingin aku membuatnya lebih banyak?" ucap Bilal yang tiba-tiba datang dengan pakaian yang sudah rapi.