"Sayang dengarkan aku...., jangan marah ya. Kamu mau apa pun boleh kok asal aku dimaafkan...," ucap Bilal yang saat ini membujuk istrinya yang ngambek.
Asia bukan tipe perempuan yang mudah untuk disogok. Namun bukan berarti gadis cantik ini sulit untuk ditaklukkan, hanya saja harga dirinya yang tinggi tidak ingin diinjak-injak oleh siapapun walaupun itu adalah suaminya sendiri.
"Setelah tadi mengatakan aku seperti anak kecil saat ini bahkan kakak ingin menyogok ku..., aku ini anti sogok tau...," ucap Asia sambil melipat kedua tangannya kedepan.
"Iya sayang aku tau, aku tidak bermaksud menyogok hanya memberikan hadiah kecil pada istri ku yang cantik ini saja." ucap Bilal dengan gemas mencubit hidung istrinya tercinta yang mancung dan mungil itu.
"Kan nyebelin lagi, baru juga mau dimaafin...," ucap Asia sambil mengusap hidungnya yang yang sebelumnya ditarik oleh Bilal dengan cukup kencang membuat Asia langsung menepis tangan suaminya yang menyebalkan.
"Maaf lagi yang, aku cuma terlalu gemes aja sama kamu. Bawaannya pengen peluk dan cium tapi kamu malah ngambek jadi aku cubit aja hidung mungil kamu yang mengemaskan itu." ucap Bilal yang saat ini bicara dengan jujur tentang yang diinginkannya saat ini bahkan sepertinya membuat Asia cukup terkejut.
"Mengapa dia dengan mudah menginginkan hal yang biasa dilakukan oleh pasangan suami istri yang saling mencintai bukannya kita menikah ini karena terjadi kesalah pahaman yang menyeret namanya terpaksa bertanggung jawab pada ku.....," batin Asia.
Asia mengannggap pernikahan mereka ini meskipun terjadi bukan karena saling cinta tapi Asia akan menghormati suaminya layaknya seorang istri yang baik meskipun Asia sendiri tidak tahu akhirnya hubungan mereka ini akan berakhir baik atau tidak.
"Sayang mengapa malah melamun, masih sakit ya....," ucap Bilal yang saat ini dengan jarak begitu dekat dengan wajah Asia karena memperhatikan hidung mungil Istrinya itu yang memerah.
"Bagaimana mungkin dia berada di jarak sedekat ini dengan ku...., aku menjadi gugup jika dia tidak kunjung menjauhkan wajahnya dari ku...," batin Asia yang saat ini bukan hanya hidung bahkan wajahnya telah memerah karena merasa malu.
"Saat ini bukan hanya hidungmu tapi juga wajah mu terlihat memerah, sayang kamu benar-benar tidak kenapa-kenapa kan?" ucap Bilal yang khawatir saat ini menempelkan telinganya pada dada istrinya untuk memastikan sesuatu.
"Apa yang kakak lakukan, menjauh." ucap Asia tidak ingin sampai suaminya tahu jika saat ini detak jantungnya berdetak lebih cepat.
"Baru saja ingin memastikan jika dirimu sedang jatuh cinta padaku...., tapi aku tidak bisa karena jika aku memaksa istriku yang menggemaskan ini akan lebih marah nanti." Batin Bilal yang saat ini hanya bisa tersenyum kecil dan berharap istrinya tercinta ini sudah tidak marah lagi.
"Senyum yang lebar itu terlihat begitu sangat menyenangkan. Mengapa dia selalu seenaknya saja begitu hyper aktif dan menyebalkan seharusnya dia mengerti jika aku ini sangat malu.....," batin Asia yang saat ini meremas tangan yang yang menyilang bahu.
"Sayang kamu baik-baik saja bukan, aku tidak bermaksud untuk membuat mu dipermalukan. Kamu adalah istri ku..., aku tidak a kan membiarkan hal itu terjadi....," ucap Bilal yang saat ini mulai paham sepertinya Asia mulai teringat kembali dengan trans lamanya.
"Aku tidak percaya padamu...., kamu sengaja bukan ingin membuat persahabatan aku menjadi rusak dan kita semua akhirnya bermusuhan." ucap Asia yang saat ini bahkan ucapannya sendiri sudah tidak sesuai dengan yang sebelumnya terjadi.
Asia yang merasa dirinya dipermalukan kadang akan bergumam tidak jelas dan malah bahkan ucapannya sendiri kadang tidak disadari olehnya. Asia pernah mengalami kesulitan membedakan masa lalu dan masa saat ini yang berkaitan dengan traumanya yang dapat reda pada saat Asia mendapatkan pelukan hangat seseorang.
"Sayang maafkan aku...., seharusnya aku menjagamu bukan membuat mu kembali teringat dengan luka lama mu. Tapi apa boleh buat karena aku sendiri adalah bagian luka itu akan akan berusaha menyembuhkan mu....," ucap Bilal yang saat ini memeluk erat istrinya tercinta yang saat ini mulai terasa lebih tenang dan tidak asal bicara seperti sebelumnya lagi.
Walaupun Asia memang masih tampak memegangi bagian kepalanya yang terasa pusing dan berat dan hampir saja oleh dan jatuh kelantai jika bukan karena Bilal yang menahan tubuhnya dalam pelukan hangat laki-laki bertubuh besar itu.
"Aku sangat ingin salat buah dan sayur yang ada potongan dada ayamnya...., saat ini tiba-tiba perutku lapar...," ucap Asia sebelum kehilangan kesadaran.
"Sayang aku akan memenuhi permintaan tapi dirimu jangan seperti ini lagi aku sangat khawatir. Dokter Fara cepat pelayan panggilkan dokter Fara!" ucap Bilal yang saat ini tidak ingin istrinya tercinta mengalami sesuatu hal yang lebih buruk dari hal ini.
"Baik tuan muda, sebentar lagi dokter Fara akan sampai ke mission besar ini dalam jangka waktu singkat." ucap pelayanan laki-laki itu.
Tentu saja semuanya pelayanan laki-laki itu hanya melaporkan dengan kepala tertunduk karena tidak ada yang boleh melihat wajah Nyonya muda rumah ini. Alasannya karena Tuan muda mereka adalah tipe yang sangat pencemburu.
"Siapkan juga salat sayur dengan beberapa potong dada ayam yang cukup dan juga salat buah untuk Istriku." ucap Bilal yang saat ini membaringkan istrinya tercinta diatas tempat tidur setelah itu menggenggam tangan kanan Asia terus menerus berharap agar Asia bisa segera sadar.
"Baiklah tuan saya mohon izin pergi melaksanakan perintah." ucap pelayanan laki-laki itu kemudian langsung pergi setelah mendapat anggukan dari Bilal, kemudian pergi ke dapur meminta koki membuatkan pesanan dari tuan muda mereka.
"Maaf tuan muda saya datang terlambat karena macet." ucap dokter Fara yang baru saja datang untuk mengecek keadaan istrinya. Dokter Fara bukan hanya dokter sembarangan tapi dokter yang sangat berpengalaman dalam bidang Psikologi walaupun usianya begitu muda. Dan selain itu dokter Fara juga adalah pasangan dari sahabatnya yang sebenar lagi mereka akan segera menikah.
"Cepatlah kamu periksa Istriku sekarang aku tidak perlu alasan mu itu." ucap Bilal yang tidak terfokus pada yang lain walaupun sedang berbicara pada dokter Fara wajahnya hanya menatap kearah istrinya saja yang belum kunjung sadarkan diri.
Dokter Fara kemudian langsung memeriksa keadaan dari Asia yang sepertinya ada sesuatu hal yang membuatnya ingat dengan traumanya dimasa lalu.
"Sebelumnya apakah anda melakukan sesuatu yang membuat Nyonya muda teringat dengan masa lalunya yang kurang baik?" ucap Dokter Fara bertanya dengan berhati-hati walaupun calon suaminya bersahabat baik dengan tuan muda Bilal bukan berarti Dokter Fara juga akan mudah dekat dengan sahabat dari calon suaminya yang sangat dingin ini.
"Mungkin iya tadi aku membuatnya merasa sengat malu....., dia lupa jika aku ini suaminya dia merasa aku mempermalukannya padahal aku hanya menggodanya saja....," ucap Bilal yang saat ini menyesal telah melakukan sesuatu hal yang membuat Asia tidak sadarkan diri.
Sedangkan dokter Fara bisa melihat banyak sekali stempel warna merah disekitar leher jenjang Asia sehingga menyimpulkan jika gadis cantik yang tidak sadarkan diri ini mungkin terkejut dengan tuan muda yang terlalu Hyper aktif dan tidak sabaran ini.