"Ada apa, Mike?" tanyanya to the point begitu telepon tersambung. Ia masuk ke dalam lift dan menekan angka satu untuk kembali ke lantai bawah lalu pergi.
"Menyusullah ke New York, Harry."
"Apa?!"
"Mansion itu sudah diretas keberadaannya, Harry. Aku membawa tuan dan nona ke mansion di Newyork. Jika kau tak mau kau bisa menyetorkan nyawamu di sana. Dan ... Selamat tinggal."
"Brengsek kau!" umpat Harry mendengar kekehan Mike di seberang karena ucapan selamat tinggal yang dibuat-buat sedih. Astaga pria bajingan itu. Tunggu saja pembalasan dari Harry nanti.
"Baiklah aku akan segera menyusul," lanjutnya kemudian. Ia lantas mematikan sambungannya tepat saat itu pintu lift juga terbuka.
Harry segera berlari ke arah mobil yang sudah disiapkan tapi sebelum ia pergi menyusul tuannya … bukankah ia harus menyelesaikan lagi tugasnya di anak perusahaan Lucas yang lain? Aish ... benar-benar sial. Kalau begini ia tak akan sampai sebelum Lucas sadar. Justru pria dingin itu akan langsung menatapnya dengan tatapan amat menusuk nantinya. Astaga ... Harry seperti kehilangan semangat bekerja dengan tuan Agung itu.
Harry segera melajukan mobilnya menuju cabang perusahaan Lucas yang lain. Tak ada David atau siapapun yang menemaninya. Dia memang tak sempat memikirkan orang untuk menemaninya. Jangankan orang, berkas-berkas penting saja ketinggalan di mansion karena terlalu gugup tetapi untung saja ia bisa menyelesaikan masalahnya.
"Sial. Kenapa harus macet?" ujarnya frustasi melihat mobil-mobil di depannya yang menunggu. Ia segera keluar dan menelpon seseorang.
"Bawakan aku mobil lain dan urus mobil sialan ini," ujarnya lalu mematikan sambungannya.
Ia kembali berlari ke arah gang kecil untuk mempercepat tujuannya. Peduli setan dengan mobilnya yang tertinggal. Ia harus segera menyelesaikan masalah ini atau ia akan melihat Lucas menatap jengah padanya karena tidak berada di samping pria itu begitu sadar. Tatapan yang sangat ia hindari setelah ia melakukan tugasnya. Ia tak mau mengecewakan tuannya lagi.
Mobil hitam legam lain sudah menunggu Harry di ujung gang sana. Ia harus cepat atau Lucas benar-benar akan menguliti Harry dengan tatapn mautnya.
"Setelah ini bakar mobil itu dan apapun yang bersangkutan dengan tuan. Aku pergi dulu," ujarnya pada pria berbaju serba hitam yang turun dari mobil.
Pria itu mengangguk mengerti. Dia ... salah satu orang Lucas yang bertugas memata-matai daerah di Washington.
Tanpa menunggu lagi, Harry langsung masuk ke dalam mobil dan melajukannya dengan cepat tanpa melihat ke arah anak buah yang langsung pergi masuk ke dalam gang. Pria itu sudah paham tugasnya. Ia juga harus hati-hati saat bertugas.
Pria itu melihat ada beberapa orang yang mulai mendekati gang sempit ini. Sial. Ia harus cari jalan lain. Sepertinya Harry tak tau ia juga diikuti beberapa orang saat datang ke tempat ini. Sialan!
Pria itu lantas mengeluarkan pistolnya saat terdengar derap langkah kaki mulai mendekati tempat persembunyiannya. Ya ... sebab percuma ia lari. Mereka akan menemukannya karena gang ini yang tidak terlalu panjang. Lebih baik ia bersembunyi dibalik tembok lusuh. Dan ...
Dorr!! Dorr!!
Dorr!! Dorr!!
Tubuh empat orang pria tergeletak di tanah dengan kepala berlubang. Pria itu tersenyum simpul sebelum kembali berjalan santai melewati mayat mereka. Mana ada yang bisa melawan anak buah Lucas? Mereka hanya parasit dalam hidup tuannya. Dan parasit jika dibiarkan akan merajalela pertumbuhannya dan itu membuat kotor tumbuhan yang asli dan akan terlihat berserakan oleh orang yang melihatnya. Benarkan? Maka sperti itulah yang terjadi dengan para musuh Lucas.
Ia segera mengendarai mobil di tengah jalan itu. Bisa ia lihat mobil lain mengikutinya. Ingin bermain huh? Baiklah.. Come on!
Ia semakin mempercepat laju mobilnya tanpa peduli akan menabrak atau apapun itu. Ia hanya ingin bermain dengan mereka. Sampai mana mereka berani mengusik keberadaan tuan besarnya. Mari lihat!