Chereads / MAFIA And VEILED GIRL / Chapter 48 - 48. Salah Sasaran

Chapter 48 - 48. Salah Sasaran

"Diam ditempatmu, brengsek!" ucap Erix begitu berhasil mendobrak pintu kamar Nonanya. Sementara orang yang melihat todongan pistol darinya hanya mengerjap-ngerjapkan matanya bingung.

"Ada apa, Er?" tanyanya bingung. Bagaimana tidak? Erix tiba-tiba mendobrak pintu kamarnya dan menodongkan pistol ke arahnya. Memangnya apa salahnya? Apakah ada orang yang dikejar oleh Erix di rumah ini? Tetapi ia sejak tadi di dalam kamar dan tidak mendengar atau bahkan melihat siapapun.

Erix tersadar saat mendengar suara Nonanya. Kenapa ia tak melihat dulu siapa yang ia todong? Bodoh! Itu Nonanya yang cantik dan lihatlah bagaimana wajah itu kebingungan. Argh ... Erix kau memalukan!

Ia segera menurunkan pistolnya lalu melihat ke arah Zoa yang tengah duduk tenang dengan sebuah buku agak tebal ditangannya. Apa tadi Erix salah dengar? Tapi tak mungkin. Ia dengar dengan jelas ada suara seseorang di sini. Dan ia juga belum mengantuk untuk tidak mendengar suara itu untuk berspekulasi bahwa itu hanya halusinasi.

"Aku mendengar suara seseorang di sini. Kupikir ada penyusup yang diam-diam masuk ke kamarmu, Nona. Aku takut kau juga seperti Tuan tetapi ternyata tidak ada. Maafkan aku," ungkapnya menyesal karna telah lancang masuk ke kamar Zoa. Apalagi langsung menodongkan pistol ke arahnya. Pasti Nonanya kaget dengan ulahnya. Ah Erix.

Zoa tersenyum tipis. Mendengar penuturan Erix. "Aku sedang membaca kitabku. Maaf jika mengganggumu dan untuk suara yang kau dengar, mungkin itu suaraku. Maaf," jelasnya lantas menunduk.

Erix menyadari kebodohannya. Mana ada penyusup yang terus bersuara? Bukankah itu sama saja mencari mati? Erix ... kau memang bodoh serta memalukan.

"Ah ... maafkan aku, Nona. Baiklah aku pergi dulu. Lanjutkan saja bacaanmu. Sekali lagi aku minta maaf karena telah mengganggu waktumu dengan aksi bodohku," ujar Erix lalu segera keluar dari kamar Zoa dengan wajah merah menahan malu.

"Sepertinya aku terlalu lelah," gumamnya begitu keluar. Ia mengembalikan pistolnya ke saku belakang dan berjalan pergi.

"Hei bodoh, berhenti!"    

Erix menoleh. Mendapati Harry yang berjalan ke arahnya.

"Kau memanggilku?" tanyanya dengan menggaruk belakang kepala karena merasa ada yang memanggil sebelumnya. 

Harry terkekeh. "Apa ada orang bodoh di sini selain kau, Er?" tanya Harry. "Kurasa tidak," lanjutnya dengan gelengan kepala. Sementara Erix hanya mengedikkan bahu tak acuh. Harry memang kadang kurang asupan gizi hingga tak bisa membedakan mana yang benar-benar bodoh dan mana yang tidak. Kalau Erix bodoh tak mungkin kan Tuannya mempekerjakannya di sini? Harry benar-benar aneh.

"Kenapa kau tak membantu Mike?"

Erix mengernyit. "Membantu apa maksudmu? Aku baru saja selesai menunggu Mike berkutat dengan komputernya selama hampir enam jam. Dan kau bilang aku tak membantu Mike? Matamu memang perlu diganti mata ayam. Enak saja tak membantu. Meskipun aku hanya duduk saja tapi aku juga lelah asal kau tau!" sengitnya tak terima dengan pernyataan tidak berguna Harry.

Harry merotasi matanya dengan malas. "Lihat … kau benar-benar bodoh sekarang," ujarnya lalu mengeluarkan IPadnya. Membuka salah satu aplikasi di sana lalu menunjukkannya kepada Erix.

"Itu bukan salahku, Harry. Mike tak memberitahu apapun padaku tentang wanita itu," ujar Erix membela diri setelah melihat rekaman dimana Mike tengah bertarung dengan perempuan yang tak ia kenali. Ia bersedekap dada melihat wajah Harry yang terus tidak yakin dengannya.

"Ah tapi tadi dia bilang mau pergi membunuh wanita. Aku tak tau dia sudah menemukan keberadaan wanita itu lebih cepat," lanjut Erix mengingat ucapan Mike sebelum pergi tadi.

"Apa yang di rencanakan, Mike? Ia bahkan tak membawa satupun anak buah untuk berjaga."

Erix menautkan alisnya bingung. "Apa maksudmu, Harry?"

Harry diam sesaat. Ia menatap penuh pada Erix. "Dia kenal wanita itu, Er."