Chereads / Love Is Never Wrong / Chapter 7 - Pertemuan Pertama

Chapter 7 - Pertemuan Pertama

Kini Adrian sudah sampai di rumahnya. Seperti biasa, sesampainya di rumah Adrian langsung bersih-bersih, makan, setelah itu melanjutkan pekerjaannya di rumah

Drt... Drt... Drt...

Tiba-tiba saja ponsel Adrian begetar. Ternyata ada telepon masuk dari nomor yang tidak di kenal.

"Siapa nih? Apa ini Caca? Tapi kalo Caca pasti gua udah ada nomornya dong. Kan tadi gua udah tukaran nomor sama dia," pikir Adrian di dalam hatinya.

Kemudian daripada bertanya-tanya, Adrian pun langsung mengangkat telepon dari seseorang itu.

"Hallo."

"Hallo Mas. Mas udah sampai di rumah?"

"Iya, udah di rumah. Maaf, ini siapa ya?"

Tidak membutuhkan waktu lama pesan Adrian langsung di balas olehnya.

"Oh iya maaf. Ini aku Nesya. Aku ganggu waktu kamu ya?"

"Ohh, Nesya. Engga kok. Kebetulan saya juga lagi santai. Kenapa Nes?"

"Ga kenapa-kenapa si. Tadi aku dapat nomor kamu dari Eric. Kata Eric juga kamu tuh sibuk kerja terus walaupun di rumah. Kamu udah makan?"

"Udah. Jangan dengerin kata Eric. Dia itu orangnya suka becanda."

"Hehe, iya. Yaudah kamu istirahat ya, udah malam."

"Oh iya Nesya. Kamu besok bisa ikut saya ga ke panti asuhan?"

"Panti asuhan? Kamu punya panti asuhan?"

"Iya. Punya orangtua saya si sebenarnya. Gimana? Kamu bisa?"

"Iya, bisa kok. Kebetulan juga besok aku libur kerja."

"Yaudah kalo gitu sampai ketemu besok ya. Besok kamu kirimin aja alamat rumah kamu. Nanti saya samper ke rumah kamu."

"Iya, Mas. Kalo gitu aku istirahat dulu ya."

"Iya. Selamat istirahat."

"Nesya panggil saya Mas. Sebelumnya saya ga pernah di panggil Mas kaya gini. Dan kenapa rasanya jadi deg-degan kaya gini ya?" pikir Adrian di dalam hatinya.

Besok itu Adrian memang libur kerja, tetapi Adrian mau pergi ke panti asuhan untuk mengurus beberapa berkas di sana. Karena panti asuhan itu juga baru saja berdiri. Pasti masih banyak hal yang masih harus di urusi oleh Adrian.

Adrian ingin mengajak Nesya ke panti asuhan karena Adrian ingin tahu bagaimana sikap Nesya ketika di ajak ke panti asuhan. Dan bagaimana juga sikap serta reaksi dia ketika di hadapkan dengan anak-anak yang banyak. Adrian ingin tahu sosok seperti apa Nesya itu sehingga dia bisa tahu sikap Nesya nanti kepada anak kandungnya bersama dengan dirinya. Karena sekarang ini Adrian memang sedang tertarik dengan Nesya.

Tidak lama kemudian, tiba-tiba ada telepon masuk lagi. Telepon kali ini bukan dari Nesya, tetapi dari Caca.

"Hallo Adrian. Lagi ngapain?"

"Lagi di rumah."

"Ohh gitu. Besok kamu ada acara ga?"

"Ada si. Kenapa emangnya?"

"Kapan?"

"Dari pagi. Ga tau sampai kapan."

"Oh gitu. Yaudah nanti kalo udah selesai urusannya kabarin aku ya. Aku mau ajak kamu pergi ke suatu tempat."

"Iya. Kalo gitu saya istirahat duluan ya. Soalnya saya besok pagi-pagi sudah harus bangun untuk mengurusi pekerjaan saya."

"Oh iya. Selamat istirahat."

"Terima kasih."

Entah kenapa Adrian ketika teleponan dentan Nesya dan Caca sangat berbeda. Ketika teleponan dari Nesya, Adrian begitu sangat manis. Namun ketika dengan Caca, Adrian begitu sangat cuek dan tidak peduli dengannya. Padahal berkat Caca lah Adrian bisa bertemu dengan Nesya. Wanita yang dia sukai saat ini. Jika Caca tahu, pasti hati Caca sangat hancur. Karena sepertinya Caca suka dengan Adrian.

Setelah saling berteleponan, Adrian memutuskan untuk segera tidur pada malam ini. Karena urusan pekerjaan di kantor juga sudah selesai. Lagi pula besok juga kantor libur sehingga tidak terlalu banyak pekerjaan yang harus di kerjakan oleh Adrian.

*****

"Udah jam 7? Gua kesingan lagi," ucap Adrian di dalam hatinya.

"Bi... Bibi. Kok ga bangunin saya si? Saya kan harus olahraga dulu."

"Maaf Pak. Saya kira Bapak sengaja ga olahraga hari ini karena libur."

"Yaudah ga apa-apa Bi."

"Sarapan udah siap tapi Pak di meja makan."

"Iya, Bi. Makasih. Nanti saya ke sana."

"Baik, Pak."

Drt.... Drt... Drt...

Pesan masuk dari Friska.

"Mas. Jadi kan pagi ini ke panti asuhan?"

"Oh iya. Gua kan udah janji mau jemput Nesya buat ke panti asuhan. Kok gua jadi lupa gini ya. Apa karena gua sebelumnya belum pernah ketemuan sama cewek ya," pikrinya.

Kemudian Adrian membalas pesan dari Nesya.

"Iya jadi. Nanti saya jemput kamu ya."

Adrian sebelumnya ingin bersarapan telebih dahulu, tetapi Adrian tidak enak dengan Nesya. Karena sekarang ini Nesya sedang menunggu kedatangannya di rumahnya. Akhirnya Adrian mengurungkan niatnya untuk sarapan menjadi langsung bersih-bersih, mandi, dan segera pergi ke rumah Nesya. Dan kini Adrian sudah rapih siap untuk pergi ke rumah Nesya.

"Pak Adrian. Ga sarapan dulu? Buru-buru banget tumben," tanya asisten rumah tangga Adrian.

"Engga Bi. Saya ada urusan di luar. Bibi makan aja buat Bibi atau yang lainnya. Saya pergi dulu Bi."

"Iya, Pak. Hati-hati Pak."

"Iya."

Adrian memasuki mobil miliknya. Kemudian Adrian menyalahkan mesin mobilnya dan berangkat ke rumah Nesya dengan bantuan GPS sesuai dengan alamat yang sudah di berikan oleh Nesya sebelumnya.

Ternyata rumah Nesya dari rumah Adrian lumayan jauh. Membutuhkan waktu 40 menit untuk sampai ke rumah Nesya. Ternyata di depan rumahnya, Nesya sudah menunggu kedatangan Adrian di sana.

"Maaf ya lama nunggunya. Tadi saya ada urusan lain sebentar."

"Iya, ga apa-apa kok."

"Yaudah yu, langsung berangkat ke panti aja."

"Iya Mas, ayo."

Walaupun Adrian tidak pernah mempunyai wanita spesial, tetapi Adrian juga bisa memperlakukan Nesya dengan sangat manis. Adrian membukakan pintu mobilnya untuk Nesya masuki.

"Makasih Mas."

"Iya, sama-sama."

Setelah itu Adrian kembali mengendarai mobilnya untuk pergi ke tempat panti asuhan miliknya. Di sepanjang perjalanan Adrian dan Nesya sama-sama saling terdiam. Sampai akhirnya Nesya lah yang membuka topik pembicaraan di antara mereka bedua.

"Mas," panggil Nesya.

"Iya, kenapa?"

"Kamu udah sarapan belum? Ini aku masakin makanan buat kamu. Yaa ga seberapa si, tapi semoga kamu suka ya."

"Wahh, masak apa?"

"Cuma masak capcay bakso sama ayam goreng aja. Ada sambalnya juga si. Kamu suka ga? Engga ya?"

"Suka kok suka. Saya juga kalo makan suka pakai sambal buatan Bibi."

"Oh gitu. Bagus deh kalo gitu. Mau di makan sekarang ga? Aku suapin ya?"

"Hah? Suapin?"

"Iya. Kan kamu lagi nyetir. Nanti kalo udah sampai di panti kamu sibuk terus lupa makan lagi. Kan katanya kamu mau ke sana buat ngurusin sesuatu."

"Iya si, tapi..."

"Udah, mau ya. Nanti kamu sakit."

"Iya udah deh."

Awalnya Adrian terlihat ragu jika di suapini oleh Nesya. Namun Adrian juga tidak bisa menolaknya. Karena biar bagaimana pun Nesya itu sudah susah-susah menyiapkan waktu dan tenaganya untuk masak makanan yang sengaja dia masaki untuk Adrian.

Nesya menyuapini Adrian dengan sangat telaten dan penuh hati-hati. Dengan perlahan namun pasti suapan demi suapan itu masuk ke dalam mulut Adrian. Adrian juga merasa nyaman ketika di suapini oleh Nesya. Hingga akhirnya tidak terasa kini Adrian dan Nesya sudah sampai di tempat panti asuhan milik Adrian.

-TBC-