Chereads / Love Is Never Wrong / Chapter 13 - Rencana Busuk Nesya

Chapter 13 - Rencana Busuk Nesya

Sementara itu Nesya ketika Adrian dan Eric sudah pulang dari rumahnya langsung menelepon seseorang.

"Hallo. Lu kemana aja si kak. Gua teleponin dari tadi juga," tanya Nesya.

Ternyata kali ini Nesya menelpon kakak kandungnya. Satu-satunya keluarga yang dia punya.

"Gua tadi lagi ribet ngurusin suami gua tau ga lu. Lagian kenapa si lu?"

"Yaelah kak, masih aja ngurusin suami. Yang ada tuh suami ngurusin lu. Gua mau ngomong sesuatu nih sama lu. Bisa ga kita ketemuan?"

"Yah, kaya ga tau suami gua aja lu. Dia kan orangnya pemalas. Tumben lu mau ketemu. Yaudah kita ketemuan di restoran dekat rumah gua aja. Nanti gua kirimin alamatnya ke lu."

"Oke."

Tidak lama setelah telepon di matikan, terdapat pesan masuk dari kakaknya Nesya yang berisikan alamat tempat restoran yang akan mereka berdua datangi.

"Oke. Gua harus segera ketemu sama kak Farah supaya bicarain masalah Mas Adrian," ucap Nesya di dalam hatinya.

Nesya pun segera bersiap-siap untuk pergi ke restoran tersebut dan bertemu dengan kakak kandungnya. Jarak restoran tersebut cukup jauh dari tempat tinggal Nesya, tetapi dekat dari rumah sang kakak. Sehingga Nesya membutuhkan waktu hampir satu jam untuk bisa sampai di restoran tersebut.

"Kak Farah," sapa Nesya kepada sang kakak.

"Lama banget si lu. Udah lama nih gua nunggu di sini."

"Ya maaf. Kan jarak dari rumah gua ke sini jauh."

"Yaudah lu mau ngomong apa sama gua?"

"Santai dulu lah. Kita makan dulu. Atau minum dulu gitu. Mba...," panggil Nesya kepada salah satu pelayan yang ada di restoran itu. Pelayan itu pun langsung datang menghampirinya.

"Iya. Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan itu.

"Saya mau pesan jus jeruk sama pastanya ya. Kakak mau apa?"

"Samain aja deh."

"Masing-masing dua porsi berarti ya, Mba."

"Baik. Mohon di tunggu sebentar ya."

"Iya, makasih."

"Lama banget si lu mau ngomong aja juga," bentak kak Farah.

"Sabar, sabar. Karena ini tuh kabar yang sangat penting. Kita harus sambil happy happy bicaranya. Oke? Haha."

"Terserah lu deh Nesy."

Untung saja pelayan restoran itu cepat kembali dan membawakan pesanan sesuai dengan permintaan Nesya dan kak Farah. Karena kakak Nesya, Farah, sudah tidak sabar lagi dengan apa yang akan di bicarakan oleh adik kandungnya itu.

"Permisi. Pesanannya, Mba."

Pelayan itu menaruh semua pesanannya di atas meja dan menyajikannya dengan sangat rapih.

"Sudah sesuai dengan pesanan ya Mba. Ada lagi tambahan yang lain?"

"Udah. Cukup Mba," jawab Nesya.

"Baik. Kalo gitu saya permisi dulu. Selamat menikmati."

"Iya. Makasih, Mba."

Nesya yang sepertinya sudah kehausan akibat perjalanan panjangnya, dia langsung meminum minuman miliknya. Sedangkan kak Farah hanya melihati kelakuan adiknya itu. Dia sudah tidak sabar ada kabar gembira apa yang akan di sampaikannya.

"Kak. Jadi gua punya kabar gembira nih buat kita. Lu tau apa? Gua itu dapetin calon suami yang kaya pake banget."

"Haha. Jangan halu di siang bolong deh lu," jawab kak Farah dengan tidak percaya.

"Yahh ga percaya. Tunggu. Nih gua kasih fotonya ya. Dia itu bahkan udah terkenal. Di google aja ada. Tinggal lu cari namanya Adrian Michael. Nih, lu liat tuh. Pengusaha kaya raya yang memiliki banyak cabang di Indonesia. Ya kan...."

"Gila. Lu dapat cowok tajir kaya gini dimana?"

"Gua ketemu sama dia ga sengaja si. Gua harus berterima kasih banget emang sama sahabat gua, Caca. Jadi ceritanya gua waktu itu di ajak sama Caca ke restoran buat ketemu sama temannya katanya. Ternyata gua ketemu sama si Adrian itu. Dan ternyata Caca itu mau di jodohin sama Adrian. Eh, ga tau kenapa Adrian malah sukanya sama gua. Betapa beruntungnya gua kan."

"Keren, keren. Kok dia bisa mau sama lu si? Lu itu kan orangnya matre abis, haha."

"Ya gua akting dulu lah di awal-awal. Masa iya gua langsung porotin hartanya dia. Gua harus baik-baikin dia dulu, haha."

"Emang dah ade gua pintar masalah ginian, haha."

"Makanya gua minta ketemu sama lu kak. Karena 2 minggu dari sekarang, dia itu minta ketemuan sama saudara gua katanya. Ya kan saudara kandung gua cuma lu doang. Lu mau ya ketemu sama dia. Soalnya gua udah bilang kalo lu itu bisa ketemu sama dia. Masa iya gua ngelewatin hal yang sangat berharga ini. Gua ga mau kali kehilangan cowok tajir seperti dia, haha."

"Oh gitu. Pantesan lu ngotot banget ketemu sama gua. Kalo masalah itu mah tenang aja. Gua mau kok bantuin lu. Asalkan nanti jangan pelit-pelit lu sama gua. Harus bagi-bagi lah harta dia ke gua. Hahaha."

"Lu tenang aja kak. Masalah itu jangan khawatir. Nanti lu mau minta apa juga akan gua beliin."

"Serius lu?"

"Iya lah. Belum jadi apa-apa aja ya, tadi dia itu bawain gua kue sama gaun yang mahal banget. Gimana nanti kalo gua udah sah jadi istrinya dia kan."

"Iya deh. Ade gua emang keren kalo masalah cari cowok tajir, haha."

"Iya lah, Nesya... Haha. Lu juga mending ceraikan aja tuh suami lu. Buat apa si lu bertahan sama suami yang miskin kaya gitu. Bikin repot aja tau ga lu. Lu kan juga masih muda. Bisa lah lu nikah lagi sama cowok yang kaya."

"Gua juga mikrinya gitu, tapi gua ada anak gua. Gua juga belum dapatin pengganti dia. Kalo gua belum dapatin pengganti dia tapi gua udah ceraiin dia, yang ada nanti gua ga bisa makan. Kan gua makan sekarang masih dari dia walapun sedikit."

"Yaudah, gini aja kak. Nanti kalo gua udah sah sama Adrian. Lu ceraikan aja tuh suami lu. Lu bilang ke Adrian apa kek gitu tentang suami lu. Bilang aja kalo suami lu itu udah KDRT-in lu. Nanti kehidupan lu tenang, gua yang jamin. Sekalian gua cariin lu suami baru. Pasti si Adrian juga punya teman tajir dong."

"Serius lu ya. Jangan bohong lu. Nanti bohong lagi lu."

"Serius lah. Kapan si gua becanda sama omongan gua sendiri. Udah lah yu sekarang mending kita happy happy aja. Karena sebentar lagi kita bakalan jadi orang kaya. Udah bosan gua jadi orang miskin terus, haha."

"Haha. Iya benar. Oke sekarang kita pesta dulu aja. Toss dulu dong."

Nesya dan sang kakak saling ber tossan dengan gelas yang berisikan minuman mereka masing-masing.

Ternyata Nesya tidak benar-benar mencintai Adrian dengan tulus. Yang dia incar selama ini hanya lah harta Adrian saja. Padahal Adrian sudah mencintai dia apa adanya. Tanpa memandang kecantikan, apa lagi harta dan kedudukan. Padahal bisa saja Adrian memandang wanita itu dari derajatnya. Karena secara Adrian itu adalah orang terpandsng. Jika seperti itu, sudah pasti Nesya bukan lah level dia.

Ketika Nesya sedang menikmati makanan dan minuman bersama dengan kakak kandungnya, tiba-tiba saja ada telepon masuk. Ternyata itu adalah telepon dari Adrian.

-TBC-