Bryan mengusap pipi gembil istrinya, mencoba membangunkan Sasya dari tidurnya. Sedari tadi Bryan sangat sulit membangunkan Sasya dari mimpi buruknya. Bryan mencoba mengguncang istrinya kembali.
Berhasil.
Kini Sasya tengah duduk dan mengucek mata.
Menatap bingung kearah Bryan.
"Lian sudah menunggu di bawah, cepat bersiaplah." Ujar Bryan memberi tahu.
Sasya mengangguk patuh, meski ia masih bingung. Tapi Sasya menuruti perintah dari Bryan.
Setelah melihat Sasya masuk ke dalam kamar mandi. Bryan keluar dari kamarnya dan menemui Lian.
"Dia sedang mandi." Ucap Bryan sebelum duduk di sofa.
Lian meliriknya sekilas, sebelum tatapannya kembali ke ponsel.
"Lo ngizinin gue bawa dia?" Tanya Lian heran.
Bryan mengangguk, ia meraih cangkir kopinya. "Kau kakaknya, saya pasti mengizinkan."
Menyesap kopinya pelan, Bryan kembali berkata. "Selain itu kau juga sahabatku. Tentu saja saya percaya sama kamu."
