"Max Juliusmu yang sialan! Dia lelaki kurang ajar yang telah memperkosa Junny Belleku dan meninggalkan benih haramnya di dalam kandungan Junny Belleku! Aku akan menyingkirkan kedua bayi kembar itu! Aku pasti akan bisa menyingkirkan kedua bayi kembar haram milik Max Julius sialanmu itu dari rahim wanita yang kusayangi dan kucintai!"
"Hah? Dua bayi kembar? Jadi Junny Belle tengah mengandung anak kembar dari Max!" Qaydee Zax Thomas membelalakkan kedua matanya dan sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan.
"Iya… Kenapa? Max Juliusmu tidak memberitahumu sama sekali mengenai segala kenyataan yang baru saja ia ketahui? Ia main pergi ke Indonesia begitu saja tanpa ada informasi, tanpa memberimu kabar sama sekali?" desis Dokter Norin Apus Brown disertai sedikit sinisme.
"Sama dong kalau begitu… Aku sungguh tidak percaya kau bisa mengetahui Junny Belle sialanmu itu tengah mengandung kedua anak kembar dari Max karena dia sendiri yang mengakui dan memberitahukannya padamu. Kau pasti diam-diam memeriksa kondisi sekujur tubuhnya dan akhirnya ketahuan ia tengah mengandung anak kembar dari Max Juliusku kan!"
Dokter Norin Apus Brown membisu seribu bahasa. Ia mengatupkan mulutnya dengan gigi-giginya yang bergemeretak di dalam.
"Ini tidak bisa dibiarkan! Ini sungguh tidak bisa dibiarkan! Aku akan terbang ke Indonesia secepatnya dan memisahkan mereka lagi!" kata Dokter Norin Apus Brown dengan sepasang matanya yang menyala-nyala.
"Begitu dong baru namanya lelaki gentleman… Temui Junny Bellemu nanti. Bilang sama dia untuk tidak mengganggu hubunganku dengan Max lagi, untuk tidak mengusik ketenangan hidup Max Juliusku lagi. Atau kalau tidak, aku akan melakukan sesuatu pada bayi kembar dalam kandungannya itu, sesuatu yang bisa membuatnya menyesal di kemudian hari…" tukas Qaydee Zax juga dengan sepasang matanya yang mendelik tajam.
"Kau juga bilang sama Max Julius sialanmu sana! Dia sudah mendapatkan segala yang diinginkannya dari Junny Belle kan! Sekarang Junny Belle adalah urusanku. Dia adalah milikku. Sempat saja dia masih ikut campur ke dalam hubunganku dengan Junny Belle, aku takkan segan-segan lagi kepadanya!"
"Memangnya apa yang bisa kaulakukan terhadap Max Juliusku?" tantang Qaydee Zax sinis.
"Tentu saja ada… Lihat saja nanti… Paling tidak aku tahu sedikit-sedikit mengenai masa lalu Max Juliusmu itu…" tukas Dokter Norin Apus Brown dengan nada yang sedikit janggal nan misterius.
Dia tahu sedikit-sedikit masa lalu Max Juliusku? Yang benar saja… Dia hanyalah seorang dokter spesialis jantung yang masih muda, yang masih kurang berpengalaman di pinggiran kota yang kecil seperti ini. Apa yang diketahuinya soal masa lalu Max Juliusku? Apa dia tahu siapa sebenarnya kedua orang tua kandung Max Juliusku? Wow… Jika seandainya saja dia benar-benar tahu, itu berarti dia sungguh seseorang yang tidak bisa diremehkan. Senandika batin Qaydee Zax terus bergema dan bergaung di alun-alun atmosfer sanubarinya.
Qaydee Zax hanya tersenyum sinis setelah itu. Dia tidak lagi berkata-kata. Yang penting, dokter spesialis jantung yang sombong ini juga akan ke Jakarta, membantunya memisahkan Junny Belle dari Max Julius yang begitu dicintainya sejak dulu.
Kemarahan dan kebencian masih terus membelungsing di padang sanubari Qaydee Zax Thomas.
Kemarahan dan kebencian juga masih membelandang ke sana ke sini dalam rangkup pikiran Dokter Norin Apus Brown.
***
Dua hari berlalu… Hari ini Max Julius memutuskan untuk tidak ke The Pride. Segala urusan yang berkenaan dengan acara pembukaan cabang baru di Jakarta Selatan hari ini diserahkannya terlebih dahulu kepada CEO yang mengurus cabang Indonesia. Hari ini dia memutuskan akan membawa Junny Belle kesayangannya memeriksakan kandungannya ke dokter, dan juga memeriksakan kondisi penyakit kanker darah yang diderita oleh sang bidadari cantik kesayangannya itu.
Pagi ini Junny Belle bangun agak kesiangan. Begitu ia selesai gosok gigi dan cuci muka, ia turun ke lantai bawah dan mendapati sang pangeran tampan tengah memantau beberapa pekerja yang memasang kamera pengawas di seluruh titik penting rumahnya.
"Hah? Max Sayang… Ada apa ini? Kenapa mendadak kau memasang kamera pengawas?" Junny Belle sedikit tertegun.
"Sorry aku tidak mendiskusikannya denganmu sebelumnya. Namun, aku rasa ini begitu penting dan mendesak. Kamera-kamera ini untuk berjaga-jaga seandainya hal yang terjadi tempo hari terjadi lagi di kemudian hari, Darling. Lagipula… Lagipula…" Max Julius sengaja menggantung pernyataannya.
"Lagipula apa, Max Sayang?" Junny Belle sedikit menaikkan alisnya.
"Lagipula Clark dan Aira Antlia sahabatmu itu sudah tahu kau dan aku ada di Jakarta sini dan kita tinggal serumah. Aku curiga kemungkinan besar si dokter jantung itu dan Qaydee Zax juga sudah tahu mengenai hal ini."
"Kau berpikir Clark atau Aira akan menceritakan keberadaan dan kebersamaan kita di sini kepada kedua orang itu?"
"Firasatku saja, Darling… Jadi, untuk berjaga-jaga, sebaiknya kamera-kamera ini dipasang saja. Akses kamera ini akan diteruskan ke ponselmu dan ponselku…" Max Julius menunjukkan sebersit senyuman cerah, yang memang hanya bisa diperlihatkannya di hadapan sang bidadari cantik kesayangannya.
Junny Belle memeluk sang pangeran tampan dan merebahkan kepalanya ke dada kekar, bidang, tegap nan bedegap milik sang pangeran tampan nirmala.
"Kau begitu cermat dan teliti, Max Sayang… Sungguh aku beruntung kau ada di sisiku…" bisik Junny Belle mesra.
Max Julius masih tersenyum cerah ketika mendadak saja Junny Belle kembali merasa sedikit mual. Buru-buru dia ke kamar mandi dan memuntahkan sedikit isi perutnya. Max Julius mengikuti sang bidadari cantik ke kamar mandi dan mengelus-elus punggung sang bidadari cantik guna meredakan rasa mualnya.
"Kau baik-baik saja, Darling?" tanya Max Julius cemas.
"Morning sickness, Max Sayang… Tidak apa-apa… Ini lumrah terjadi pada setiap wanita hamil. Apalagi aku kan lagi mengandung anak kembar…" kata Junny Belle sedikit cengengesan.
"Setelah sarapan nanti, kita akan ke dokter kandungan dulu, Darling."
"Hari ini kau tidak ke The Pride?"
"Tidak, Darling… Hari ini urusan acara pembukaan itu kuserahkan dulu ke CEO yang mengurus cabang Indonesia. Aku akan membawamu memeriksakan diri ke dokter, Darling…" Max Julius merengkuh sang bidadari cantiknya ke dalam pelukan kehangatannya dan mengecup mesra kepala dan keningnya.
Sungguh suatu kehangatan menjalar masuk ke dalam sel-sel dan pembuluh-pembuluh darah Junny Belle. Sebersit senyuman lemah lembut merekah dan mendekorasi wajahnya yang cantik jelita. Beginilah indahnya mencintai dan dicintai.
Satu jam kemudian mereka sudah berada di ruang kerja seorang dokter kandungan wanita yang cukup terkenal di Jakarta.
Junny Belle berbaring di tempat tidur yang disediakan dan si dokter kandungan wanita melakukan scanning terhadap kandungannya. Junny Belle melihat adanya dua bayi kembar yang mulai tumbuh membesar di dalam rahimnya. Sungguh perasaan hangat yang misterius nan tak terdeskripsikan kembali menggelimuni pangkal sanubari hatinya. Dia akan menjadi seorang ibu. Dia akan menjadi seorang ibu dari dua anak kembar yang lucu.