Chereads / 3MJ / Chapter 298 - Pembahasan tentang Nafsu yang Begitu Tinggi

Chapter 298 - Pembahasan tentang Nafsu yang Begitu Tinggi

Pertanyaan Clark Campbell inilah yang bagai halilintar di siang bolong yang sambar-menyambar dalam dunia latar belakang Qaydee Zax. Dia hampir saja kehilangan keseimbangan dan terjatuh lemas ke lantai seandainya ia tidak bersandar pada dinding.

"Tentu saja… Gara-gara aku ditabrak mobil itu, akhirnya aku bisa meyakinkan Junny Darlingku untuk kembali bersamaku. Akhirnya aku berhasil meyakinkan dia akan cintaku terhadapnya… Kami sudah kembali bersama sekarang…"

Clark Campbell meledak dalam tawa renyahnya. "Oke… Oke… Aku turut senang untuk kebahagiaanmu, Sepupuku… Pantas saja sekarang kau baru sempat meneleponku dan mengabariku ya… Bisa kutebak kemarin malam kau dan Junny Belle sudah tidur sekamar bukan?"

"Tentu saja… Aku berhasil menariknya ke atas ranjangku, Clark… Oh, aku bahagia sekali, Clark… Aku kembali bisa bebas mencintai dan memilikinya. Langkah selanjutnya adalah bagaimana aku bisa segera menikahinya, Clark…"

"Sudah kuduga kau pasti sudah tidak sabar ingin menariknya ke atas ranjang… Apakah dia menerimamu begitu saja dan sama sekali tidak menolakmu?" tanya Clark Campbell sedikit mengernyitkan dahinya.

"Pada awalnya iya… Dia ada menolakku sedikit-sedikit, tapi jangan panggil namaku Max Julius Campbell apabila aku tidak sanggup meyakinkannya akan cinta dan ketulusanku kepadanya…" Max Julius menyeringai penuh kemenangan dan kepuasan.

Sungguh seluruh persendian dan tulang-belulang Qaydee Zax serasa lepas berhamburan ke segala arah begitu ia menguping isi pembicaraan secara sepihak antara Max Julius dan Clark Campbell. Marah dan benci mulai mengerabik di semenanjung pikirannya.

"Senang sekarang kau ya…" Clark Campbell sedikit mencibir.

"Tentu saja… Rasanya benar-benar sempurna… Tinggal satu langkah lagi bagiku untuk membawanya ke pernikahan. Habis itu, kami takkan terpisahkan lagi selamanya…"

"Berapa kali kau melakukannya pada Junny Belle kemarin malam, Max?"

"Sampai jam tigaan dini hari deh…" Saking terpusatnya pada kebahagiaannya, Max Julius jadi melupakan soal ketiga maling yang dilumpuhkannya itu.

"Astaganaga, Max… Junny Belle bukan kucing loh… Kok kau bisa sih melakukannya pada Junny Bellemu itu sampai jam tigaan dini hari? Sungguh sulit kupercaya… Nafsumu sungguh tinggi…" tukas Clark Campbell sedikit membesarkan kedua matanya.

"Jangan mengataiku… Tunggu saja sampai kau berkesempatan untuk memiliki Aira Antliamu itu seutuhnya di atas ranjangmu… Aku ingin lihat kau akan menggagahinya sampai berapa kali… Hahaha… Nafsumu hampir setara dengan nafsuku, Clark…" kata Max Julius kini meledak dalam tawa lepasnya.

"Sekarang sudah bisa tertawa lepas kau, Max… Astaga… Sungguh besar pengaruh Junny Belle terhadap dirimu…" kata Clark Campbell menggeleng-gelengkan kepalanya dengan lembut.

"Tentu saja… Asal kau tahu, kemarin malam aku melakukannya dengan sangat lemah lembut. Junny Darlingku sudah menerimaku kembali. Sekarang saja aku sudah tidak sabar ingin pulang dan bertemu dengan Junny Darlingku, Clark… Aku bahagia sekali… Aku sudah tidak sabar ingin tinggal sama-sama dengannya selamanya…" kata Max Julius menghela napas panjang, berusaha mengendalikan cinta dan hasrat yang kembali mengocok-ngocok dirinya.

"Sabar… Sabar… Kendalikan gairahmu… Silap-silap Junny Bellemu pingsan nanti malam kaubuat karena kelelahan…" Clark Campbell tertawa cekikikan. "Oke deh… Berbicara denganmu seperti ini jadi membuatku merindukan Airaku. Aku juga sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengannya nanti sore."

"Oke deh… Kalau di sana sudah tidak begitu banyak kerjaan, kau dan Aira Antliamu bisa ke sini… Jalan-jalan… Aira Antliamu dan Junny Darlingku juga bisa saling melepas rindu…"

"Kau begitu bahagia sekali sampai-sampai kau melupakan satu hal, Max… Bagaimana dengan Qaydee Zax? Kau sudah memikirkan bagaimana caranya memberitahukan hal ini kepadanya dan mengakhiri hubungan kalian?"

Mendengar pertanyaan tersebut, kemarahan dan kebencian membelungsing dalam benak pikiran Qaydee Zax. Ia terlihat mengepalkan kedua tangan dan mengeraskan rahangnya. Terlihat juga sekujur tubuhnya yang bergelugut hebat menahan amarah.

"Aku akan memberitahunya, Clark… Bagaimanapun juga, aku akan mengakhiri hubungan kami. Sebenarnya tidak pernah ada hubungan apa pun yang kujanjikan padanya selama ini. Namun, aku tetap akan bertemu dengannya empat mata dan mengatakan aku sangat mencintai Junny Darlingku. Aku akan menikahi Junny Darlingku dan aku tidak mungkin bisa terus bersama-sama dengannya. Ke depannya aku hanya akan memusatkan perhatianku kepada Junny Darlingku dan kedua anak kembar kami."

Clark Campbell tertawa lepas lagi. "Penuh dengan tekad dan kemantapan hati ya kau, Max… Oke deh… Aku akan tanya pada Airaku dulu. Jika seandainya ia setuju, aku akan membawanya terbang ke Jakarta sana menjumpai kalian. See you, Sepupuku…"

"Sampai ketemu nanti, Max… Kabari aku ketika kalian akan ke sini…" kata Max Julius. Hubungan komunikasi di antara kedua saudara sepupu tersebut pun berakhir.

Clark Campbell keluar dari ruangan penyimpanan alat pembersih itu. Dia celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri. Tak tampak lagi Qaydee Zax Thomas berdiri di depan pintu ruangan tersebut. Clark Campbell kembali ke ruangan kerjanya.

Qaydee Zax bersembunyi di balik anak-anak tangga bagian belakang bangunan hotel The Pride. Air mata kemarahan dan kebencian terbit dan menetes setetes demi setetes dari pelupuk mata.

Max Julius adalah milikku! Kau takkan bisa merebutnya dariku, Junny Belle Keparat! Kau takkan bisa memilikinya! Aku akan mendapatkannya kembali! Aku pastikan dia akan kembali membencimu dan akan kembali berpaling kepadaku! Terdengar senandika batin Qaydee Zax Thomas yang licik nan jahat.

***

"Apa kau bilang! Jadi Junny Belle sekarang sedang berada di Jakarta! Max Juliusmu juga sedang berada di Jakarta juga!" Dokter Norin Apus Brown sedikit menggebrak meja kerjanya sore itu.

"Begitulah yang kudengar…" Qaydee Zax Thomas mengedikkan bahunya dan memandang lurus ke depan. Jika sudah tidak terdesak seperti ini, dia juga takkan datang ke sini dan menawarkan suatu kerja sama dengan dokter spesialis jantung yang sombong dan selalu merasa dirinya berada di atas angin ini.

"Bagaimana aku bisa percaya padamu?" desis Dokter Norin Apus Brown sambil menyipitkan sepasang matanya.

"Oh, jadi kau pikir aku membohongimu? Untuk apa coba? Aku mengira kau mengetahui ada di mana Junny Belle berada dan sekarang aku sedang memancingmu untuk memberitahuku di mana keberadaannya, begitu? Oh, terus terang saja ya… Kalau sudah tidak terdesak seperti sekarang ini, aku juga takkan sudi datang ke sini menawarkan satu kerja sama kepada manusia sombong sepertimu!" kata Qaydee Zax ketus, dengan sepasang matanya yang mendelik tajam.

"Ini jelas tidak bisa dibiarkan! Aku sudah berusaha memisahkan Junny Belle dari laki-laki keparat itu! Kenapa justru sekarang laki-laki keparat itu duluan yang berhasil menemukannya! Ini sungguh tidak bisa dibiarkan!" kata Dokter Norin dengan gigi-giginya yang bergemeretak.

"Kemungkinan besar mereka sedang bersama dan sulit dipisahkan lagi. Apalagi sekarang Junny Belle sialanmu itu tengah mengandung anak Max! Huh! Benar-benar kacau!"