Chereads / 3MJ / Chapter 286 - Asam di Gunung, Garam di Lautan - Akhirnya Bertemu di Muara

Chapter 286 - Asam di Gunung, Garam di Lautan - Akhirnya Bertemu di Muara

Untuk beberapa detik lamanya, Max Julius sungguh shocked, sungguh mematung di depannya. Diturunkannya sedikit kacamata hitam yang tengah dikenakannya. Dari rambut panjangnya yang disibak sedikit ke belakang punggung, Max Julius bisa mengenali itu adalah Junny Darlingnya. Dari gerak-gerik dan senyuman lemah lembutnya, tentu saja Max Julius langsung bisa mengenali itu adalah sang bidadari cantik kesayangannya. Keranjang belanjaannya terlepas seketika dari genggaman tangan dan menimbulkan sedikit kegaduhan ketika keranjang tersebut jatuh membentur lantai.

Junny Belle berjalan keluar dari pintu supermarket. Max Julius mendadak tersadarkan seketika. Dia kontan menyadari dia harus segera mengejar gadis cantik jelita itu atau kalau tidak, dia akan kehilangan jejaknya lagi.

Terlihat Junny Belle sudah berjalan beberapa blok menjauh dari bangunan supermarket. Dia mulai memanggil dan memberhentikan sebuah becak mesin. Max Julius terus berlari dari arah belakang seperti dikejar setan.

"Oh, shit! Aku kehilangan Junny Darlingku lagi!" Max Julius Campbell mengumpat-ngumpat tiada henti tatkala becak mesin yang ditumpangi oleh Junny Belle sudah bergerak pergi dan menghilang di tengah-tengah keramaian lalu lintas.

Cepat-cepat Max Julius masuk ke dalam mobilnya. Hilang sudah niatnya untuk membeli beberapa minuman dan makanan ringan. Dia langsung menghidupkan mesin mobilnya. Mobil segera melaju dengan sedikit kencang, berbaur dengan keramaian lalu lintas dan terus mengekori becak mesin yang ditumpangi oleh Junny Belle.

Becak mesin tampak berbelok ke sebuah gang kecil setelah melewati jembatan yang ada di depan.

"Oh, Tuhan… Cinta dan kerinduanku benar-benar diuji hari ini… Untuk apa Junny Darlingku datang ke daerah Jembatan Tiga ini?" umpat Max Julius terpaksa memarkirkan mobilnya di pinggiran jalan besar karena mobil sebesar itu tidak bisa masuk ke dalam gang yang kecil nan sempit.

Max Julius Campbell terpaksa harus berjalan kaki masuk ke dalam gang.

Tampak Junny Belle turun dari becak hanya sebentar dan menyerahkan sedikit barang belanjaan kepada seorang nenek tua yang tinggal di gang tersebut. Sehabis itu, terlihat Junny Belle naik kembali ke becaknya dan becak mesin melaju terus ke ujung gang.

"Oh, shit! Aku tahu ini memang karmaku! Tapi, setidaknya Engkau berikan aku sedikit kemudahan untuk bisa bertemu dengan bidadari cantik kesayanganku supaya aku bisa menebus semua dosa dan kesalahanku selama ini, Ya Tuhan!" Max Julius mengumpat tiada henti sembari berlari kembali ke mobilnya. Dia cepat-cepat masuk ke dalam mobil dan menghidupkan lagi mesin mobil.

Max Julius terpaksa harus memutari satu blok daerah tersebut guna bisa mengejar becak mesin yang pastinya akan keluar dari ujung gang yang tembus ke jalan besar yang berikutnya.

Terlihat lagi becak mesin yang ditumpangi oleh Junny Belle keluar dari ujung gang dan berbelok ke kanan. Max Julius putar u-turn dan mengekori lagi becak mesin tersebut dari arah belakang.

Terlihat lagi becak mesin tersebut berhenti di depan sebuah toko yang juga menjual bahan-bahan dan perlengkapan kue. Max Julius memberhentikan mobilnya tak jauh dari toko tersebut. Junny Belle terlihat turun dari becak mesin dan membayar ongkosnya. Dia masuk ke dalam toko tersebut guna membeli tepung serba guna yang tidak ditemukannya di supermarket barusan.

Max Julius juga keluar dari mobil. Dia berjalan dengan langkah-langkah lebar menuju ke toko tersebut. Dia merasa semakin deg-degan. Jarak antara dirinya dan sang bidadari cantik jelita kesayangannya semakin dan semakin dekat.

Junny Belle membayar barang belanjaannya, mengambil kantong plastik belanjaannya dan keluar dari toko tersebut. Dia berbelok ke kiri dan hendak mencari becak mesin lagi di jalan besar di depan ketika mendadak saja tangannya dicegat oleh seseorang dari arah kanan. Junny Belle berpaling dan alangkah terhenyaknya dirinya begitu mendapati Max Julius Campbell kini begitu dekat dengannya, berdiri di hadapannya, dan tengah menatapnya dengan sorot mata yang sulit ditafsirkan oleh Junny Belle.

Untuk beberapa detik lamanya, Junny Belle hanya berdiri di sana dengan napas tertahan. Dia sungguh tidak tahu harus berucap dan berbuat apa. Mendadak lagi, lelaki tampan nirmala itu mengambil dua langkah lebar ke arahnya dan langsung merengkuh Junny Belle Polaris ke dalam suatu dekapan kehangatan.

"Aku sudah mencarimu ke mana-mana, Junny Darling…" kata Max Julius putus asa dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata dan jatuh tak tertahankan.

Junny Belle masih berdiri kaku dalam pelukan Max Julius Campbell. Aroma cool mint fresh yang khas kembali menyapa saraf penciumannya – suatu aroma yang khas dari seorang Max Julius Campbell, yang tidak ditemui dalam tubuh siapa pun juga, yang selama ini begitu akrab di saraf penciuman Junny Belle Polaris.

"Max… Max…" tukas Junny Belle lirih setelah beberapa detik kemudian, setelah ia berhasil meraih kembali kesadarannya, setelah jiwanya berhasil kembali ke raganya, dan setelah kedua kakinya berhasil menginjak bumi lagi.

"Kenapa kau tidak berterus-terang padaku bahwasanya kedua anak kembar ini adalah anakku? Kenapa kau pergi begitu saja menelantarkan aku, Junny Darling?" Max Julius mulai meneteskan air mata yang menganak sungai. Dia mempererat pelukannya dan tidak ingin melepaskan sang bidadari cantik kesayangannya lagi.

"Tidak seharusnya… Tidak seharusnya kau berada di sini, Max… Kau harus kembali ke Sydney… Kau harus kembali ke sisi Qaydee Zax Thomas. Hanya dialah yang berhak mendampingimu… Hanya dialah satu-satunya yang berhak bersamamu…"

"Jangan mendorongku dengan sebegitu kejamnya ke diri orang lain, Junny Darling… Jangan dorong aku ke orang yang tidak kucintai sama sekali… Kumohon… Maafkanlah aku… Kembalilah bersamaku, Junny Darling…" pinta Max Julius dengan suara memelas sembari membenamkan wajahnya ke bahu dan leher samping sang gadis cantik jelita kesayangannya.

Junny Belle sedikit menggeliat nan memberontak dalam pelukan sang pangeran tampan nirmala.

"Lepaskan aku, Max… Lepaskan aku, Max… Aku tidak bisa bersamamu… Kau tidak seharusnya berada di sini… Kau harus kembali ke Sydney dan bersama-sama dengan Qaydee Zax Thomas sekarang."

Junny Belle terus memberontak. Akhirnya Max Julius melepaskan pelukannya. Junny Belle baru saja berjalan beberapa langkah ke depan ketika terdengar lagi suara sang pangeran tampan di belakangnya, yang langsung menghentikan langkah-langkahnya.

"Aku tahu aku sudah salah paham terhadapmu selama ini. Aku tahu aku manusia paling berdosa dan manusia paling menjijikkan di dunia ini. Namun, kalau kesempatan untuk menebus semua dosa dan kesalahanku saja tidak kauberikan kepadaku, tidakkah kau merasa kau telah memberikanku hukuman yang paling kejam di dunia ini, Junny Darling?"

"Aku tidak bisa bersamamu, Max… Aku terkena kanker darah parah… Sekarang mungkin sudah stadium akhir. Setelah aku melahirkan kedua anak kembar kita ini, mungkin aku akan meninggal dan pergi meninggalkanmu begitu saja…"