Chereads / 3MJ / Chapter 250 - Hidup tak Seindah Drama Televisi

Chapter 250 - Hidup tak Seindah Drama Televisi

Kita kembali ke malam sebelumnya ya…

Clark Campbell akhirnya berhasil mengajak Aira Antlia Dickinson kencan di luar. Mereka telah makan bersama di beberapa kafe sehabis Aira Antlia pulang kerja. Mereka telah beberapa kali menonton film di bioskop, pergi ke karaoke, dan bahkan pergi ke bar minum-minum sebentar. Karena Aira Antlia tidak begitu menyukai pergi ke bar, Clark Campbell juga jarang mengajaknya pergi ke bar minum minuman beralkohol.

Hilang sudah semua rencana semula dari Clark Campbell untuk mengorek beberapa informasi mengenai Junny Belle Polaris dari Aira Antlia Dickinson. Ia jadi sedikit cemas dan khawatir bagaimana reaksi Aira Antlia begitu ia tahu Clark juga adalah seorang Campbell dan awal mula kedekatan mereka adalah karena Clark ingin mengorek informasi mengenai Junny Belle Polaris dari Aira Antlia Dickinson.

Akan tetapi, malam ini ketika mereka makan malam di suatu kafe di kota Sydney, Aira Antlia tampak tidak begitu bersemangat.

"Bibirmu jadi belepotan begini… Ada apa?" tanya Clark Campbell mengelap sudut bibir Aira Antlia dengan sehelai tisu dari meja. Aira Antlia merasa tertegun sejenak dengan perhatian Clark Campbell.

Aira Antlia tersenyum tipis. "Tidak ada… Tidak ada kaitannya dengan diriku sih… Berkaitan dengan salah seorang rekan kerja sekaligus sahabatku…"

Clark Campbell merasa inilah kesempatannya untuk mengorek informasi mengenai Junny Belle Polaris dari Aira Antlia Dickinson.

"Tapi kau kan tidak mengenalnya. Aku bercerita panjang lebar pun, kau takkan memahaminya…" kata Aira Antlia tersenyum lirih.

"Cerita saja kalau kau ingin meringankan sedikit beban pikiranmu… Mana tahu… Mana tahu aku memiliki beberapa masukan yang bisa bermanfaat buatmu dan buat rekan kerja sekaligus sahabatmu…"

"Sahabatku itu… sungguh dia seorang gadis yang polos, lugu, dan hanya memiliki sebentuk cinta yang tak berbalas."

"Cinta yang tak berbalas?" Clark Campbell mengerutkan dahinya.

"Ya, dia mencintai seorang lelaki yang tidak mencintainya lagi, alias membencinya. Dan parahnya kini ia mengandung anak dari laki-laki itu – anak kembar lagi…"

Clark Campbell bagai tersengat listrik bertegangan tinggi.

"Jadi ia hamil anak kembar?" Saking terperanjatnya, kalimat tersebut keterlepasan dari sepasang bibir Clark Campbell. Aira Antlia menatapnya dengan sorot mata penuh kecurigaan.

"Kau… Kau tahu siapa yang sedang kubicarakan di sini?"

Menyadari keterlepasannya tadi, buru-buru Clark Campbell menarik kembali dirinya ke jalur yang seharusnya.

"Tidak… Mana mungkin aku tahu siapa yang sedang kaubicarakan…"

"Kau juga seorang pengusaha hotel. Lelaki itu juga seorang pengusaha hotel raksasa yang begitu terkenal di Australia dan negara-negara lainnya."

"Lelaki itu pengusaha hotel juga?"

"Iya… Aku carikan dulu fotonya di Google. Mana tahu saja kau juga kenal…" kata Aira Antlia Dickinson mulai browsing internet dari ponselnya.

Alangkah terhenyaknya Aira Antlia Dickinson ketika ia melihat selembar foto Max Julius dan Clark Campbell tengah berfoto bersama-sama dengan jajaran staff hotel mereka di depan salah satu cabang mereka di Amerika Serikat. Kedua matanya begitu terbelalak lebar seakan-akan hampir keluar dari rongganya begitu ia melihat foto yang terpampang pada layar ponselnya itu.

Aira Antlia merasa kecewa, sedih, marah, dan kesal pada saat bersamaan. Jadi lelaki keren, tampan, dan cool yang mendekatinya akhir-akhir ini adalah sepupunya Max Julius Campbell yang bernama Clark Campbell… Jadi si Clark Campbell ini mendekatinya akhir-akhir ini hanya bertujuan mengorek informasi mengenai sahabatnya Junny Belle Polaris…

Aira Antlia sedikit membanting ponselnya ke atas meja. Clark Campbell merasa terkesiap. Ia menelan ludah ke dalam kerongkongannya yang serasa tercekat.

"Bisa kaujelaskan foto ini?" desis Aira Antlia dingin, dengan sorot mata yang sulit diartikan oleh Clark Campbell.

Clark Campbell mengambil ponsel Aira Antlia dan menghidupkan kembali layarnya. Terpampanglah fotonya dengan Max Julius sewaktu peresmian salah satu cabang baru mereka di Los Angeles dua tahun yang lalu. Clark Campbell mati kutu kali ini. Akhirnya jati diri dan rahasianya terkuak sudah di depan sang gadis cantik jelita.

"Aira… Aira… Aku bisa menjelaskan semua ini… Pada mulanya memang aku…"

"Kau dan Max Julius Campbell itu sama saja – sama-sama Campbell, sama-sama penipu, pembohong, dan lelaki yang tidak bertanggung jawab…" desis Aira Antlia mematikan serangkaian penjelasan yang hendak terlontar keluar dari mulut Clark Campbell.

"Aira… Aku benaran…"

"Sorry… Aku yang terlalu banyak berkhayal… Aku memang bodoh dan terlalu banyak menonton drama… Bodohnya aku bisa mengharapkan sesuatu yang lebih dari kedekatan kita ini. Tapi ternyata kini aku sadar hidup ini tak seindah drama televisi. Hidup tetaplah hidup… Kenyataan tetaplah kenyataan… Terima kasih untuk waktunya… Makan malam ini aku yang bayar saja…"

Aira Antlia Dickinson berdiri dan berjalan ke meja kasir dan melakukan pembayaran dengan salah satu kartu kreditnya. Sehabis itu, tampak ia langsung berjalan ke arah pintu kafe. Clark Campbell mengejarnya sampai ke trotoar yang ada di depan kafe dan mencegat tangan kanannya.

"Aira… Kau sama sekali tidak memberikanku kesempatan untuk menjelaskan…" kata Clark Campbell sedikit meninggikan suaranya.

"Menjelaskan apa? Menjelaskan memang iya kau hanya ingin mengorek informasi mengenai Junny Belle dariku? Kemudian aku akan mendengarkan permintaan maafmu karena selama ini telah memperalat dan memanfaatkanku… Begitu kan? Tak apa-apa… Kedekatan kita tidaklah lama, jadi aku masih mempunyai banyak waktu untuk menetralisir sakit hati dan kekecewaan ini. Untung saja… Untung saja aku belum menyerahkan segalanya kepadamu, Clark…"

Aira Antlia Dickinson berbalik badan dan air matanya jatuh seketika. Dia cepat-cepat menyeka ekor matanya supaya tidak terlihat bodoh telah menangis untuk seorang lelaki yang tidak memiliki rasa apa pun terhadapnya.

""Aira… Aira… Dengarkan aku dulu, Aira… Aira… Aira…" panggil Clark Campbell terus-menerus sambil mengejar sang gadis cantik jelita yang telah naik ke dalam bus yang berhenti di stasiun pemberhentian bus beberapa meter di depan.

Aira Antlia Dickinson langsung naik ke dalam bus, dan duduk di bus dengan kedua matanya yang tetap berkaca-kaca.

"Shit!" umpat Clark Campbell ketika dia tidak bisa menangkap sang gadis cantik jelita yang kini terbang menjauh pergi dari hadapannya begitu saja.

Clark Campbell masuk kembali ke mobilnya. Dia masuk dan sedikit membanting pintu mobilnya. Dengan tancap gas, dia pulang kembali ke apartemennya malam itu.

Ponsel berdering ketika ia menanggalkan semua pakaiannya dan terlihat berendam di dalam bath tub.

"Clark… Ada barang bagus malam ini… Perawan segar dari Indonesia – blasteran Belanda dan Indonesia… Tertarik? Kalau kau tertarik, biar keperawanannya itu kami serahkan ke tanganmu saja dan kau saja yang menggasaknya malam ini…" Terdengar suara salah seorang teman Clark Campbell – juga seorang lelaki fuckboy yang telah melanglang lama di buana malam.

"Maaf, Son… Aku tidak ada mood malam ini… Kalian saja yang main…"