Chereads / 3MJ / Chapter 223 - Kecemburuan Max Julius (bagian 2)

Chapter 223 - Kecemburuan Max Julius (bagian 2)

"Ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengannya… Sesuatu yang penting…"

"Membicarakan apa…? Membicarakan sesuatu yang teramat penting sampai-sampai kau harus membiarkannya memelukmu?" Suara Max Julius tiba-tiba saja berdentum.

Junny Belle membelalakkan kedua matanya. Dia menutup mulutnya yang sedikit menganga dengan tangan kanannya. Jadi Max Julius melihat Dokter Norin Apus Brown memeluknya ketika ia menangis di taman samping rumah sakit barusan. Itukah sebabnya Max Julius menculiknya dan membawanya ke hotelnya sekarang? Apakah Max Julius cemburu dan kini marah besar setelah ia melihat kedekatan Junny Belle dengan laki-laki lain?

"Aku… Aku… Aku…" Tak sepatah kata pun yang terlontar keluar dari mulut Junny Belle.

"Untuk apa kau meminta uang 100 ribu dariku? Kau berencana memberikan uang 100 ribu dollar itu kepada si dokter jantung itu, membantu keuangannya? Iyakah demikian?" Suara Max Julius masih meninggi satu oktaf.

Junny Belle mulai ketakutan. Tubuh Max Julius yang begitu berat masih menindihnya. Ia sama sekali tidak bisa bergerak. Tubuhnya dan tubuh lelaki tampan nirmala itu begitu dekat. Tampak kedua lubang hidung si lelaki tampan nirmala yang kembang kempis karena ia sedang menahan amarah dan api kecemburuan yang sudah tersulut dalam padang sanubarinya.

"Tidak… Tidak… Tidak, Max… Aku tidak pernah memberikan uang kepada Dokter Norin sepeser pun. Murni uang yang kauberikan kepadaku itu, aku gunakan untuk keperluanku yang mendesak."

"Keperluan apa?" kejar Max Julius terus.

"Aku… Aku… Aku…"

Max Julius mendengus kasar. Amarah masih saja terus mengerabik nan membelandang di beranda hatinya.

"Kau memberikannya kepada si dokter jantung itu supaya ia bisa melanjutkan pembelajarannya? Begitukah? Sebegitu kau menyayangi dan mencintainya sehingga kau rela menjual keperawananmu kepadaku hanya untuk membantu biaya studi si dokter tampan yang membuatmu tergila-gila itu? Iyakah demikian?" tanya Max Julius dengan nada dan bahasa tubuh yang mulai beringas.

"Tidak, Max… Tidak, Max… Aku sama sekali tidak mencintai Dokter Norin, Max…" Junny Belle menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ketakutan mulai menyergap relung perasaannya.

"Apa kekuranganku sehingga kau begitu mencintainya sampai-sampai kau rela berbuat apa saja – termasuk menyerahkan keperawananmu kepadaku guna membantunya? Apa kekuranganku, Junny Darling? Apa kekurangan pada diriku yang selama ini membuatmu tetap merasa tidak puas, tidak cukup sehingga kau menolakku berkali-kali, dari dulu hingga detik ini?" teriak Max Julius yang sudah berada di kemuncak ketidakberdayaan dan kesedihannya.

"Max… Max…" panggil Junny Belle dengan lemah lembut sembari memegangi kedua belahan pipi sang lelaki tampan nirmala.

Gairah kelelakian Max Julius sudah mencapai puncak. Ditambah dengan panggilan lemah lembut sang gadis cantik jelita yang sambil memegangi kedua belahan pipinya seperti itu, benar-benar meledaklah gairah kelelakian Max Julius. Dia benar-benar kehilangan kontrol terhadap dirinya sendiri. Hasrat tersebut seolah-olah akan meledak jika tidak segera dilepaskan.

"Apakah si dokter jantung itu pernah memberimu kenikmatan seperti yang aku berikan kepadamu malam itu? Apakah dia jauh lebih hebat daripada aku? Apakah pelukan, belaian, dan sentuhan-sentuhannya jauh lebih hangat daripada yang aku berikan kepadamu malam itu?"

"Max… Max… Max… Lepaskan aku, Max… Aku takut…"

"Dia boleh menciummu, boleh menyentuhmu, boleh memilikimu… Kauserahkan seluruh hati dan perasaanmu kepadanya… Kenapa justru aku tidak boleh menciummu, tidak boleh menyentuhmu, tidak boleh memilikimu?"

"Jangan kasari aku lagi, Max… Tubuhku benar-benar sakit… Aku mohon…" Tampak air mata Junny Belle sudah berlinang. Ditindih di bawah tubuh sang lelaki tampan nirmala seperti sekarang ini benar-benar membuat tubuh Junny Belle tidak bisa bergerak ke mana-mana.

"Akan kutunjukkan kepadamu aku jauh lebih hebat daripada si dokter jantung sialan itu, Junny Darling… Akan kubuktikan kepadamu setelah hari ini kau hanya akan mengingatku seorang… Setelah hari ini, kau hanya akan teringat kepada Max Julius Campbell seorang, bukan lelaki-lelaki lain…"

Junny Belle benar-benar terisak lembut saat ini. Dia sungguh tidak berdaya lagi. Dia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Akan tetapi, Max Julius tidak peduli lagi. Dia menanggalkan seluruh pakaian sang gadis cantik jelita dengan paksa. Dia menanggalkan dalaman gadis cantik jelita itu dengan sekali sentak. Dengan kedua tangan yang lihai dan gesit, dia juga berhasil membuka seluruh pakaiannya sendiri hanya dalam waktu beberapa detik. Dalam sekejap, dia sudah mengambil posisi untuk memasukkan barang juniornya ke dalam tubuh sang gadis cantik jelita.

Air mata Junny Belle hanya bisa terus berlinang dan berlinang. Dia sungguh tidak menyangka akan kembali digagahi oleh sang lelaki tampan nirmala yang dicintainya ini. Sang lelaki tampan nirmala yang dicintainya ini akan mengasarinya dengan api kecemburuan dan kemarahan, bukan memperlakukannya dengan ledakan cinta dan kasih sayang.

Junny Belle memejamkan kedua matanya dengan erat. Terasa ngarai kewanitaannya yang seakan-akan terkoyak-koyak dan tercabik-cabik oleh segala kekasaran Max Julius. Dia tidak bisa bergerak ke mana-mana. Seluruh tubuhnya seolah-olah menjadi mati rasa. Dia hanya bisa mengepalkan kedua tangannya erat dan meletakkannya di samping tubuhnya di atas tempat tidur.

Max Julius menggesek-gesekkan tubuhnya di atas tubuh Junny Belle. Ia terus bergerak cepat sambil terus memainkan kedua gundukan kembar Junny Belle yang kini menjadi bagian favoritnya. Junny Belle hanya bisa terus berlinang air mata, terus mengeraskan rahang menahan mati-matian rasa perih dan sakit yang kembali menyayat-nyayat daerah ngarai kewanitaannya.

"Aku juga bisa memberikan apa yang diberikan oleh si dokter jantung itu, oleh lelaki-lelaki lain di luar sana, Junny Darling! Aku bahkan bisa memberikan lebih daripada apa yang bisa mereka berikan!"

"Sakit, Max… Sakit, Max…" Terdengar pekikan tertahan tidak berdaya dari Junny Belle.

"Sedikit lagi, Darling… Sedikit lagi aku akan bisa membawamu ke puncak. Sesampainya di puncak nanti, kau akan bisa menyimpulkan sendiri apakah mereka yang lebih hebat atau aku yang lebih hebat…"

"Max… Max… Tolong… Tolong hentikan, Max… Aku sungguh kesakitan…" pinta Junny Belle di tengah-tengah linangan air mata ketidakberdayaannya.

Namun, Max Julius sama sekali tidak peduli. Dengan amarah dan api kecemburuannya yang sudah tersulut besar, dia terus bergerak-gerak cepat di atas tubuh Junny Belle. Dia terus bergerak memompa dengan sedikit kasar sampai-sampai dirasakannya mulai adanya suatu jepitan luar biasa pada batang kejantanannya. Tubuh Junny Belle tetap memberikan respon alamiah walau ia sebenarnya tengah dipaksa bersanggama oleh sang lelaki tampan nirmala ini. Ketika ia akhirnya juga mencapai titik klimaks pelepasannya, daerah ngarai kewanitaannya berkontraksi hebat dan menjepit batang kejantanan si lelaki tampan nirmala yang tengah bersarang di sana.

"Aduh, Darling… Jepitanmu sungguh luar biasa… Aku ingin keluar sekarang, Darling… Aarrhh…"

Terdengar lenguhan kenikmatan yang panjang dari Max Julius. Dia menyentak-nyentakkan pinggulnya pada daerah selangkangan Junny Belle beberapa kali sebelum akhirnya tubuhnya mencapai tahap relaksasi. Dia menyemburkan banyak sekali cairan vitalnya ke dalam daerah ngarai kewanitaan Junny Belle.