"Kau harus segera naik ke salah satu kapal sekoci itu, Periku… Sebentar lagi, kapal sekoci itu akan penuh sesak…" kata Maxy Junior memakaikan pelampung ke badan istrinya dengan cepat dan bermaksud mendorong tubuh istrinya supaya naik ke salah satu kapal sekoci terdekat mereka.
"Tidak, Sayang… Aku takkan naik ke kapal sekoci tanpa dirimu…" kata Natsumi Kyoko cepat seraya mencengkeram erat pelampung yang dikenakan oleh sang suami.
Kini hampir 75% kapal pesiar mewah Zodiac Liner terendam ke dalam air. Tentu saja terlihat Maxy Junior, Natsumi Kyoko dan sebagian kecil penumpang lainnya yang belum sempat naik ke kapal sekoci mereka sudah basah kuyup terendam air dan terombang-ambing di atas lautan.
"Periku… Dengarkan aku dulu… Kau harus naik ke kapal sekoci dulu… Aku akan naik ke kapal sekoci yang berikutnya… Aku pasti akan naik ke kapal sekoci yang berikutnya… Sesampainya di darat nanti, aku akan mencarimu… Aku berjanji akan mencari dan menemukanmu…" kata Maxy Junior menggenggam erat wajah sang bidadari cantik jelita dan berusaha meyakinkannya. Namun, ternyata dalam kondisi sekritis dan sepanik itu, Maxy Junior tidak mampu meyakinkan sang bidadari cantik kesayangannya.
"Tidak… Ini bukan kapal Titanic… Ini bukan kisah film Titanic, Sayang… Akan ada sekoci yang cukup untuk menampung semua ini. Jangan terus memaksaku untuk naik ke kapal sekoci tanpa dirimu, Sayang… Aku takkan sanggup melakukannya… Aku mohon…" pinta sang bidadari cantik dengan gaya memelas.
"Tapi, Periku… Aku sungguh tidak sanggup membiarkanmu menderita bersamaku di lautan luas seperti ini. Aku sungguh tidak berdaya di lautan luas seperti ini. Bisa saja aku tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungimu nanti."
"Kita naik ke kapal sekoci sama-sama… Kita takkan naik ke kapal sekoci yang berbeda, Sayang… Aku yakin masih ada kapal sekoci yang lain, yang bisa menampung kita berdua…" kata Natsumi Kyoko bersikukuh.
"Astaganaga, Periku… Kau membuatku semakin takut… Kau harus segera naik ke kapal sekoci ini, Periku… Kapal Zodiac Liner ini semakin lama semakin turun ke dalam air… Kita tidak punya banyak waktu lagi…" Maxy Junior terus berusaha mendorong istri cantik jelitanya yang kini sudah basah kuyup naik ke kapal sekoci yang terdekat dengan mereka. Karena kapal sekoci itu sudah penuh sesak, hanya satu orang yang mungkin bisa muat ke atasnya. Natsumi Kyoko bersikeras tidak ingin naik ke kapal sekoci tersebut. Dia bersikukuh mencari kapal-kapal sekoci lain yang bisa memuat dirinya dan sang suami tampannya.
"Jangan terus memaksaku untuk berpisah denganmu, Sayang! Aku bisa gila! Aku takkan tenang naik ke kapal sekoci, meninggalkanmu sendirian di sini, meninggalkanmu kedinginan di sini, tanpa ada kepastian aku bisa bertemu dan bersama-sama lagi denganmu sesampainya di darat nanti. Jangan terus mendorongku untuk berpisah darimu, Sayang! Aku takkan sanggup. Aku bisa mati tersiksa oleh rasa cinta dan kerinduanku padamu nanti!"
Natsumi Kyoko mulai menangis meraung-raung nan tersedu-sedu.
"Aku tidak ingin kau terluka di sini, Periku… Aku tidak ingin kau ikut menderita bersamaku… Aku sangat mencintaimu… Aku akan berusaha sampai titik akhir untuk mengeluarkanmu dari situasi mengerikan dan berbahaya ini…" gumam Maxy Junior lirih.
"Kalau kau mencintaiku, biarkanlah aku sama-sama berjuang denganmu sampai titik akhir itu, Sayang. Kalau kau mencintaiku, biarkanlah kita sama-sama berjuang sampai ada sekoci berikutnya yang bisa menampung kita berdua. Kita berdua akan meninggalkan tempat ini dalam keadaan selamat, dalam keadaan masih bersama-sama dan tidak terpisahkan. Mau kan…? Kau mau kan, Sayang…?"
Natsumi Kyoko sungguh tidak bisa membendung ruap lara dan kesedihannya lagi. Dia meraih sang suami tampan ke dalam dekapan hangatnya. Tangisannya kembali bertumpah ruah di atas dada sang suami tampan. Tangan Maxy Junior juga terangkat membalas dekapan sang bidadari cantiknya. Dia mengecup mesra wajah, bibir, dan kepala sang bidadari kesayangannya secara bertubi-tubi. Bagai mentega yang meleleh, dia akhirnya berlutut menyerah di depan cinta dan pengorbanan yang dicurahkan oleh sang bidadari cantik kesayangannya.
"Baiklah, Periku… Kita akan sama-sama mencari sekoci yang lain…" gumam Maxy Junior lirih.
Namun, tentu saja nasib baik masih berpihak pada Maxy Junior dan Natsumi Kyoko. Mencari dan mencari, kapal sekoci demi kapal sekoci yang berikutnya semuanya sudah penuh sesak. Kebanyakan penumpang bahkan tidak mengenakan pelampung lagi. Rata-rata penumpang menggigil kedinginan karena tidak tahan dengan dinginnya angin malam yang berhembus. Malam semakin larut; angin laut yang berhembus semakin dingin nan tak tertahankan.
Mencari dan terus mencari… Akhirnya Maxy Junior dan Natsumi Kyoko menjumpai ada satu kapal sekoci yang terakhir, yang memuat para awak kapal dan empat orang nakhoda utama kapal pesiar mewah Zodiac Liner. Dengan sigap Maxy Junior dan Natsumi Kyoko langsung diangkat ke atas kapal sekoci. Selamatlah kedua suami istri itu. Di belakang mereka kapal pesiar mewah Zodiac Liner perlahan-lahan tenggelam ke dasar lautan yang dangkal tersebut dan akhirnya tidak tampak lagi.
Tubuh Maxy Junior dan Natsumi Kyoko kini dibalut dengan dua selimut tebal milik para awak kapal. Dengan sorot mata lirih nan getir, mereka terus memandang ke tempat di mana kapal pesiar mewah Zodiac Liner masih terlihat beberapa saat yang lalu.
"Ada yang memasang bom di kapal Zodiac Liner… Mereka ingin melenyapkan seseorang atau beberapa orang – yang berkaitan dengan suatu rahasia besar…" kata salah satu nakhoda yang kini duduk dengan santai di samping Maxy Junior dan Natsumi Kyoko.
"Mereka membahayakan banyak orang hanya karena segelintir orang…" kata Natsumi Kyoko lirih. Kini ia terlihat menyandarkan kepalanya ke dada sang suami yang kekar, bidang nan bedegap.
"Polisi kelautan internasional akan menyelidiki hal ini. Anda-anda tenang saja… Mereka takkan tinggal diam dengan kasus terorisme internasional seperti ini…" sahut salah satu nakhoda yang lain.
"Apakah jasad penumpang yang tidak selamat bisa ditemukan dan dikembalikan kepada keluarga mereka?" tanya Maxy Junior lirih, dengan tangan yang kini membelai-belai kepala hingga punggung bidadari cantik kesayangannya.
"Akan ditemukan, Pak… Anda tenang saja… Tim SAR akan mencari dan menemukan jasad semua penumpang yang tidak selamat tadi. Kami turut berduka cita, Pak, Bu…" ujar salah satu nakhoda yang lain.
Natsumi Kyoko kembali terisak lembut di dada suaminya.
"Pantasan saja Ayah merasakan firasat-firasat buruk yang mengerikan beberapa hari sebelum keberangkatan kita. Bahkan ketika kedatangan Ryota Hanamura pertama kali ke rumah pagi itu, Ayah sudah merasakan semacam perasaan yang tidak enak. Rupanya inilah kejadian buruk yang selama ini menjadi firasat Ayah itu."
Maxy Junior hanya diam membisu seribu bahasa. Tangannya tak kunjung henti membelai-belai kepala hingga punggung sang bidadari cantik jelita.