"Kelompok orang-orang Jepang itu saja sudah sangat meresahkan," sambung lelaki kulit putih yang kedua.
"Kudengar kelompok orang-orang Mimasaka dan Hanamura juga berada di kapal itu. Mereka juga sedang memburu Victorio Mistrall ini dan ingin mendapatkan data-data yang ada di tangannya," timpal si lelaki kulit putih yang ketiga.
"Oke… Sekali tembak kena dua burung kan? Orang-orangmu sudah memasang apa yang perlu dipasang pada kapal itu bukan?" Tampak si lelaki kulit putih yang pertama kini tersenyum mengerikan.
"Sudah… Kau tidak perlu khawatir… Kalau aku yang melaksanakannya, kau tenang saja… Semua sudah beres. Tinggal tunggu perintahmu saja."
Si lelaki kulit putih yang pertama menganggukkan kepalanya lagi. Sepertinya dialah sang pemimpin tertinggi dari kelompok Free Hands yang misterius itu – sama misteriusnya dengan laboratorium misterius yang mereka perbincangkan tadi.
"Oke… Kita akan memantaunya dari sini dan kemudian kita baru putuskan langkah-langkah apa yang mesti kita ambil…"
"Kau benaran ingin melenyapkan semua orang yang ada dalam kapal itu? Kapal itu memuat lebih kurang ada 1.000 orang penumpang beserta nakhoda dan awak-awak kapal."
"Jangan salahkan aku yang berhati kejam melenyapkan mereka semua. Salahkan saja nasib mereka yang sial karena telah berada di kapal yang tidak tepat."
Sisa dua lelaki kulit putih lainnya yang bisa membisu seribu bahasa. Keduanya hanya tersenyum santai menanggapi apa yang dikatakan oleh sang pemimpin tertinggi.
***
DUA JAM SEBELUMNYA
"Mana istri kalian? Bisa pula kalian nyasar ke tempat maksiat ini tanpa pengawalan yang ketat dari Natsumi Kyoko dan Kimberly…" celetuk Saddam Demetrio dengan sebersit seringai nakal.
Maxy Junior dan Sean Jauhari saling berpandangan sesaat. Mereka tersenyum penuh arti.
"Kami sudah minta izin dan juga mengajak mereka ke sini kok… Demi si empat sekawan kita, kedua istri kami tidak keberatan kami ke sini. Mereka percaya sepenuhnya pada kami," jawab Maxy Junior.
"Kalian ke sini hanya untuk minum-minum atau memiliki tujuan yang sama dengan kami?" tantang Verek Felix. Di sekitaran mereka banyak sekali perempuan muda yang mengenakan baju yang kekurangan kain dan kekurangan benang – berlalu-lalang ke sana ke sini. Musik keras terdengar menghentak-hentak dari arah panggung di depan sana.
"Tentu saja untuk minum-minum… Kan kami ke sini hanya untuk menemani kalian si empat sekawan," cetus Maxy Junior.
Sean Jauhari terkekeh kecil. "Ketika kalian sudah mendapatkan barang buruan kalian, kami ya mundur dan kalian boleh bersenang-senang di malam yang panjang ini."
"Yakin kalian tidak mau?" tantang Thobie Chiawan dengan sepasang mata yang mengerling nakal.
Mendadak saja ada dua perempuan muda – mengenakan baju yang serba kekurangan kain dan benang – menghampiri Maxy Junior dan Sean Jauhari. Dua perempuan muda tersebut langsung duduk di atas pangkuan kedua lelaki sempurna itu tanpa dipersilakan. Tentu saja Maxy Junior dan Sean Jauhari sedikit tertegun. Namun, detik-detik berikutnya, mereka sudah mendengus dan tergelak ringan.
"Boleh juga… Lumayan…" cetus Maxy Junior menyesap sedikit minumannya.
"Lumayan cantik… Tapi entah kenapa begitu melihatnya, gairahku naik dan aku ingin segera bercinta dengan Kimberly sekarang…" kata Sean Jauhari meledak dalam tawa renyahnya.
Tangan dua perempuan muda mulai nakal, naik dan membelai-belai dada Maxy Junior dan Sean Jauhari. Tangan nakal mulai turun dan hendak menjamah bagian selangkangan mereka ketika tangan Maxy Junior dan Sean Jauhari yang lebih sigap mencegat kedua tangan tersebut.
"Aku lagi tidak berselera malam ini… Kau boleh pergi dari sini…" Maxy Junior sedikit mendorong tubuh si gadis penghibur supaya sedikit menjauh darinya.
"Aku lagi tidak berselera sama perempuan malam ini… Kau boleh pergi dari sini…" Sean Jauhari juga sedikit mendorong tubuh si gadis penghibur agar sedikit menjauh darinya.
"Jadi kau tertarik pada laki-laki malam ini?" Jelas si gadis penghibur benar-benar terperanjat kaget dan kedua bola matanya terlihat membelalak lebar.
"Kenapa? Memangnya tidak boleh kami saling tertarik?" tanya Maxy Junior sedikit menarik lembut Sean Jauhari. Sean Jauhari kini duduk di depan Maxy Junior.
Maxy Junior mendekap Sean Jauhari ke dalam dekapannya. Keduanya melihat ke dua gadis penghibur tersebut dengan sorot mata ringan nan santai.
"Kami ingin melewatkan malam ini bersama. Jadi sebelum kami benar-benar muak terhadap kalian, kalian boleh pergi dari sini," kata Sean Jauhari masih dengan sorot mata yang sama.
"Huh! Tidak seru!" Kedua gadis penghibur tampak kesal. Dua lelaki tampan sempurna yang mereka coba ingin dekati malam ini ternyata bisa dikategorikan ke dalam golongan biseks. Sambil menghentakkan kaki mereka, keduanya segera berlalu dari tempat tersebut.
Si empat sekawan terlihat menahan napas menyaksikan Maxy Junior dan Sean Jauhari yang bahkan sanggup berbuat sejauh itu hanya untuk menolak dan mengusir secara halus kedua gadis penghibur itu.
Maxy Junior dan Sean Jauhari kontan meledak dalam tawa geli mereka. Sean Jauhari berdiri dan kembali ke tempat duduknya yang tadi.
"Kalian bisa sampai begini hanya untuk mengusir halus kedua cewek yang tadi," kata Thobie Chiawan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tidak habis pikir aku," sambung Rodrigo Wisanto.
"Kalian sudah benaran bucin pada kedua istri kalian ya, sampai-sampai kalian rela berbuat sejauh ini hanya guna menolak secara halus kedua cewek yang tadi," timpal Verek Felix, juga menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tentu saja… Semenjak bertemu dengan Natsumiku, aku sudah bosan dengan kehidupan malam dan petualangan liar seperti yang tadi. Natsumiku jauh lebih menggoda dan lebih menggiurkan," kata Maxy Junior terkekeh kecil.
"Kimberlyku jauh lebih seksi menggemaskan. Kalian sudah boleh cari cewek-cewek yang benar-benar kalian cintai dan yang akan menjadi soulmate kalian deh. Aku rasa suatu hari nanti petualangan kalian ini harus berakhir. Apakah aku benar?" celetuk Sean Jauhari selembut mungkin, merasa sedikit ragu apakah perkataannya itu bisa menyinggung perasaan si empat sekawan atau tidak.
Si empat sekawan saling berpandangan sesaat. Kemudian, mendadak saja mereka berempat berdiri dari tempat duduk mereka.
"Oke… Sebelum perkuliahan dari Sean dan Maxy Junior semakin memanjang, aku rasa aku pergi berburu dulu. Sampai jumpa besok, Friends…" Saddam Demetrio yang pertama kali mengundurkan diri.
"Oke… Aku juga mau pergi berburu dan bersenang-senang dulu…" Verek Felix mengundurkan diri dari mereka setelah Saddam Demetrio.
"Ada satu cewek yang cantik di sana… Mudah-mudahan saja ia terkena pancinganku malam ini…" Rodrigo Wisanto mengundurkan diri kemudian.
"Ada cewek yang juga tak kalah menggiurkan di sana… Aku ingin bersenang-senang dulu… Sampai ketemu besok pagi ya, Guys…" Thobie Chiawan menjadi yang terakhir mengundurkan diri dari hadapan Maxy Junior dan Sean Jauhari.
Maxy Junior dan Sean Jauhari saling berpandangan sesaat lagi. Mereka meledak dalam tawa geli mereka. Mereka menghabiskan satu gelas minuman mereka, membayar minuman mereka, dan segera meninggalkan tempat tersebut.