Chereads / 3MJ / Chapter 171 - Beristirahat di Kamar Aries dan Aquarius

Chapter 171 - Beristirahat di Kamar Aries dan Aquarius

"Tidak ada masalah apa-apa kok… Yakin kalian air panas itu baru saja mendidih?"

Si dokter kapal terlihat mengerutkan dahi setelah ia memeriksa kepala belakang sampai punggung Natsumi Kyoko dan Kimberly Phandana. Maxy Junior dan Sean Jauhari juga mengerutkan dahi mereka petanda heran.

"Air itu jelas-jelas adalah air yang barusan mendidih, Dok!" Nada bicara Sean Jauhari sudah seperti orang yang menginjak pedal gas mobil. "Apa Dokter sudah memeriksa keadaan istriku dengan saksama?"

"Ini boleh kauperiksa sendiri, Tuan Sean… Aku sudah memeriksanya sejak setengah jam lalu dan memang tidak ada bercak-bercak merah dan gejala-gejala kulit yang melepuh yang bisa kutemukan pada istrimu, Tuan Sean – begitu juga dengan istri Tuan Maxy Junior…" kata si dokter juga dengan perangai seperti orang yang sedang menginjak pedal gas mobil.

Dasar orang-orang kaya! Dikira mereka aku tidak profesional atau aku tidak kompeten dalam melaksanakan tugasku! Masa menangani luka bakar terkena air panas saja aku tidak sanggup! Mereka terlalu menyepelekan seorang dokter muda sepertiku deh! Tentu saja si dokter muda hanya bisa mengumpat-umpat dalam hati dan ia tidak berani menyuarakannya secara lantang.

Sean Jauhari dan Maxy Junior menghampiri istri masing-masing. Memang pada kepala belakang dan punggung istri mereka berdua sama sekali tidak dijumpai tanda-tanda adanya luka bakar maupun kulit yang melepuh. Jelas-jelas tadi adalah air panas yang barusan mendidih dan uapnya tebal sekali. Kenapa sekarang tidak ada luka bakar sedikit pun pada kepala belakang dan punggung istri mereka berdua?

Sekerjap perasaan bingung dan lega menyalib padang sanubari Maxy Junior dan Sean Jauhari.

"Sekarang sudah percaya dengan apa yang aku katakan?" dengus si dokter muda yang berusia akhir dua puluhan itu. Jelas terlihat ia adalah seorang lelaki muda dengan jiwa muda yang terkadang masih bisa bergejolak dalam padang sanubarinya.

Maxy Junior dan Sean Jauhari hanya membisu seribu bahasa.

"Bagaimana, Honey? Apakah masih sakit?" tanya Sean Jauhari.

"Tadi sakitnya bukan main. Sekarang sudah tidak lagi…" jawab Kimberly Phandana.

"Kau yakin sama sekali tidak sakit lagi sekarang?" Maxy Junior bertanya dengan tangannya yang membelai-belai kepala belakang hingga punggung sang istri tercinta yang setengah telanjang.

"Iya, Sayang… Tidak sakit lagi… Mungkin memang air itu bukanlah air yang baru saja mendidih, melainkan hanyalah air yang mendidih entah sudah lima belas hingga dua puluh menit, Sayang…" kata Natsumi Kyoko dengan sebersit senyuman menenangkan.

"Tidak sakit lagi kan? Pakai kembali bajunya dan sudah boleh cabut," kata si dokter muda dengan nada sedikit ketus, merapatkan sepasang bibirnya, dan wajahnya sama sekali tidak memancarkan senyum sedikit pun.

"Apa Dokter tidak memberikan mereka sedikit obat yang dioleskan ke kulit atau obat yang diminum entah berapa kali sehari?" tanya Maxy Junior masih mengerutkan dahinya – bingung.

"Mereka tidak sakit apa-apa. Mereka tidak butuh obat-obat dariku, Tuan-tuan. Yang mereka butuhkan itu adalah obat dari Tuan-tuan sekalian. Berikanlah obat kalian pada istri-istri kalian ini nanti malam," dengus si dokter muda, masih dengan ekspresi wajah datar.

Sean Jauhari dan Maxy Junior baru saja ingin membuka mulut dan melontarkan sepatah dua patah kata ketika tangan Kimberly Phandana dan Natsumi Kyoko menahan mereka.

"Aku sudah tidak kesakitan lagi, Sayang…" cetus Kimberly Phandana dengan sebersit senyuman lemah lembut.

"Kita pergi saja dari sini, Sayang…" sahut Natsumi Kyoko juga dengan sebersit senyuman lemah lembut.

Sambil merapatkan bibir mereka, Sean Jauhari dan Maxy Junior membantu istri-istri mereka merapikan kembali pakaian mereka yang kini basah kuyup. Sejurus kemudian, mereka sudah keluar dari ruangan praktik dokter muda tersebut.

"Jadi dokter kok sombong banget sih!" cetus Maxy Junior kesal, dengan sepasang lubang hidungnya yang tampak kembang kempis.

"Kalau ini di Indonesia, sudah aku pastikan dia akan kehilangan tempat praktiknya ini! Macam kita nggak bayar saja! Macam kita ini kurang kerjaan saja tidak kenapa-kenapa cari dia!" tukas Sean Jauhari kesal, dengan napasnya yang sedikit tersengal.

"Sudahlah, Sayang… Yang penting kan aku tidak kenapa-kenapa…" sela Kimberly Phandana mengelus lengan suaminya dengan lembut.

"Iya… Kita kembali saja ke kamar sekarang ya, Sayang… Mau ganti baju dulu…" cetus Natsumi Kyoko sedikit bergelayut manja di lengan suaminya.

Kedua suami kaya raya mengangguk menyerah kepada dua istri mereka. Mereka tidak mengomel-ngomel dan berkata-kata lagi. Masing-masing membawa istri masing-masing naik ke lantai enam, kembali ke kamar masing-masing.

Sesampainya di kamar, Natsumi Kyoko juga muntah-muntah lagi. Mendadak lagi kepalanya terasa pening dan perutnya terasa sedikit mual. Maxy Junior tentu saja khawatir melihat keadaan istrinya sekarang.

"Kau sakit lagi, Periku? Ada apa?" tanya sang suami dengan raut wajah cemas. Tangan membelai-belai punggung si istri yang baru saja memuntahkan isi perutnya ke wastafel.

"Sedikit mual dan pusing, Sayang… Aku rasa aku kebanyakan makan hari ini. Perutku tidak bisa menyimpan semuanya. Beginilah jadinya…" tukas sang istri. "Aku ingin istirahat sebentar, Sayang. Kau mau menemaniku kan?"

Sang suami menjawab dengan lemah lembut, penuh cinta dan kasih sayang, "Tentu saja, Periku… Aku akan di sini menemanimu…"

Sang suami menuntun sang istri naik ke atas tempat tidur setelah sang istri berganti pakaian menjadi pakaian yang lebih santai. Sang suami sendiri juga melepaskan jas luarnya, menggulung sedikit lengan kemejanya dan membuka dua kancing atas kemejanya.

Kini terlihat sang istri berbaring di atas tempat tidur dengan menyandarkan kepalanya di atas dada sang suami yang kekar, tegap nan bedegap.

Di kamar Aquarius, ternyata Kimberly Phandana juga mengalami kondisi yang tak jauh berbeda. Sean Jauhari dan Maxy Junior tidak keluar dari kamar mereka sampai dengan jam empatan karena menemani istri-istri mereka yang tidak enak badan.