Chereads / 3MJ / Chapter 166 - Kerja Sama yang Mengerikan

Chapter 166 - Kerja Sama yang Mengerikan

Terdengarlah pengumuman yang memanggil seluruh penumpang untuk segera naik ke kapal pesiar mewah Zodiac Liner. Semua penumpang mulai mengantre di koridor yang di ujungnya terdapat sebuah pintu yang langsung mengarah ke laut lepas di mana kapal pesiar mewah Zodiac Liner sudah menunggu mereka.

Tampak empat sekawan mengantre di barisan paling depan. Di belakang mereka berdirilah Shunsuke Suzuki dan Ciciyo Suzuki; di belakang mereka lagi ada Ronny Alwi Emery dan Frebelyn Meyrita Jaya; di belakang mereka berdiri lagi Sean Jauhari dan Kimberly Phandana; dan yang paling belakang dari kelompok mereka adalah Maxy Junior dan Natsumi Kyoko. Di belakang Maxy Junior dan Natsumi Kyoko sudah berdiri ratusan penumpang lain – ada yang orang Singapura, orang Indonesia, orang barat, orang China, orang Korea, orang Jepang, orang Taiwan, sedikit orang India, orang Malaysia, dan beragam jenis kebangsaan lainnya.

"Mana tiga teman kita yang lain? Mereka jadi ikut kan?" tanya Saddam Demetrio celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri guna mencari sisa tiga teman mereka yang lain.

"Dua hari lalu mereka sudah meminta tiket mereka dariku. Katanya, mereka mungkin akan terlambat, jadi mereka bilang kita tidak usah menunggu mereka," jawab Verek Felix.

"Mereka tidak tidur di kamar-kamar penthouse sama seperti kita?" Alis Rodrigo Wisanto sedikit terangkat – bingung.

Verek Felix menggeleng ringan. "Sudah kuupayakan… Namun, kata pihak Zodiac Liner kamar-kamar penthouse itu selain kita, sudah terlebih dahulu di-booking orang. Tak ada pilihan lain lagi deh… Kamar-kamar mereka terpaksa di lantai lima."

Tiga sekawan yang lain hanya mangut-mangut mendengarkan penuturan Verek Felix. Selanjutnya, antrean mereka semakin maju ke depan. Mereka juga melangkah semakin maju ke depan.

Ada pengecekan paspor dan pengecekan tiket terlebih dahulu sebelum para penumpang dipersilakan naik ke Zodiac Liner. Naiklah Maxy Junior, Natsumi Kyoko dan kawan-kawan ke kapal pesiar mewah Zodiac Liner. Dengan lift khusus di pintu masuk kapal, mereka langsung diantar naik ke lantai enam.

Ternyata memang benar lantai enam itu dibagi menjadi hanya 12 kamar besar. Masing-masing kamar sungguh luas, menyerupai rumah mansion mewah nan elegan. Di masing-masing kamar besar sudah ada beberapa pembantu yang stand by 24 jam penuh dan bisa hadir kapan pun dibutuhkan.

Maxy Junior, Natsumi Kyoko, dan kawan-kawan masuk ke kamar masing-masing dulu untuk menata barang-barang mereka. Mereka janjian akan makan siang bersama di restoran mewah yang terletak di lantai lima pada pukul satu siang nanti.

Victorio Mistrall tampak masuk ke dalam kapal dan ia menginap di kamar lantai lima. Dia masuk ke dalam kamarnya dan meletakkan kopernya di lantai. Dia melirik keluar jendela untuk memastikan tidak ada yang mengikutinya sampai ke pelabuhan apalagi mengikutinya sampai ke dalam kapal.

Pakar biologi pertengahan lima puluhan itu tidak tahu dia tengah diawasi oleh Hayate Mimasaka dan Hiroshi Hanamura dari atap sebuah hotel berlantai lima yang terletak kira-kira tiga kilometer dari pelabuhan.

Hayate Mimasaka sedang mengarahkan teropongnya pada kapal Zodiac Liner yang sebentar lagi akan berangkat meninggalkan pelabuhan Singapura.

"Aku baru saja melihatnya masuk ke dalam kapal. Victorio Mistrall sudah masuk ke dalam kapal. Sepertinya dia menginap di kamar lantai lima," gumam Hayate Mimasaka masih dengan teropong yang menempel pada kedua bola matanya.

"Aku yakin dia pasti membawa data-data yang berhubungan dengan laboratorium misterius itu. Sedikit banyak pasti ada data-data yang berhubungan dengan jejak dan keberadaan ramuan asli itu." Hiroshi Hanamura menambahkan.

"Pastikan kalian bisa menangkapnya – hidup atau mati – dan jangan lupa amankan data-data yang berhubungan dengan laboratorium misterius dan jejak ramuan 100% itu. Kalau kalian berhasil menangkapnya dalam keadaan hidup-hidup, bawa dia ke hadapanku sebentar sebelum kalian membunuhnya ya… Ada yang ingin kuperbincangkan dengannya sebentar…" Tampak Hayate Mimasaka menyeringai jahat.

"Pergilah, Ryota… Kapal sebentar lagi akan berangkat. Orang-orang kita sudah menyebar dan menyusup ke dalam kapal…" kata sang ayah kepada anak bungsunya. Anak sulungnya mendadak harus kembali ke Jepang beberapa hari lalu karena mendadak salah satu perusahaan Hanamura di Jepang mengalami sedikit gejolak.

Ryota Hanamura membungkukkan badannya kepada sang ayah dan kepada sang pemimpin tertinggi di organisasi hitam tempat keluarganya bergabung selama ini. Hayate Mimasaka menyentuh pundak Ryota Hanamura sejenak sambil sedikit menaikkan ujung bibirnya.

Ryota Hanamura mundur dari hadapan Hayate Mimasaka dan Hiroshi Hanamura.

"Mudah-mudahan Victorio Mistrall ini bisa semakin mendekatkan kita semua kepada ramuan asli 100% itu, Hiroshi. Sudah berpuluh-puluh tahun kita mencarinya." Hayate Mimasaka mendesah napas panjang.

"Aku tahu, Pak Hayate… Mudah-mudahan kali ini kita benar-benar bisa mendapatkan ramuan asli 100%, bukan lagi ramuan 80% yang selama ini sudah berada dalam genggaman tangan kita," tukas Hiroshi Hanamura lirih.

Sementara itu di sisi lain pelabuhan Singapura yang ramai, yang padat merayap…

Tampak Mary Juniar Tanuwira sampai di pelabuhan Singapura. Dia keluar dari taksi yang ia tumpangi dan berjalan masuk ke dalam pelabuhan dengan anggun. Setelah melewati pemeriksaan paspor dan tiket, akhirnya dia tiba di depan kapal pesiar mewah Zodiac Liner. Dengan angkuh dan sedikit sinis, dia berdiri di depan kapal pesiar itu dan membuka kacamata hitam yang sejak tadi dikenakannya.

"Aku tahu kau akan setuju bekerja sama denganku dalam upaya kita menyingkirkan Natsumi Kyoko Suzuki kali ini." Terdengar suara Mizuki Mimasaka yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Mary Juniar.

Mary Juniar berpaling ke samping dan sedikit mendengus sinis.

"Kau memang cocok menjadi seorang detektif, Mizuki. Akan tetapi, kali ini aku bekerja sama denganmu bukan karena aku ingin membantumu mendapatkan Bang Maxy Juniorku. Aku hanya tidak tahan lagi dan secepatnya ingin menyingkirkan si Natsumi Kyoko itu selama-lamanya dari kehidupan Bang Maxy Juniorku. Untuk bisa mendapatkan Bang Maxy Juniorku, apakah Bang Maxy Juniorku bisa tertarik padamu atau tidak, semuanya itu tergantung pada kepintaran dan kemampuanmu sendiri."

Mizuki Mimasaka meledak dalam tawa sinisnya.

"Kau terlalu meremehkanku, Adik Angkat…"

Mary Juniar berpaling ke depan lagi, mengarahkan pandangannya lurus-lurus ke kapal pesiar mewah Zodiac Liner.

"Apakah menurutmu kau yang seorang adik angkat ini, yang pernah hampir mencelakakan abang angkat yang begitu kaucintai itu, bisa menang melawan Natsumi Kyoko dan menyingkirkannya dari hati abang angkatmu selama-lamanya?" Mizuki Mimasaka mendesah penuh kesinisan di daun telinga Mary Juniar.

"Dari mana kau bisa tahu soal itu, Mizuki Mimasaka?" Mata Mary Juniar mendelik tajam ke arah Mizuki Mimasaka.

Mizuki Mimasaka meledak dalam tawa renyahnya lagi. "Dengan menyebarkan sedikit informanku ke sekolah Newton Era, aku tentu saja mengetahuinya dengan mudah, Mary Juniar. Walau sekarang kau masih belajar online di rumah, tidak berani menapakkan kakimu ke sekolah, orang-orang yang ada di sekolah sana masih ingat dengan apa yang telah kau coba lakukan pada Kimberly Phandana dan Natsumi Kyoko Suzuki setahun lalu. Benar-benar deh… Kali ini kau telah kehilangan kesempatan emasmu untuk bisa mengalahkan Natsumi Kyoko dan mendapatkan Bang Maxy Juniormu."

Mary Juniar menahan gigi-giginya yang bergemeretak.

"Jika aku tidak bisa mendapatkan Bang Maxy Junior, si perempuan keparat itu juga tidak boleh mendapatkannya. Perempuan keparat itu harus mati. Aku takkan membiarkan dia hidup tenang dan hidup berbahagia dengan Bang Maxy Junior."

"Lalu, apakah aku harus mati juga? Setelah aku berhasil menyingkirkan Natsumi Kyoko Suzuki dan berhasil mendapatkan Bang Maxy Juniormu, apakah kau akan memberiku doa restu, Mary Juniar?" Mizuki Mimasaka mendesah penuh kesinisan lagi di daun telinga Mary Juniar.

Mary Juniar menoleh ke samping dan sedikit tersenyum sinis.

"Tergantung bagaimana hasil kerja sama kita ini, Mizuki…" Tangan membelai lembut wajah cantik jelita Mizuki Mimasaka. Mary Juniar berjalan ke depan menuju ke arah kapal dan menghilang ke dalam kapal.

Macam kau bisa mengapa-apakan diriku saja, Perempuan Bodoh! Setelah aku mendapatkan Maxy Junior, tentu saja aku akan menyingkirkanmu. Kau tidak lagi berguna untukku. Terdengar gerunyam sadis dari Mizuki Mimasaka yang memandang ke bayangan Mary Juniar yang menghilang ke dalam kapal dengan sinar mata yang berapi-api.

Mizuki Mimasaka sungguh tidak menyangka gerunyam sanubari Mary Juniar jauh lebih mengerikan lagi. Andaikan saja aku berhasil menyingkirkan Natsumi Kyoko Suzuki nanti, kau sekalian juga akan kudorong ke dalam laut dan menjadi makanan ikan di sana. Ketika anak-anak buahmu menemukan mayatmu, mayatmu tinggal tulang-belulang.

Mary Juniar masuk ke dalam kapal dengan santai. Mizuki Mimasaka menyusulnya dari belakang. Mereka menginap di lantai lima. Akan tetapi, mereka menempati dua kamar yang berbeda dan saling berjauhan.