"Kau takkan bisa menolakku lagi kali ini, Maxy Junior Sayang… Kau takkan bisa melewati rintangan dari wanita cantik sepertiku. Karena kau sudah tidak bisa menolakku, kusarankan sebaiknya kau menikmati tubuhku saja ya…"
Tangan genit Mizuki Mimasaka dengan gesit berpindah ke celana panjang Maxy Junior. Dengan dua kali gerak, dia sudah berhasil membuka resleting celana itu. Kini tampaklah celana dalam hijau gelap yang dikenakan oleh sang direktur dengan gundukan seksi menggiurkan yang memberontak dari dalam undies tersebut.
"Wow… Sangat menantang… Punyamu sungguh besar, Maxy Junior Sayang… Aku sudah tidak sabar menantikan kau memasukkan senjata besarmu itu ke dalam liang kehangatanku ini. Ayo dong, Sayang… Ngapain kau tahan-tahan? Lepaskan saja…"
Terdengar nada suara penuh kemenangan dan kepuasan dari Mizuki Mimasaka.
Sementara itu di luar…
Pintu lift terbuka. Serta-merta Natsumi Kyoko mengambil beberapa langkah lebar dan kontan berdiri di depan pintu ruangan sang suami.
"Siang, Nyonya Natsumi…" sapa sang sekretaris berusaha bersikap ramah. Namun, pada saat yang bersamaan dia merasa sangat deg-degan dan ketakutan. Sudah ada seorang wanita cantik dan seksi yang masuk ke dalam ruangan sang direktur beberapa saat sebelumnya dan entah apa yang dilakukan oleh wanita itu di dalam.
Natsumi Kyoko menempelkan tangannya pada gagang pintu ruangan suaminya. Dia mengernyitkan dahinya dalam-dalam karena pintu tersebut dikunci dari dalam dan tidak bisa dibuka.
"Mana kuncinya?" tanya Natsumi Kyoko. Sang sekretaris hanya terpelongo heran dan terperanjat kaget – menatap Natsumi Kyoko dengan pandangan kosong.
"Mana kuncinya! Buka pintu ruangan ini!" teriak Natsumi Kyoko di ujung kesabarannya.
Dengan tangan yang gemetaran, sang sekretaris membongkar-bongkar salah satu lemari kabinet yang ada di belakangnya. Dalam waktu tidak lebih dari sepuluh detik, ia berhasil menemukan kunci ruangan direktur dan menyerahkannya kepada si nyonya direktur.
Dengan sigap, kunci ditancapkan ke lubang kunci dan terbukalah pintu tersebut. Saat melangkah ke dalam ruangan, kekagetan dan kemarahan menyapa pesisir pantai batin Natsumi Kyoko pada saat yang bersamaan.
Karena merasa penasaran, sang sekretaris mencoba menjulurkan kepalanya ke dalam ruangan sang direktur guna melihat apa sesungguhnya yang telah terjadi di dalam. Namun, sebelum kepalanya sempat menempel pada area pintu, pintu tersebut sudah kembali menutup.
"Aku bilang aku tidak menginginkanmu! Aku tidak menginginkanmu! Aku menginginkan Natsumiku! Mana dia! Mana Natsumiku!" Dengan kasar, Maxy Junior mendaratkan satu tamparan ke wajah Mizuki Mimasaka.
Sambil memekik kaget, Mizuki Mimasaka jatuh terpelanting ke samping. Maxy Junior masih berbaring pada sandaran kursinya dengan keadaan setengah telanjang yang penuh dengan ketidakberdayaan. Pengaruh obat perangsang benar-benar telah menggerogoti dan menggerayanginya.
Dengan mengambil beberapa langkah lebar, akhirnya Natsumi Kyoko tiba di samping Mizuki Mimasaka. Tangan langsung menjambak rambut wanita itu. Terdengar pekikan singkat.
"Kau bertindak seolah-olah kaulah yang paling pintar dan paling cerdik di sini! Kau kira aku ini adalah wanita bodoh yang hanya bisa diam menyaksikan suamiku jatuh ke dalam pelukanmu! Kau kira kau itu siapa hah! Kau belum mengenalku dengan baik dan sekarang kau semakin menjadi-jadi dan berani menginjak-nginjak ke atas kepalaku ya! Oke! Hari ini kau akan tahu dengan siapa kau berhadapan!"
"Lepaskan aku, Sialan! Lepaskan aku!" Tangan Mizuki Mimasaka meronta-ronta ke atas hendak membebaskan dirinya dari cengkeraman tangan Natsumi Kyoko.
Akan tetapi, yang ada malahan cengkeraman tangan Natsumi Kyoko pada rambutnya semakin kuat. Natsumi Kyoko mulai menarik rambut beserta sekujur tubuh Mizuki Mimasaka ke arah meja tulis sang suami. Dengan sigap, tangan menyambar dua gelas minuman yang ada di atas meja. Minuman ice lemon tea yang dingin dan manis disiramkan ke wajah dan sekujur badan Mizuki Mimasaka.
"Nih, minum balik obat perangsangmu! Carilah gigolo di luar untuk memuaskan hasrat liarmu itu! Jangan cari suamiku ya! Dia pria baik-baik!"
Natsumi Kyoko kembali menjambak rambut si wanita genit dan menyeret sekujur tubuhnya ke arah pintu ruangan suaminya. Pintu dibuka dan Natsumi Kyoko menghempaskan tubuh wanita genit itu keluar.
"Dasar sialan! Awas kau, Jalang! Aku akan membuatmu membayar sepuluh kali lipat atas apa yang kauperbuat padaku hari ini!" teriak Mizuki Mimasaka bagai orang kerasukan setan.
"Justru kaulah yang akan membayar sepuluh kali lipat atas apa yang telah berani kauperbuat pada suamiku hari ini! Jangan tes kesabaranku ya! Aku bukan wanita yang tidak punya emosi ya! Lihat saja apa yang akan kulakukan padamu jika lain kali kau berani menginjakkan kaki ke perusahaan suamiku ini lagi!" hardik Natsumi Kyoko dengan tatapan tajam.
Perlahan-lahan, Mizuki Mimasaka berdiri dan berjalan ke arah lift dengan terseok-seok. Pintu lift terbuka dan Mizuki Mimasaka masuk ke dalamnya. Kedua wanita itu sempat beradu ketajaman sinar mata selama beberapa detik sebelum akhirnya pintu lift tertutup.
"Lain kali jangan izinkan wanita itu masuk-masuk seenaknya ke ruangan Pak Maxy Junior! Kalau dia bersikeras ingin masuk, telepon sekuriti dan minta mereka yang mengurusnya! Apa kau mengerti!" tegas sang nyonya direktur.
Terpaksa sang sekretaris yang belum sepenuhnya pulih dari kekagetannya hanya bisa mengangguk-nganggukkan kepalanya dengan cepat.
Sebelum kembali masuk ke dalam ruangan sang suami, sang nyonya direktur menukas lagi, "Ada sesuatu yang penting, yang harus aku selesaikan dengan Pak Maxy Junior di dalam. Batalkan semua janji Beliau sampai dengan sore ini. Jangan ada yang mengganggu kami di dalam sampai sore nanti – siapa pun itu. Kau mengerti kan?" Kali ini terdengar nada suara dan raut wajah sang nyonya direktur yang lebih lembut.
Kembali si sekretaris hanya bisa mengangguk-nganggukkan kepalanya dengan cepat.
Natsumi Kyoko masuk kembali ke ruangan sang suami, menutup pintu, dan menekan tombol pengunci pintu di belakang punggungnya. Dia merasa sangat deg-degan. Dia akan menghadapi seorang suami yang tengah berada di bawah pengaruh obat, yang begitu menginginkan dirinya. Dia beberapa kali menelan ludahnya ke dalam kerongkongannya yang tercekat.