"Bukan urusanmu, Martin Jeremy!" sahut Mary Juniar tajam.
"Maaf aku sempat mendengar percakapan kalian sebentar, Bu… Aku sendiri sih sudah tidak sabar lagi ingin memberi ucapan selamat kepada Bang Maxy Junior, Bu. Akhirnya ia bisa menikah dengan Natsumi Kyoko yang sangat dicintainya, Bu."
"Sudahlah, Martin…" ujar Liana Fransisca lirih.
"Tidak mungkin mereka akan menikah. Tidak mungkin itu… Tidak mungkin deh ada pernikahan yang tanpa persiapan apa-apa dan sebegitu terburu-burunya seperti ini…" Mary Juniar masih berusaha menolak kenyataan yang ada.
"Mereka memang akan menikah di kantor catatan sipil jam sepuluh pagi ini, Mary Juniar," kata Liana Fransisca lirih.
"Kenapa tidak ada? Zaman modern begini, apa pun bisa asalkan ada uang, iya nggak? Mereka menikah dulu di kantor catatan sipil, dapatkan dulu akta perkawinan mereka, buat dulu kartu keluarga dan tetek bengek sebangsanya. Tahun depan baru menikah secara adat, secara agama dan menggelar resepsi pernikahan mereka. Segalanya bisa saja kan dilakukan?" serang Martin Jeremy tanpa ampun.
"Tidak mungkin… Tidak mungkin… Tidak mungkin Bang Maxy Junior bisa menikah secara terburu-buru seperti ini… Tidak mungkin perempuan itu bisa mendapatkan Bang Maxy Juniorku dengan sebegitu mudahnya seperti ini… Itu tidak mungkin…" Tangan Mary Juniar mulai terangkat naik dan menutupi kedua telinganya.
"Mungkin saja, Kak Mary Juniarku… Bang Maxy Junior begitu tergila-gila dan mencintai Natsumi Kyoko, begitu juga dengan sebaliknya. Bisa saja kan…? Bisa saja Natsumi Kyoko akhirnya menyerahkan segalanya kepada Bang Maxy Junior dan kini Natsumi Kyoko tengah mengandung anak Bang Maxy Junior… Itulah sebabnya mereka menikah dulu di kantor catatan sipil jam sepuluh pagi ini, Kak Mary Juniar…" Terus saja Martin Jeremy memberondong dan membombardir Mary Juniar dengan serangan bertubi-tubi.
"Sudahlah, Martin…" tukas Liana Fransisca lagi kini mulai berjalan menghampiri anak lelakinya itu.
"Apa kau ingin hadir di kantor catatan sipil jam sepuluh nanti, Kak Mary Juniar? Apa kau ingin turut menemani Ibu menjadi saksi? Apa kau ingin…?"
Belum sempat Martin Jeremy menyelesaikan serangannya, Mary Juniar sudah berteriak histeris.
"Diam! Diam! Tidak mungkin mereka akan menikah secepat dan semudah ini! Aku tidak mau dengar! Aku tidak mau dengar! Pergi kau dari sini! Pergi kau dari hadapanku sekarang juga, Martin Jeremy!"
"Mmm… Inilah balasannya dari perbuatanmu menjatuhkan lampu hias kristal tahun lalu, Mary Juniar. Apa kau sadar waktu itu kau hampir saja mencelakakan nyawa Bang Maxy Junior? Apa kau sadar waktu itu kau hampir saja membunuh Bang Maxy Junior?" desis Martin Jeremy dengan segenap kekesalan dan kemarahannya yang menggelegak.
"Aku tidak bersalah! Aku tidak bersalah! Aku tidak bermaksud menyakiti Bang Maxy Junior… Aku tidak bermaksud mencelakakan Bang Maxy Junior…" Terlihat Mary Juniar kini meringkuk di lantai dan menutupi kedua telinganya dengan kedua tangannya.
Martin Jeremy memalingkan pandangannya ke arah lain. Dia berlalu begitu saja dan bergerak menuju ke pintu depan. Tak lama kemudian, terdengar pintu depan dibuka dan sedikit dibanting di belakang punggungnya.
Liana Fransisca juga berjongkok dan meraih anak perempuannya ke dalam pelukan keibuannya.
"Aku begitu mencintai Bang Maxy Junior, Ibu… Kenapa dia bisa memilih perempuan lain dan kini menikah dengan perempuan itu? Kenapa dia sama sekali tidak melirik ke arahku? Kenapa semua cinta, perhatian dan waktuku selama ini sama sekali tidak berarti apa-apa di matanya? Kenapa, Ibu? Kenapa?" Derai tangis dan air mata Mary Juniar bertumpah ruah di atas pundak Liana Fransisca.
Tangan Liana Fransisca membelai-belai kepala hingga punggung Mary Juniar yang berguncang hebat karena isakan tangisnya.
"Semuanya akan berlalu, Mary Juniar… Kau akan baik-baik saja… Kau akan baik-baik saja…" Terus-menerus Liana Fransisca mengulangi kalimat yang sama guna menenangkan anak perempuannya.
Setelah dia memastikan keadaan jiwa Mary Juniar kembali stabil dan tidak terguncang lagi, dia pun keluar rumah dan segera bertolak ke kantor catatan sipil.
***
Dalam hanya hitungan menit, pernikahan ekspres nan ala kadarnya digelar di kantor catatan sipil. Kedua pasangan baru Tanuwira dan Suzuki tidak mengundang siapa pun – hanya ada Kendo Suzuki dan Liana Fransisca Sudiyanti yang menjadi saksi. Kedua pasangan Tanuwira dan Suzuki juga tidak mengundang teman-teman dekat mereka karena pernikahan ini mereka adakan di luar rencana dan secara terburu-buru.
Setelah membubuhkan tanda tangan dan cap stempel masing-masing keluarga kedua belah pihak, resmilah Shunsuke Suzuki memperistri Ciciyo Suzuki; resmi juga Maxy Junior Tanuwira dan Natsumi Kyoko Suzuki sebagai suami istri yang sah. Kedua pasangan itu terlihat berciuman mesra di depan kedua orang tua mereka.
Kendo Suzuki dan Liana Fransisca saling bertukar pandang sejenak. Wajah keduanya, terutama Liana Fransisca, menampilkan sebersit senyuman simpul. Liana Fransisca khawatir dengan keadaan batin Mary Juniar di rumah. Dia akan pulang ke rumah dulu sebentar sehabis dari kantor catatan sipil ini. Kendo Suzuki mulai menyusun rencana untuk menolak keluarga Hanamura secara tegas dan memikirkan bagaimana caranya supaya bisa mengusir keluarga Hanamura selamanya dari kehidupan keluarganya.
Sejurus kemudian, mengantongi surat-surat pernikahan mereka, kedua pasangan pengantin baru keluar dari kantor catatan sipil tersebut. Tampak kini sudah resmi menjadi suami istri, mereka tidak segan-segan lagi mempertontonkan kemesraan mereka di depan umum, mempertunjukkan cincin pernikahan mereka yang couple, dan sesekali tidak segan-segan berciuman dan berpelukan di depan kantor catatan sipil tersebut.