Chereads / 3MJ / Chapter 145 - Kau Begitu Sempurna (bagian 1)

Chapter 145 - Kau Begitu Sempurna (bagian 1)

"Kau sudah selesai mandi?" tanya Maxy Junior yang menunggui sang bidadari cantiknya mandi dengan duduk di pinggiran tempat tidur sang bidadari cantik.

Sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, terlihat Natsumi Kyoko melangkah keluar dari kamar mandi dalam kamar tidurnya. Dia menghampiri sang pangeran tampan yang duduk di pinggiran tempat tidur.

"Iya… Sekarang giliranmu…" Tampak senyuman lemah lembut sang bidadari cantik.

Entah karena silap langkah atau memang kaki yang masih basah, Natsumi Kyoko tergelincir dan hampir saja jatuh terjerembab di hadapan sang pangeran tampan. Sang pangeran tampan spontan merentangkan sepasang tangan untuk menangkapnya. Akibatnya, sang bidadari cantik menimpa sang pangeran tampan. Mereka berdua jatuh ke atas tempat tidur dengan posisi sang bidadari cantik yang berada di atas. Untuk beberapa detik lamanya, keduanya berada dalam posisi tersebut dengan mata yang saling memandang dan mengunci.

Tangan sang pangeran tampan naik dan membelai wajah serta rambut sang bidadari cantik. Sang bidadari cantik juga melakukan hal yang sama.

"Karena kita sudah jadian selama satu tahun lewat sedikit, kini aku akan berterus terang, Sayang…" tukas Natsumi Kyoko dengan sebersit senyuman lemah lembut.

"Apa itu?"

"Kau tahu nggak kau itu begitu sempurna, Sayang?"

"Oh ya?" Tampak sebersit senyuman menawan Maxy Junior yang menjadi ciri khasnya.

"Wajahmu… Matamu, hidungmu, bentuk pipi dan bentuk garis rahang, sampai ke perawakan tubuhmu yang begitu sempurna nyaris tanpa cacat. Pada waktu bertemu denganmu lagi di pelataran parkir pub itu, aku sempat berpikir apakah ini manusia atau sesosok dewa yang turun dari kahyangan."

"Kau sedang memuji atau merayuku, Periku?" Tangan masih naik dan membelai-belai rambut sang bidadari cantik. "Kau juga sungguh cantik dan sempurna, Periku. Aku suka matamu yang indah ini. Matamu yang indah dan bibirmu yang tipis ini adalah suatu kombinasi yang tidak pernah kutemui pada perempuan mana pun. Aku juga suka senyuman kelembutanmu. Asalkan aku bisa melihat senyumanmu ini, segalanya menjadi tidak tergantikan."

"Apakah kau sedang memuji atau merayuku?" Natsumi Kyoko tergelak ringan.

"Dua-duanya… Dan apakah tadi kau sedang merayuku atau memujiku?" Tangan sang pangeran tampan masih membelai-belai rambut dan wajah sang bidadari cantik.

"Sama… Aku sedang merayu sekaligus memujimu..." Tangan sang bidadari juga masih membelai-belai rambut dan wajah sang pangeran tampan lagi.

Maxy Junior tersenyum menawan lagi. Dia kini menatap sang bidadari cantik yang ada di atas tubuhnya dengan sorot mata penuh cinta dan kerinduan.

"Apakah pernah ada yang menawarimu untuk menjadi model atau jadi aktor, Sayang?"

Maxy Junior tampak berpikir selama beberapa detik. "Ketika aku berumur 15 tahun waktu itu, pernah sekali ditawari jadi bintang iklan. Namun, aku menolaknya. Tidak begitu suka tampil di depan kamera… Aku lebih suka masuk ke perusahaan ibuku saja dan mengembangkan perusahaan itu. Aku rasa itu lebih dekat dengan jiwa dan kepribadianku. Bagaimana denganmu, Periku? Apakah pernah ada yang menawarimu jadi artis atau model?"

"Ada… Sewaktu berumur 10 tahun waktu itu… Aku menolaknya juga… Dan 'mantan ibuku' juga tidak setuju dan dia menolak mentah-mentah. Dia ingin aku fokus ke belajarku. Dan lagipula, aku sendiri lebih tertarik ke hal-hal yang berbau sastra. Maka, jadilah aku sekretaris OSIS-mu tahun lalu. Dan sekarang juga menjadi sekretaris Ayah di perusahaannya." Natsumi Kyoko melemparkan sebersit senyuman lemah lembut lagi.

"Setelah kita menikah nanti, aku ingin kau menjadi sekretarisku di Beauty & Me. Kau mau kan?"

"Tapi aku lihat kau sudah memiliki seorang sekretaris muda yang cantik jelita, Sayang." Natsumi Kyoko tergelak ringan lagi dengan kerlingan penuh arti pada kedua bola matanya.

"Itu adalah sekretaris ibuku, Periku. Dia sudah ikut ibuku selama lebih dari delapan tahun. Sudah menikah dan anaknya kini sudah tiga tahun… Aku juga ingin seorang sekretaris pribadi, Periku… Seorang sekretaris yang bukan hanya membantuku dalam hal-hal pekerjaan…"

"Jadi dalam hal apa lagi?"

"Seorang sekretaris yang juga bisa memberiku cinta, perhatian, seluruh hatinya, dan menemaniku dalam kehidupan keluarga kecil kami… Seorang sekretaris yang bisa memberiku banyak anak yang cantik dan tampan…"

Natsumi Kyoko terkekeh kecil lagi.

"Lebih tepatnya aku menginginkan seorang sekretaris yang bisa merangkap seorang istri – istri yang sangat kucintai. Siapa pun takkan bisa memenuhi kriteria tersebut selain dirimu, Periku… Kau mau kan?"

Natsumi Kyoko kini menatap sang pangeran dengan serius. Dia mengecup mesra bibir sang pangeran tampan.

"Tentu saja aku mau… Aku akan ikut ke mana pun kau berada, Sayang…"

Bibir keduanya mulai bertaut dan saling mengulum. Lidah mereka saling menjelajahi dan saling mencerap cinta dan kenikmatan masing-masing. Kali ini Natsumi Kyoko lebih berani. Dia yang membuka kancing-kancing kemeja yang dikenakan oleh sang pangeran tampan. Tampaklah tubuh seksi sang pangeran yang begitu menggoda nan menggiurkan.

"Kau ingin menguasaiku malam ini?" Napas sang pangeran tampan mulai sedikit terengah-engah.

"Biarkan aku menguasai dirimu dulu ya, Sayang… Habis itu, kau bisa melakukan apa pun yang kauinginkan terhadapku…" tukas Natsumi Kyoko dengan sedikit kerlingan mata nakal dan rona merah delima yang sudah menyelangkupi kedua belahan pipinya.

Maxy Junior kembali membaringkan kepalanya dan membiarkan sang bidadari cantiknya menguasai diri dan tubuhnya malam itu. Terasa ciuman yang sudah berpindah ke leher dan ke dadanya yang bidang. Ciuman pindah lagi ke perutnya yang rata, seksi, kekar bedegap.

Maxy Junior merasakan celananya mulai ditanggalkan oleh sang bidadari cantik. Dia sudah bisa menebak service apa yang bakalan diberikan oleh sang bidadari untuknya. Sungguh terasa ketika sang bidadari seksi menempelkan dagu dan mulut pada batang kejantanan yang sudah memberontak keras dari balik undies-nya. Begitu tangan nakal sang bidadari cantik menarik turun undies yang berwarna hijau gelap itu, menjulanglah senjata kejantanan sang pangeran tampan yang menegak ke atas, penuh dengan amunisi yang siap ditembakkan.

"Periku… Aku belum mandi ini… Seluruh badanku agak sedikit berbau… Kau yakin?" Terlihat Maxy Junior sedikit ragu.

Natsumi Kyoko tidak ingin menunda lebih lama lagi. Dia mengulum senjata pamungkas sang pangeran tampan. Maxy Junior tidak bisa berkata apa-apa lagi tatkala dia merasakan bagian yang terpenting dari dirinya dikulum dan dijelajahi oleh lidah sang bidadari cantik.

"Aaahh… Uuhh… Periku… My Little Fairy… Kau benar-benar membuatku melayang, Sayang…" Terdengar terus desahan sang pangeran tampan dengan peluh yang mulai membanjiri sekujur tubuhnya.

Permainan lidah sang bidadari terus berlanjut hingga 20 menit ke depan. Kadang terasa jilatan di pinggiran senjata pamungkas sang pangeran tampan hingga ke kedua kelereng kembar yang bertengger di bawah. Kadang sang bidadari akan mengulum senjata tersebut sambil meremas-remas lembut kedua kelereng kembar sang pangeran tampan. Jiwa Maxy Junior sungguh melambung ke langit ketujuh. Untuk beberapa detik sampai klimaks pelepasannya, dia sungguh tidak bisa membedakan mana atas, bawah, kiri, dan kanan.

"Periku… Aahh… Uuhh… Aku ingin keluar sekarang… Shit!" Desahan sang pangeran tampan terus berkumandang.