Chereads / 3MJ / Chapter 144 - Asmara Kembar Dua Pasangan

Chapter 144 - Asmara Kembar Dua Pasangan

"Aku tidak bisa mengendalikan perasaan ini, Ryuzaki. Jika seandainya aku bisa mengendalikan perasaan ini, sekarang aku tidak perlu merasa setakut ini lagi." Natsumi Kyoko sedikit memilin-milin rambutnya dengan jari-jemari yang terlihat sedikit bergelugut.

Ryuzaki Hanamura memalingkan wajahnya ke samping sejenak. Dia sudah kehabisan akal bagaimana menundukkan gadis cantik ini sehingga ia bersedia menikah dengannya secara sukarela. Apakah ia harus menggunakan kekerasan, sama seperti kekerasan yang selalu digunakan adiknya selama ini?

Natsumi Kyoko berdiri.

"Apa yang mau kusampaikan, sudah kusampaikan. Aku bisa pulang sendiri. Kau tidak perlu mengantarku."

Ryuzaki Hanamura hanya mengantar kepergian gadis itu dengan sorot mata yang sedikit kesal nan menyala-nyala.

Maxy Junior menarik ke atas sebuah majalah yang kebetulan ada di samping kursi tempat ia duduk. Majalah menutupi seluruh wajahnya. Natsumi Kyoko yang lewat di depan mejanya dengan perasaan campur aduk, juga tidak berpaling ke samping dan memergoki keberadaannya di sana. Setelah memastikan Natsumi Kyoko keluar dari bangunan kafe, diam-diam Maxy Junior juga menyelinap keluar.

Terlihat Natsumi Kyoko memberhentikan sebuah taksi dan masuk ke dalam sebuah taksi. Taksi berjalan meninggalkan pelataran parkir kafe. Maxy Junior cepat-cepat masuk ke dalam mobilnya sendiri. Mesin mobil terdengar meninggalkan pelataran parkir kafe dan mengekori taksi yang ditumpangi oleh Natsumi Kyoko.

Begitu tiba di depan mulut gang yang mengarah ke rumah besar keluarga Suzuki, Maxy Junior langsung memutar arah dan masuk ke gang yang sama dari ujung yang satu lagi. Dengan kecepatan lebih, mobil Maxy Junior duluan tiba di depan pintu rumah besar. Dia keluar dari mobil dan menunggu taksi yang ditumpangi oleh Natsumi Kyoko tiba di depan pintu rumah besar. Sejurus kemudian, taksi yang ditunggu-tunggu pun sampai.

Setelah membayar, Natsumi Kyoko turun dari taksi. Alangkah terhenyaknya dirinya sang pangeran tampan sudah berdiri di depan pintu rumah besar, kini menatapnya dengan sinar mata penuh cinta dan kerinduan. Terselip kesedihan dan kehangatan pada saat bersamaan dalam sorot mata sang pangeran tampan.

Taksi tersebut melaju pergi dari kediaman keluarga Suzuki. Dalam beberapa detik, Natsumi Kyoko yang memang berotak encer langsung bisa menyusun skenarionya sendiri. Dia menebak pastilah Maxy Junior berhasil mengekorinya sampai ke kafe tadi dan menguping semua pembicaraannya dengan Ryuzaki Hanamura di kafe tadi.

Terselimuti oleh rasa malu, Natsumi Kyoko berpaling dan berlari ke arah kolam renang yang ada di pekarangan belakang rumah dari jalan samping. Dia tidak jadi masuk melalui pintu depan rumah besar itu lagi.

"Periku… My Little Fairy… Tunggu, Periku… Natsumiku… Tunggu… Kau mau lari ke mana?" Maxy Junior setengah melolong sambil mengejar-ngejar peri cantik kesayangannya sampai ke kolam renang di pekarangan belakang.

Tentu saja Shunsuke Suzuki dan Ciciyo Suzuki yang kini kembali menatap langit malam di roof top rumah besar bisa mendengar lolongan Maxy Junior dari pekarangan samping sampai pekarangan belakang tempat kolam renang terletak.

"Sepertinya mereka lagi ada masalah. Harus pakai acara kejar-mengejar sampai ke kolam renang segala." Shunsuke Suzuki tergelak ringan.

"Haruskah kita membantu mereka?" tanya Ciciyo Suzuki lembut, masih menyandarkan kepalanya ke dada bidang tegap bedegap sang pangeran pujaan hati.

"Biarkan saja deh… Maxy Junior gitu loh… Seorang lelaki sempurna, dengan ketampanan sejagat raya… Takkan menjadi masalah besar baginya untuk berbaikan dengan Natsumi malam ini dan mendapatkannya kembali."

"Akankah mereka berakhir di ranjang cinta mereka, sama seperti kita, Bang Shunsuke?" tanya Ciciyo Suzuki dengan berani.

"Kuharap saja begitu… Dengan demikian, besok pagi Ayah Angkat akan mendapati dua pasangan muda yang harus segera ia nikahkan…" kata Shunsuke Suzuki sedikit bergurau.

Ciciyo Suzuki hanya terkekeh kecil, tetap dalam posisinya berada dalam pelukan kehangatan sang pangeran pujaan hati yang nyaman dan tiada terbandingkan di seluruh semesta raya.

Tentu saja kaki Natsumi Kyoko terpeleset di tepian kolam renang yang memang basah dan licin. Sebelum ia tercebur ke dalam kolam renang, tangan Maxy Junior yang gesit bermaksud menangkapnya. Dan karena Maxy Junior juga salah langkah, kedua-duanya akhirnya tercebur ke dalam kolam renang dengan kedalaman tujuh meter. Maxy Junior memeluk erat tubuh sang bidadari cantiknya dan membiarkan tubuh mereka berdua tenggelam sampai ke dasar kolam.

Di pertengahan kolam, Maxy Junior mendaratkan kecupan mesra ke bibir sang bidadari cantik yang tipis, mungil, imut nan menggemaskan.

Biasanya Natsumi Kyoko akan ketakutan panik begitu tercebur ke dalam kolam yang dalam. Namun kali ini, terlihat ia santai saja dan justru sangat menikmati pelukan dan ciuman dari sang pangeran tampan.

Tidak ada yang bisa menghalangi perasaan cintaku kepadamu. Maxy Junior terus memeluk dan mencium sang bidadari cantiknya, terus membiarkan tubuh mereka berdua tenggelam sampai ke dasar kolam.

Tidak ada yang bisa menghentikan aku mencintai dan memilikimu, Periku yang Cantik… Maxy Junior menghentakkan kakinya ke dasar kolam. Tubuh mereka berdua meluncur ke atas permukaan kolam lagi.

Maxy Junior membawa tubuh sang bidadari cantiknya dan mendudukkannya ke pinggiran kolam. Dia sendiri juga naik dari kolam dan duduk di samping sang bidadari cantiknya, di pinggiran kolam – dengan kedua kaki yang masih terendam di dalam air.

Tangan sang pangeran naik, membelai wajah dan rambut sang bidadari cantiknya.

"Aku merasa hangat dan sedih pada saat yang bersamaan, Periku…"

"Kenapa?" tanya Natsumi Kyoko dengan takut dan malu yang bercampur aduk jadi satu pada saat bersamaan. Dia memalingkan wajah ke arah lain dan tidak berani memandangi wajah apalagi sorot mata sang pangeran tampan.

"Hangat karena kau begitu mencintaiku sampai-sampai kau takut sekali kehilanganku. Sedih karena kau tidak terlalu mempercayai kekuatan cinta yang kumiliki terhadapmu…"

Natsumi Kyoko serta-merta berpaling ke sang pangeran tampannya dengan dahinya yang sedikit berkerut.

"Dengarkan aku, Periku… Jika memang kematian kita datang di kehidupan ini, aku akan pergi meninggalkan kehidupan ini dan akan berusaha untuk menyimpan kenangan cintaku padamu jauh di dalam lubuk kesadaranku yang terdalam, sehingga di kehidupan yang mendatang, aku akan terus bisa merasakan cintaku padamu itu dan akan bisa menemukanmu menggunakan tuntunannya."

"Benarkah? Benarkah kau akan berusaha untuk menemukanku walau bisa saja ingatan kita berdua lenyap tertelan ke dalam arus reinkarnasi?" Tampak sepasang mata sang bidadari cantik berkaca-kaca – entah karena dia menangis atau karena air kolam yang masih membasahi kepala dan sekujur tubuhnya.

"Aku bersumpah atas nama seluruh cinta di semesta raya, Periku Sayang… Aku akan membawa ingatan cinta kehidupan sekarang ini ke kehidupan berikutnya dan aku akan bisa menemukanmu lagi. Lagipula, bisa saja…"

"Bisa saja apa…?"

"Bisa saja kebersamaan kita berdua di kehidupan ini merupakan efek perwujudan dari endapan pikiran beserta kesadaran kehidupan lampau kita, Periku Sayang… Bisa jadi di kehidupan lampau kita, kita juga saling berjanji akan meneruskan ingatan cinta kita ke kehidupan berikutnya, dan jadilah di kehidupan ini kita bertemu dan saling mencintai lagi."

"Kau seyakin itu, Maxy Junior Sayang?" Tangan sang bidadari cantik naik dan membelai-belai wajah sang pangeran yang tampan nirmala.

"Ada setitik keyakinan dalam lubuk hatiku yang bilang begitu, Periku… Begitu pertama kali bertemu denganmu dalam wujud anak kecil saja, aku sudah langsung tertarik padamu. Aku membelamu dengan merebut mainanmu kembali dan mengajakmu main bersama setelah itu. Tidakkah kau juga demikian?" Masih terasa tatapan mata sang pangeran tampan yang tergenang cinta dan hasrat yang bercampur aduk menjadi satu.

"Aku juga, Sayang… Aku rasa aku begitu senang kau membelaku waktu itu sehingga secara spontan aku langsung mencium pipimu." Terlihat sang bidadari cantik tersenyum lemah lembut. Dia sedikit menundukkan kepalanya karena kedua belahan pipinya sudah merona merah.

"Jangan takut kau akan kehilanganku, Periku… Aku akan selalu berada di sampingmu. Aku akan selalu mencintaimu. Tetap akan ada sebentuk cintaku padamu, yang tertanam jauh di dalam lubuk kesadaranku, yang langsung akan melompat keluar begitu aku melihatmu, begitu aku bertemu denganmu, Periku yang Cantik… Kau percaya padaku kan?"

Natsumi Kyoko membisu selama beberapa detik seraya terus memandangi sang pangeran tampannya dengan sinar mata penuh cinta dan kerinduan, sampai akhirnya ia menganggukkan kepalanya. Sang pangeran serta-merta langsung merengkuh sang bidadari cantiknya ke dalam pelukannya. Terasa pelukan tersebut begitu hangat kendati sekujur tubuh dan pakaian sang pangeran tampan basah kuyup.

"Aku takkan pernah mencari wanita lain, Periku Sayang… Percayalah padaku… Karena memang takkan ada wanita lain yang bakalan bisa menggantikan posisimu di hatiku. Aku juga berharap takkan ada lelaki lain yang bisa menggantikan posisiku di hatimu, Periku…" bisik sang pangeran tampan ketika sang bidadari cantik masih berada dalam pelukannya.

"Tentu saja tidak, Sayang…" Terdengar Natsumi Kyoko sedikit terisak. "Takkan ada lelaki lain yang bisa menggantikan posisimu di hatiku. Di hati Natsumi Kyoko, selamanya hanya ada Maxy Junior seorang…"

"Dan di hati Maxy Junior, selamanya hanya ada Natsumi Kyoko seorang…"

Bibir hangat sang pangeran tampan didaratkan ke bibir tipis mungil imut menggemaskan sang bidadari cantik. Bibir mereka saling mengulum, menjelajahi, dan saling bertaut pada pernyataan cinta masing-masing – yang begitu jauh, tak berpangkal, tak berujung.

Semilir angin malam berhembus, menyampaikan senandung cinta dari hamparan bintang di tengah-tengah makrokosmos di semesta raya kepada kedua insan yang tengah terbuai cinta dan asmara.

"Ayo kita masuk ke dalam, Periku… Berada di sini lama-lama, nanti kau bisa masuk angin…" kata Maxy Junior menjulurkan tangannya kepada sang bidadari cantik.

Natsumi Kyoko tergelak ringan sebentar. Dia menyambut uluran tangan sang pangeran tampan. Kedua sejoli berlalu masuk ke dalam rumah besar.

Asa bahagia menyelangkupi ujung sanubari Maxy Junior dan Natsumi Kyoko.