Chereads / 3MJ / Chapter 124 - Anak Laki-laki dari Masa Kecil

Chapter 124 - Anak Laki-laki dari Masa Kecil

"Oh iya… Kenapa tidak terpikirkan oleh kita tadi, Kendo?"

"Betul sekali, Liana… Waktu itu untuk membela Natsumi Kyoko, Maxy Junior merebut kembali mainannya dari tangan Mary Juniar. Habis itu, Natsumi Kyoko mencium pipi Maxy Junior. Maxy Junior kemudian mengajak Natsumi Kyoko bermain bersama. Akhirnya, mereka bermain bersama-sama. Di situlah awal perkenalan mereka. Kenapa bisa sampai terlupakan tadi ya? Pantasan aku merasa nama Maxy Junior ini begitu tidak asing, seolah-olah aku pernah mendengarnya belasan tahun silam, tapi aku lupa di mana pernah mendengarnya," cetus Kendo Suzuki tertawa geli sembari menepuk jidatnya sendiri.

"Dan sekarang begitu mendengar darimu mengenai apa saja yang terjadi pada mereka barusan, aku rasa benaran kau harus membatalkan perjodohan itu, Kendo. Memang Natsumi Kyoko tidak berdarah murni Suzuki, tetapi aku dan kita semua tetap menganggapnya adalah bagian dari keluarga ini kan? Aku tidak mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi pada keponakanku, Kendo. Tentu saja kau juga tidak berharap sesuatu yang mengerikan terjadi pada anak lelakimu kan, Liana?" Keiko Suzuki berusaha meyakinkan Kendo Suzuki dan Liana Fransisca Sudiyanti untuk membatalkan perjodohan itu.

Liana Fransisca Sudiyanti menggelengkan kepalanya.

"Lagipula, sudah zaman apa ini! Masih zaman ya jodoh-menjodohkan begitu…" tukas si adik perempuan sembari berkacak pinggang di depan abang dan wanita selingkuhannya.

"Waktu itu perusahaan sedang berada di titik terendah, Keiko. Aku tidak memiliki pilihan lain selain menyetujui dan menandatangani perjanjian soal perjodohan itu." Kendo Suzuki mengangkat kedua tangannya ke udara petanda saat itu ia sungguh tidak mempunyai pilihan lain.

"Aku yakin Ciciyo juga takkan setuju dengan perjodohan ini dan dia akan uring-uringan begitu mendengar soal ini. Aku yakin sekarang ini yang ada dalam pikirannya hanyalah Shunsuke. Bisa jadi sekarang ini ia tengah merencanakan masa depannya dengan Shunsuke. Bisa jadi ia sedang berimajinasi bagaimana kehidupan keluarganya kelak apabila ia menjadi istri Shunsuke. Ini kau malahan ingin menjodohkannya dengan lelaki yang bahkan belum ia kenal. Apa tidak gila itu namanya!"

Keiko Suzuki tampak sedikit berapi-api ketika sudah menyangkut soal kebahagiaan kedua keponakannya.

"Sekarang aku mengerti kenapa selama ini Faustina Tokwin itu selalu memberikan mereka hukuman-hukuman yang tidak manusiawi dan tidak masuk akal. Dia bukan hanya ingin menyerahkan dua barang yang telah diukir dan dipahatnya secara sempurna kepada keluarga Hanamura itu, tetapi dia bisa sampai tega memberikan hukuman-hukuman yang kejam kepada Natsumi dan Ciciyo adalah karena mereka berdua bukanlah anak kandungnya. Wah… Benar-benar mengerikan deh! Seharusnya sejak awal aku sudah bisa menduganya dan berpikir sampai ke sana…"

"Aku juga tidak berpikir sampai ke sana, Keiko… Aku kini merasa sangat bersalah pada kedua anak itu. Memang salahku yang jarang sekali memperhatikan keluarga ini. Memang salahku yang selalu menyibukkan diri dengan bisnis dan kerjaanku di luar sana. Memang salahku yang jarang memperhatikan mereka sejak kecil sampai sekarang. Mereka tidak ada salah apa-apa, tetapi harus ikut menanggung akibat dari kesalahan-kesalahan kami." Kendo Suzuki terlihat sedikit menundukkan kepalanya.

Liana Fransisca juga terlihat sedikit menundukkan kepalanya. Dalam hatinya, ia memang merasa bersalah terhadap Natsumi Kyoko dan Ciciyo, yang juga harus ikut menanggung akibat dari kebencian si ibu angkat yang melakukan segala macam cara untuk mempertahankan keberadaan si ayah angkat di sampingnya.

"Oleh sebab itulah, batalkan perjodohan yang tidak masuk akal itu, Kendo… Seperti katamu, bisa jadi keluarga Mimasaka dan Hanamura itu adalah keluarga mafia. Namun, keluarga Suzuki dan Tanuwira juga bukanlah keluarga yang lemah kan? Aku juga akan memberitahu soal ini kepada Yohei sepulangnya aku ke Jepang sana nanti. Aku rasa Yohei pasti bersedia membantu."

"Siapa Yohei?" Liana Fransisca Sudiyanti sedikit mengerutkan dahi.

"Suamiku… Yohei Tsukikage namanya…" Keiko Suzuki tersenyum lemah lembut sekarang. Setiap kali membicarakan mengenai suaminya selalu saja membuatnya merasa hangat nan bahagia.

"Yohei Tsukikage juga berasal dari kalangan yang patut diperhitungkan di Jepang sana, Liana. Keluarga Tsukikage juga merupakan keluarga dengan martabat dan status sosial yang cukup tinggi. Mereka memiliki pabrik keramik terbesar dengan banyak cabang di mana-mana di Jepang sana." Kendo Suzuki memberikan sedikit penjelasan tambahan mengenai latar belakang keluarga adik iparnya.

Liana Fransisca mangut-mangut mendengar penjelasan tambahan tersebut. Dalam hati, ia sudah menebak begitu ia menentang keinginan Hayate Mimasaka untuk menjodohkan anak perempuannya dengan Maxy Junior, dan begitu Kendo Suzuki membatalkan perjodohan Natsumi Kyoko dengan Ryuzaki Hanamura, pasti akan bermunculan serentetan masalah yang pelik dan memusingkan. Liana Fransisca hanya bisa menghela napas panjang.

"Semoga saja masalah yang bermunculan nanti bisa kita atasi dan mereka tidak bertindak semena-mena terhadap kita, Kendo…" Liana Fransisca tampak sedikit khawatir.

Kendo Suzuki meraih wanita yang dicintainya itu ke dalam pelukannya. Tampak Liana Fransisca tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya merebahkan kepalanya ke bahu lelaki yang dicintainya.

Melihat kemesraan abangnya dan perempuan yang ada di hadapannya ini, Keiko Suzuki hanya memancarkan sebersit senyuman tipis. Sebenarnya dia juga kurang setuju dengan perselingkuhan yang selama ini dilakukan oleh abangnya. Namun, kini jelas terlihat kedua insan di depannya ini saling mencintai. Sebagai seorang adik, tidak ada yang bisa diperbuatnya selain mendukung apa yang menjadi kebahagiaan abangnya.

"Aku ingin menengok keadaan Maxy Junior dan Natsumi Kyoko dulu," kata Keiko Suzuki beranjak dari tempat duduknya.

Keiko Suzuki berjalan ke arah pintu kamar tidur keponakannya. Dia mengetuk lembut dan kemudian membuka pintu. Terlihat keduanya sudah selesai makan. Kini Natsumi Kyoko sedang mengupas buah apel dan memotongnya menjadi potongan-potongan kecil. Sepotong demi sepotong buah apel dimasukkannya ke dalam mulut Maxy Junior.

"Apakah aku mengganggu?" tanya Keiko Suzuki dengan sebersit senyuman cerah.

"Tentu saja tidak, Bibi… Sini kuperkenalkan, Bibi… Ini pacarku, Bibi… Namanya Maxy Junior Tanuwira… Biasa dipanggil Maxy Junior saja…" Natsumi Kyoko dengan antusias memperkenalkan Maxy Junior kepada bibinya.

"Maxy Junior… Ini bibiku yang pulang dari Jepang sana, yang sudah sempat kuceritakan padamu waktu itu. Namanya Keiko… Keiko Suzuki…" Dengan antusias pula, Natsumi Kyoko juga memperkenalkan bibinya kepada Maxy Junior.

"Halo, Bibi Keiko… Aku Maxy Junior Tanuwira… Aku pacar Natsumi…" Maxy Junior menampilkan sebersit senyuman menawan yang menjadi ciri khasnya.

"Senang bertemu denganmu, Maxy Junior… Sama seperti cerita-cerita yang aku dengar dari Natsumi, dari abangku Kendo dan dari ibumu selama ini, Maxy Junior… Kau memang sangat tampan. Tampanmu benar-benar sempurna tanpa cacat. Tidak heran Natsumi bisa langsung jatuh cinta padamu di saat pertama kali kalian bertemu." Keiko Suzuki sempat terpana melihat ketampanan Maxy Junior yang seolah-olah tanpa cacat, tanpa cela.

"Thanks, Bibi Keiko…" Maxy Junior sedikit menundukkan kepalanya dan mengelus-elus kepala belakangnya.

"Kalian habis makan…?" tanya Keiko Suzuki masih dengan sebersit senyuman kelembutannya.

Maxy Junior dan Natsumi Kyoko mengangguk ringan. Terlihat sepasang sejoli itu saling menyuapi potongan-potongan apel kecil yang ada di atas piring.

"Natsumi… Masih ingat dengan anak kecil laki-laki yang dulu pernah bermain ke sini ketika kau masih kecil?" Keiko Suzuki tiba-tiba mengungkit hal tersebut dan sontak kedua belahan pipi Natsumi Kyoko mulai memerah lagi.

"Aahh, Bibi Keiko… Itu kan sudah lama terjadinya dan aku sendiri bahkan sudah tidak begitu ingat dengan kejadian itu…" Natsumi Kyoko merasa kurang nyaman membicarakan hal itu di depan sang pangeran tampan.

"Hah…? Ada anak kecil laki-laki yang pernah menjadi temanmu di saat kau kecil, Periku? Kenapa kau tidak pernah cerita hal itu ke aku?" Tampak alis Maxy Junior sedikit naik dan dahinya sedikit mengerut.

Keiko Suzuki tersenyum tipis. Maxy Junior terlihat lebih tampan lagi ketika ia sedang terbakar rasa cemburu.

"Sudah lama berlalu kejadian itu, Sayang… Aku sendiri bahkan sudah tidak begitu ingat bagaimana persisnya kejadian waktu itu." Natsumi Kyoko sedikit menunduk malu.

Keiko Suzuki meledak dalam tawa renyahnya. Dia menjelungkap sebuah kisah mengenai Maxy Junior kecil, Natsumi Kyoko kecil dan Mary Juniar kecil yang berebut mainan di ruang tamu rumah besar yang sama tatkala mereka masih kecil. Maxy Junior mendengarkannya dengan saksama sambil sesekali melebarkan kedua matanya karena tidak percaya Natsumi Kyoko kecil bisa mencium seorang anak laki-laki yang masih berumur di bawah sepuluh tahun.