"Oh, Maxy… Maxy… Maxy Junior…"
"Katakan siapa yang kaucintai, Periku…"
"Mencintai Maxy Junior… Mencintai Maxy Junior selamanya… Aaahh…" Natsumi Kyoko hanya bisa memejamkan kedua matanya, terus mendesahkan nama sang pangeran tampannya, dan menerima setiap gelombang kenikmatan yang disalurkan oleh sang pangeran tampan kepadanya.
"Aku sudah hampir sampai ke puncak, Periku…" Terdengar lagi suara sang pangeran tampan setelah setengah jam berlalu.
"Bawa aku ke surga bersama-sama denganmu, Maxy Junior Sayang…" Terdengar desahan dan erangan tanpa titik koma dari sang bidadari cantik.
Sang bidadari cantik benar-benar tak kuasa menyagang sensasi kenikmatan yang disalurkan oleh sang pangeran tampan kepadanya. Terus terdengar desahan dan erangan tiada akhir ketika sang pangeran tampan membawanya sama-sama menggapai puncak klimaks pelepasan.
Juga terdengar tarikan suara sang pangeran yang panjang ketika ia menggapai titik klimaks pelepasannya. Dia menyemburkan banyak sekali cairan vital di balik undies warna cokelat gelap yang dikenakannya. Seluruh otot tubuhnya menegang dan dia tampak memejamkan erat kedua matanya ketika ia menyemburkan banyak sekali cairan-cairan vital. Natsumi Kyoko bahkan bisa merasakan sedikit sensasi lengket-lengket pada daerah selangkangannya sesaat setelah sang pangeran tampan melepaskan segala gelora hasratnya.
Kini seluruh otot tubuh sejoli tersebut mulai merenggang. Maxy Junior menjatuhkan dirinya di samping sang bidadari cantik. Sang bidadari cantik menyentuh kedua belahan pipinya dan memberikan sedikit belaian di sana. Tampak Maxy Junior tersenyum hangat nan menawan di sela-sela napasnya yang sedikit tersengal.
"Sorry, Little Fairy… Aku melepaskan banyak sekali cairan vitalku sampai-sampai lengket semua daerah pribadimu sana. Really sorry, Periku. Kau terlalu cantik sampai-sampai terkadang aku kesusahan mengendalikan diri – seperti tadi…"
"Lepaskan saja… Lebih baik daripada kautahan-tahan terus…" ujar Natsumi Kyoko sembari mengulum senyumannya. Mendengar pernyataan itu, kontan kedua alis Maxy Junior sedikit terangkat.
"Tentu saja jangan kaulepaskan dulu ke dalam tubuhku, Sayang… Jangan dulu ya… Lepaskan dulu dengan cara dry hump begini…" Natsumi Kyoko meledak dalam gelak kecilnya. Malam ini dia terlihat sungguh bahagia.
"Kau candain aku ya…" Maxy Junior mulai menggelitik seluruh tubuh sang bidadari cantik. Sang bidadari tergelak dan terbahak di atas tempat tidur dengan tubuhnya yang sedikit meronta-ronta.
Akhirnya kini posisi sang pangeran tampan berada di atas dan kembali menindih tubuh sang bidadari cantiknya.
"Kau sangat cantik, Periku. Kau sangat cantik… Sejak awal pertemuan kita, aku selalu ingin menatap wajahmu seperti ini. Aku selalu ingin menatap wajah ini dan mengatakan kepada diriku sendiri kau adalah milikku, Sayang."
"Aku memang adalah milikmu. Kau juga adalah milikku kan, Maxy Junior Sayang? Selamanya kau tetap akan menjadi milikku dan takkan menjadi milik perempuan lain bukan?" Tangan Natsumi Kyoko juga membelai-belai wajah dan rambut sang pangeran tampan, dan juga terus memberinya sinar mata penuh cinta dan kebahagiaan.
Maxy Junior mengangguk cepat. "Aku memang sudah menjadi milikmu sejak dulu, Little Fairy. Sejak pertama kali bertemu denganmu, aku tahu aku akan menyerahkan diriku hanya kepadamu, menyerahkan semua cinta, perhatian dan hatiku."
Natsumi Kyoko tersenyum lemah lembut dan mendaratkan satu kecupan mesra ke bibir sang pangeran tampan.
"Aku mulai mengantuk, Little Fairy. Aku ingin tidur sekarang. Aku ingin kau juga menginap di sini, menemaniku melewati malam ini. Kau mau kan? Besok pagi-pagi jam enam begitu, aku akan mengantarmu pulang ke rumah." Maxy Junior turun dari posisi atas di mana ia menindih tubuh sang bidadari cantik. Ia kini berbaring menyamping dan memeluk tubuh sang bidadari cantiknya dari belakang.
"Tidurlah… Aku akan menemanimu malam ini. Aku tidak akan pergi. Aku akan menemanimu melewatkan malam ini sampai berganti pagi. Oke…?" bisik Natsumi Kyoko lemah lembut.
Maxy Junior tersenyum menawan. Ia kemudian menarik selimut sehingga menutupi tubuh mereka berdua. Ia mulai memejamkan mata dan mulai terdengar desahan napasnya yang teratur nan berirama di belakang tengkuk sang bidadari cantik.
Natsumi Kyoko tersenyum penuh kelembutan. Dia menenggelamkan diri ke dalam pelukan sang pangeran pujaan hatinya. Dia mencium aroma mint dan sea salt yang sungguh membuatnya tenang dan nyaman dalam kesunyian malam.
Oh Tuhan… Semua cinta yang bersatu pada akhirnya akan berlabuh ke dermaga birahi yang satu ini. Aku belum sampai pada dermaga yang sebenarnya. Akan tetapi, aku sudah sangat berbahagia. Apakah ini adalah ujung penantian yang selalu ditunggu-tunggu oleh setiap perempuan yang jatuh cinta di seluruh semesta raya ini? Jika iya, jangan bawa dia pergi dariku, Ya Tuhan… Jangan pernah pisahkan aku dari sang pangeran yang bisa memberiku kebahagiaan ini. Biarkan aku terus bisa menggapai ujung kebahagiaan ini. Biarkan aku terus bisa tenggelam dalam kehangatan cinta dan kasih sayang yang ia curahkan kepadaku.
Hati nurani Natsumi Kyoko memanjatkan sepenggal doa, sepenggal doa sederhana dari setiap perempuan di seluruh jagat raya ini, yang akhirnya bisa merasakan bagaimana mencintai dan dicintai.