Natsumi Kyoko menarik lembut lengan sang pangeran tampan sambil berbisik, "Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu, Sayang."
Maxy Junior dengan patuh mengikuti ke mana langkah-langkah sang bidadari cantik membawanya. Dia melihat ke pelataran parkir lantai bawah yang ditunjukkan oleh jari telunjuk sang bidadari cantik. Terdapat empat truk yang diparkir berdempetan di pelataran parkir tersebut. Terdapat empat nama perusahaan dari mana empat truk tersebut berasal. Ada perusahaan Indiana Group, Love and Care, Mariana Bersama Kita, dan perusahaan raksasa James O'Connor Corporation. Nama-nama keempat perusahaan tersebut memiliki cetakan huruf dan simbol yang besar sekali pada simbol dan huruf pertama mereka sehingga dari lantai atas hotel akan terlihat huruf I, simbol hati, huruf M dan huruf J.
Sontak mata Maxy Junior sedikit membeliak lebar ketika ia melihat simbol dan huruf pertama yang tercetak pada atap keempat truk tersebut.
"Oh, Periku… Kok bisa terpikirkan olehmu menunjukkan kepadaku kata-kata 'I love MJ' itu?"
Haru mulai menggelincir di padang sanubari Maxy Junior. Kejutan yang dipersiapkan oleh sang bidadari cantiknya ini memang sederhana, tapi begitu dalam menyentuh. Maxy Junior langsung merengkuh sang bidadari cantik ke dalam dekapan kehangatannya pada detik itu juga.
"Kau suka, Sayang?" Terdengar bisikan sang bidadari cantik yang lemah lembut.
Maxy Junior mengangguk antusias. "Aku mencintaimu selalu, Periku. Apa pun yang terjadi, Maxy akan selalu mencintai Natsumi, akan selalu berada di sampingnya, akan selalu menjaga dan melindunginya."
"Aku juga akan selalu mencintaimu, Sayang…" bisik Natsumi Kyoko lembut saat ia membenamkan kepala dan wajahnya ke dalam dekapan hangat sang pangeran tampan. Ia menghirup dalam-dalam aroma mint dan sea salt yang sungguh membuatnya merasa tenang dan nyaman.
"Dari mana kau tahu begitu keempat truk di bawah sana itu terparkir berdempetan, akan muncul kata-kata 'I love MJ', Periku?" tanya Maxy Junior dengan tangan yang terus membelai kepala hingga punggung sang bidadari cantik.
"Aku sering ke kafe ini… Kuperhatikan berkali-kali keempat truk itu selalu diparkir berdempetan dengan posisi yang sama. Oleh sebab itulah, baru malam ini aku berani menunjukkannya kepadamu, Sayang."
Maxy Junior mempererat pelukannya. Dia terlihat memejamkan kedua mata dan berusaha mencerap getaran-getaran cinta yang dipancarkan oleh sang bidadari cantik.
"Aku semakin yakin, Periku… Dalam perjalanan hidup ini, dalam perjalanan cinta ini, kaulah yang paling berharga…"
"Kau mengutip lirik lagu yang kita nyanyikan kemarin malam ya…" Natsumi Kyoko sedikit tergelak.
"Lirik lagu itu begitu cocok dengan perjuangan cinta kita, Little Fairy. Makanya kemarin malam aku ingin sekali menyanyikan lagu itu denganmu."
"Jadi tahun depan kita berjanji akan ke sini lagi? Kau akan memberikanku setangkai mawar merah?"
"Bukan setangkai mawar merah, Periku. Aku akan memberimu banyak mawar merah, memberikan semua kerinduanku, dan menyerahkan segala cinta dan hatiku kepadamu. Hanya kaulah yang paling berharga dalam perjalanan cintaku ini, Periku…" Maxy Junior mendaratkan kecupan mesra ke kepala sang bidadari cantiknya. Kecupan terus bergerak ke kening, berpindah ke pipi, dan akhirnya mendarat ke sepasang bibir sang bidadari cantik yang tipis, mungil, imut menggemaskan.
"Oke… Jadi kita berjanji akan balik ke sini lagi tahun depan ya…?" kata Natsumi Kyoko dengan sebersit senyuman kelembutannya.
"Tidak balik ke sini, Periku… Kita janjian tahun depan akan balik lagi ke tempat pertemuan pertama kita, di pelataran parkir pub milik ayah Saddam itu. Aku akan memberimu banyak sekali mawar merah pada saat itu."
Natsumi Kyoko hanya mengangguk ringan. Ia kembali menenggelamkan diri ke pelukan sang pangeran tampan dan menggesek-gesekkan wajah dan keningnya ke kemeja hitam yang dikenakan oleh sang pangeran tampan malam itu.
"Aku sudah tidak tahan lagi, Periku… Maukah kau ikut aku pulang ke apartemen sebentar?" Bisikan Maxy Junior di telinga Natsumi Kyoko sungguh membuat wajah gadis tersebut merona merah.
Dengan cepat latar belakang mereka berubah dari kafe di atas hotel menjadi apartemen Maxy Junior. Tidak tahan lagi, Maxy Junior membawa pulang sang bidadari cantik dan dengan lembut menuntunnya ke ranjang kehangatan mereka .
"Aku ingin melakukan dry hump lagi, Periku. Kau akan mengizinkannya bukan?" bisik Maxy Junior dengan suara yang mulai parau, berusaha keras menahan nan membendung gairah kelelakiannya yang mulai menjulang tinggi.
Rona merah pada kedua belahan pipi dan leher Natsumi Kyoko semakin dan semakin jelas. Ia hanya mengangguk pasrah di bawah tindihan tubuh sang pangeran tampan yang tinggi, tegap, kekar bedegap.
Anggukan kepala dari sang bidadari cantik semakin membangkitkan gelora hasrat sang pangeran tampan. Tampak Maxy Junior mulai mendaratkan ciuman yang bertubi-tubi mulai dari bibir, turun ke garis rahang, dan akhirnya turun ke leher. Ciuman tersebut naik kembali ke bibir sang bidadari cantik dan terlihat bibir keduanya saling melumat nan mengulum selama beberapa waktu.
Tangan Maxy Junior yang nakal mulai sampai pada resleting belakang gaun yang dikenakan oleh sang bidadari cantiknya. Dengan sekali menarik ke bawah, resleting tersebut mulai terbuka. Maxy Junior menarik gaun tersebut ke bawah dan tampaklah sekujur badan sang bidadari cantik yang seksi menggemaskan, yang hanya terbalut lingerie berwarna merah muda.
Tangan Maxy Junior mulai membuka penutup kedua gundukan kembar yang kini menjadi bagian favoritnya. Lidahnya mulai menjelajahi lereng-lereng terjal nan berliku pada kedua bukit kembar tersebut secara bergantian. Terdengarlah desahan dan erangan sang bidadari cantik dengan gairah kewanitaannya yang melambung semakin dan semakin tinggi.
"Maxy Junior… Maxy… Maxy…" Natsumi Kyoko tanpa sadar terus merapalkan nama pangeran pujaan hatinya seiring dengan sukma yang melayang ke langit ketujuh. Lidah sang pangeran tampan semakin gesit, semakin lihai menjelajahi lereng-lereng terjal pada kedua gundukan kembarnya. Sensasi kenikmatan yang dirasakan oleh Natsumi Kyoko membuatnya kian melambung ke kerajaan surgawi yang ada di atas sana.
"Sorry, Little Fairy… Really really sorry… Aku tak bisa lagi memberimu foreplay. Aku benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi…" Terdengar bisikan di telinga Natsumi Kyoko. Terdengar suara sang pangeran tampan yang benar-benar parau nan bergetar.
Dengan rona merah delima yang masih menyelangkupi kedua belahan pipi dan lehernya, Natsumi Kyoko hanya bisa mengangguk pasrah. Dia seakan-akan membangkitkan sesosok monster dan mengundang monster tersebut ke atas tempat tidurnya.
Maxy Junior hanya melepaskan celananya dan membiarkan celananya itu melorot turun. Dengan batang kejantanan yang masih terbalut undies, dia langsung menempelkannya pada barang kewanitaan sang bidadari cantik yang juga masih terbalut dalamannya. Tubuh bagian bawah dan pinggul Maxy Junior mulai bergerak maju mundur secara berirama dengan kecepatan menengah. Jari-jemari Natsumi Kyoko membantu membuka kancing kemeja sang pangeran tampannya satu per satu. Setelah semua kancing terbuka, sang pangeran tampan menanggalkan kemejanya dan sembarangan melemparkannya ke lantai.
Tubuh sang pangeran tampan terus bergerak maju mundur dengan kecepatan sedang. Kembali terdengar erangan dan desahan sang bidadari cantik yang terus merapalkan nama sang belahan jiwanya. Kenikmatan yang diberikan oleh sang pangeran tampan sungguh membuatnya terasa nyata, terasa berharga, terasa tidak tergantikan dengan apa pun di seluruh jagat raya.