Chereads / 3MJ / Chapter 106 - Teman-teman Datang Menjenguk

Chapter 106 - Teman-teman Datang Menjenguk

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga siang. Ciciyo dan Shunsuke juga ke rumah sakit, bersama-sama dengan si empat sekawan.

Diam-diam Verek Felix sedikit menguak pintu kamar rawat inap Maxy Junior dan Sean Jauhari. Dia mulai melangkah masuk dengan perlahan dan memberi kode kepada teman-temannya untuk masuk juga. Masuklah mereka semua ke dalam kamar rawat inap tersebut.

"Dua pasangan White Day paling romantis sedang tertidur dalam dunia romantisme mereka." Saddam Demetrio tampak merapatkan sepasang bibirnya.

"Tidak heran kalau mereka bisa dinobatkan sebagai dua pasangan paling romantis tahun ini ya…" kata Shunsuke Suzuki sedikit mencibir. Ciciyo Suzuki meledak dalam tawa lemah lembutnya.

Terlihat Natsumi Kyoko terlelap dalam pelukan Maxy Junior; terlihat Kimberly Phandana yang merebahkan kepalanya di atas dada Sean Jauhari.

Verek Felix mengambil foto Natsumi Kyoko dan pangerannya; Thobie Chiawan mengambil foto Kimberly Phandana dan pangeran tampannya. Begitu diunggah ke Instagram dan website OSIS sekolah mereka, kedua foto tersebut mendapatkan ratusan likes dan comments hanya dalam waktu beberapa menit.

"Mantap jiwa memang… Dalam waktu hanya beberapa menit, sudah ratusan likes dan comments-nya," ujar Rodrigo Wisanto mengacungkan jempolnya.

"Hei! Apa yang kalian lakukan?" tegur Kimberly Phandana setengah menghardik begitu ia mendengar adanya kasak-kusuk di dalam kamar rawat inap tersebut. Dia sedikit terkejut begitu membuka mata, ia mendapati ada banyak teman-teman satu sekolahnya di dalam kamar rawat inap tersebut.

Si empat sekawan dan Ciciyo Suzuki meledak dalam tawa geli mereka. Shunsuke Suzuki hanya terlihat mengulum senyumannya.

Karena mendengar ada yang tertawa geli dalam kamar mereka, akhirnya Natsumi Kyoko dan Maxy Junior juga perlahan-lahan terbangun dari mimpi mereka. Sean Jauhari juga langsung terjaga karena dirasakannya sang kekasih pujaan hati yang berada dalam pelukannya mulai menggeliat.

"Ada apa ini? Apa yang telah mereka lakukan?" tanya Natsumi Kyoko dengan sedikit senyuman mengantuk, habis bangun tidur.

"Mereka memfoto kita ketika kita tertidur tadi dan mem-posting-nya ke Instagram dan website OSIS sekolah kita," gumam Kimberly Phandana sambil berkacak pinggang.

Mata Natsumi Kyoko sedikit membesar. Tangan menyambar ponsel yang ada di samping tempat tidur dan segera membuka Instagram. Mata Natsumi Kyoko semakin membesar lagi tatkala foto itu kini sudah mendapatkan ribuan comments dan likes.

"Sudah ribuan comments dan likes-nya." Maxy Junior hanya menampilkan senyuman menawan yang menjadi ciri khasnya. Natsumi Kyoko menepuk jidatnya.

"Tak apa loh… Meski acara pemilihan pangeran White Day kemarin terpaksa harus dibatalkan, setidaknya di dunia maya kalian ini tetap adalah dua pasangan White Day paling romantis tahun ini," tukas Saddam Demetrio.

"Iya… Kak Natsumi akhir-akhir ini sering kali tertawa riang. Ketika di rumah pun, ia sering senyam-senyum sendiri sambil ketik-ketik apa gitu di HP. Pasti chatting dari Bang Maxy Junior ya…" Ciciyo Suzuki kini berdiri di samping tempat tidur Maxy Junior.

Maxy Junior menampilkan senyuman menawannya lagi dan mengelus-elus kepala belakangnya. Rona merah mulai terbit pada kedua belahan Natsumi Kyoko.

"Astaga, Ciciyo… Jangan buka kartu di sini dong…"

Seluruh teman-temannya meledak dalam tawa riang lagi.

"Kini sepertinya kita juga ada satu pasang lagi yang seakan-akan dunia milik berdua yang lain ngontrak…" Verek Felix mulai mengarahkan candaan mereka ke Shunsuke Suzuki dan Ciciyo Suzuki. Shunsuke Suzuki tahu kini ialah yang menjadi sasaran guyonan mereka yang selanjutnya, hanya bisa sedikit menundukkan kepalanya dan mengelus-elus tengkuk belakangnya.

Rona merah juga sedikit terbit pada kedua belahan pipi Ciciyo Suzuki.

"Jangan begitu, Bang Verek Felix…" gumam Ciciyo Suzuki lemah lembut, nyaris tidak terdengar.

"Iya… Kami memang dekat sekarang… Silakan kalian ejek-ejek kami; terserah kalian mau bilang apa…" Perkataan Shunsuke Suzuki yang mendadak ini sontak saja membuat Ciciyo Suzuki merasa terkejut dan hangat pada saat yang bersamaan.

Shunsuke Suzuki hanya membuang kedua tangannya ke udara. Daripada nanti mereka menyelidiki kedekatannya dengan adik angkatnya dan mengetahuinya belakangan, ejekan dan gurauan mereka bahkan akan lebih parah daripada sekarang. Lebih baik dia sendiri saja yang mengakui bahwa dia dan Ciciyo memang sudah lebih dekat daripada dulunya.

"Benarkah itu, Ciciyo?" bisik Natsumi Kyoko lembut. Dia memang tahu Shunsuke dan Ciciyo dekat sejak mereka kecil. Namun, dia sungguh tidak menyangka kini Shunsuke dan Ciciyo sudah lebih dekat daripada dulunya. Dia bahagia sekali karena abang angkatnya dan adik perempuannya sudah menemukan kebahagiaan mereka.

Ciciyo Suzuki hanya mengangguk lembut sembari tersipu malu.

Si empat sekawan bersorak menggoda Shunsuke yang dengan berani mengakui kedekatannya dengan Ciciyo di hadapan mereka semua.

"Tapi Ciciyo tetap adalah adik sepupumu kan? Apakah kedua orang tua kalian akan mengizinkan?" celetuk Rodrigo Wisanto dengan dahi yang berkerut.

"Aku akan mencoba meminta izin dan doa restu dari ayah dan ibu angkatku ketika kami tamat SMA nanti." Shunsuke Suzuki menjawab singkat ala kadarnya. Kedua belahan pipi Ciciyo Suzuki merona hangat.

"Apa pun itu, yang namanya cinta tetap cinta, Shunsuke… Persetan dengan kata orang… Asalkan kalian berdua saling menyukai dan saling mencintai, tetap akan ada jalan keluarnya." Maxy Junior memberikan dorongan semangat kepada Shunsuke Suzuki.

"Iya… Asalkan hati kalian tetap bersatu, takkan ada halangan yang tak bisa kalian hadapi." Sean Jauhari juga memberi dorongan semangat yang sama.

Shunsuke Suzuki mengangguk bersemangat. Ciciyo Suzuki masih menundukkan kepalanya dengan rona merah yang menggelantung pada kedua belahan pipinya.

"Yang dua ini sih tidak usah dibilang lagi deh… Siap menerjang Negeri Api dan Negeri Es sekalipun demi Natsumi dan Kimberly…" ledek Thobie Chiawan. Teman-teman yang lain kembali meledak dalam tawa geli mereka.

"Beruntung sekali Kak Natsumi dan Kak Kimberly…" kata Ciciyo Suzuki dengan sebersit senyuman manis. Dua pemeran utama perempuan hanya menunduk malu dan kembali bersandar pada dada bidang nan bedegap sang pangeran tampan.

"Bagaimana dengan rencana kalian terhadap Wilona Jeanette dan Mary Juniar selanjutnya?" celetuk Saddam Demetrio kali ini. Seluruh pasang mata kini mengarah ke dua pasangan White Day paling romantis tersebut.