Chereads / 3MJ / Chapter 105 - Dalam Kemesraan Masing-masing

Chapter 105 - Dalam Kemesraan Masing-masing

"Oke deh… Kami cabut dulu, Sean, Maxy Junior, Natsumi… Have a nice day…" Nyonya Irawaty mulai beranjak dari tempat duduknya.

"Kami cabut dulu, Sean, Maxy Junior, Natsumi… Bagaimana pun keputusan kalian nanti, apa pun keputusan kalian nanti, jangan lupa kabari Daddy ya…" kata Pak Thomas Hafiz Jauhari juga beranjak dari tempat duduknya.

Maxy Junior dan Sean Jauhari mengangguk mantap. Sejurus kemudian, sudah tampak pasangan suami istri Jauhari berlalu dari kamar rawat inap tersebut.

"Bagaimana, Maxy Junior? Bagaimanapun juga, Mary Juniar adalah adik angkatmu bukan?" tanya Sean Jauhari sedikit merasa dilematis. "Sementara di sisi lain, aku juga tidak mau memperpanjang dan mempermasalahkan segala sesuatu yang berhubungan dengan si Wilona Jeanette Liangdy itu lagi. Aku hanya ingin hidup bahagia bersama dengan Kimberlyku ini."

"Iya… Aku juga sama… Aku hanya ingin hidup berbahagia dengan Natsumiku ini… Bagaimana denganmu, Periku? Apa kau masih ingin menuntut mereka?" tanya Maxy Junior kepada sang bidadari cantik yang tengah bersandar dengan nyaman di dada bidang nan bedegapnya.

Natsumi Kyoko menggeleng dengan santai.

"Tidak deh… Menambah kerepotan dan kepusingan saja… Asalkan si Mary Juniar itu tidak mengusik pangeran tampanku ini lagi, aku sudah sangat berterima kasih padanya." Tangan perlahan naik dan membelai-belai wajah sang pangeran tampan yang ada di atas kepalanya.

Mendengar pernyataan Natsumi Kyoko, Maxy Junior dan Sean Jauhari hanya tersenyum lebar.

"Aku rasa Kimberly juga akan berpendapat begitu. Aku tunggu sampai dia bangun, baru akan kutanyai dia…" tukas Sean Jauhari santai.

Maxy Junior dan Natsumi Kyoko tersenyum santai. Terlihat Maxy Junior dan Natsumi Kyoko saling berpandangan penuh arti dulu sebelum akhirnya Natsumi Kyoko beranjak dari duduknya dan mulai menarik kain pembatas sekat dalam kamar rawat inap tersebut.

"Kami juga akan tenggelam dalam kemesraan kami. Silakan menikmati kemesraan kalian juga, Sean…" kata Maxy Junior meledak dalam tawa gelinya. Sean Jauhari juga meledak dalam tawa gelinya.

Sejurus kemudian, sudah tampak Natsumi Kyoko kembali naik ke atas tempat tidur dan menyandarkan kepalanya ke dada sang pangeran tampan yang bidang bedegap.

"Kau absen hari ini ke sekolah, Periku?" tanya Maxy Junior lemah lembut. Tangan mulai membelai-belai kepala sang bidadari cantik.

Natsumi Kyoko mengangguk mengiyakan. "Aku sudah minta pinjamkan catatan-catatan si empat sekawan ketika kita masuk nanti."

"Iya… Tadi pagi mereka ada Line aku dan bilang jam dua siang nanti – sehabis pelajaran sekolah – mereka baru akan bertolak ke sini."

Natsumi Kyoko meraih majalah yang terletak di samping tempat tidur Maxy Junior. Dia mulai membolak-balikkan halaman demi halaman dalam majalah itu dengan santai. Tibalah ia pada halaman mengenai ramalan zodiak minggu itu.

"Gemini mengatakan aku akan dapat kejutan yang menyenangkan di minggu ini, Sayang… Apakah maksudnya ini adalah kejutan yang menyenangkan itu?" Tampak dahi Natsumi Kyoko sedikit berkerut.

Maxy Junior meledak dalam tawa gelinya.

"Kalau untuk mendapatkan kejutan yang menyenangkan ini, terlebih dahulu aku harus menyaksikanmu masuk rumah sakit, lebih baik tidak usah saja kejutan yang menyenangkan ini. Apa-apaan! Sama sekali tidak menyenangkan!" Natsumi Kyoko terdengar sedikit menggerutu.

Maxy Junior terkekeh-kekeh kecil lagi.

"Kalau begitu, apa ramalan Cancer minggu ini, Periku?" tanya Maxy Junior kali ini.

"Cancer dikatakan akan dapat merealisasikan apa yang sudah diimpi-impikan sejak lama. Memangnya dalam minggu ini kau berhasil mewujudkan apa yang sudah kaucita-citakan sejak lama, Sayang?" tanya Natsumi Kyoko sedikit bingung.

"Akhirnya aku berhasil mendapatkan cintamu, perhatianmu, dan hatimu, Periku. Sejak aku bertemu denganmu pertama kalinya, aku sudah terus membayangkan hal ini. Kau akan duduk bersandar ke arahku seperti sekarang ini, dan kita akan terus membicarakan tentang segala rencana indah kita di masa depan."

"Memangnya jika seandainya kita jadi menikah nanti, kau akan membawaku tinggal di mana, Sayang?"

"Tentu saja tidak ada 'jika' di sini, Periku. Kita pasti akan menikah dan aku akan menyematkan nama belakang Tanuwira ke namamu. Dan juga, kita takkan tinggal di rumah besar yang kutinggali sekarang. Aku akan beli rumah baru di daerah lain saja. Aku ingin dunia masa depan kita kelak hanya ada aku, kau, dan anak-anak kita."

Natsumi Kyoko merona hangat. Dia merasa aliran darahnya juga hangat. Rencana masa depan telah disusun dengan sedemikian rapi dan cermat oleh sang pangeran tampan. Benaran ramalan yang diceritakan oleh Bibi Keiko Suzuki waktu itu akan menjadi kenyataan. Natsumi Kyoko merasa deg-degan dan penasaran pada saat yang bersamaan.

"Aku takut rencana kita takkan berjalan dengan mulus, Sayang…" Natsumi Kyoko sedikit menghela napas panjang.

"Takkan mulus sekalipun, aku akan membawamu menerjang hujan dan badai. Kalau perlu, kita akan menentang langit apabila itu adalah salah satu syarat yang harus kita penuhi untuk bisa bersama-sama dan bahagia."

Wajah Natsumi Kyoko merona hangat dan terlihat berwarna merah lagi.

"Aku tidak tahu kalau pemikiranmu akan secermat dan sematang ini, Maxy Junior Sayang. Benarkah kau hanya seorang anak SMA yang berusia 18 tahun?"

"Sama sepertimu… Mungkin saja kehidupanku selama ini berbeda dengan anak-anak SMA usia 18 tahun lainnya, Periku…"

Natsumi Kyoko terkekeh kecil lagi. "Kau menggunakan alasan yang sama persis dengan yang kuutarakan ketika kita berada dalam ruangan UKS kemarin."

"Haha… Karena perjalanan hidup kita yang kurang lebih sama, makanya sekarang kita bisa bersama-sama, saling mencintai, dan saling melengkapi, Periku."

Natsumi Kyoko tersenyum lemah lembut, sembari membelai-belai tangan sang pangeran tampan yang masih terhubung ke jarum infus. Pembicaraan selanjutnya berkisar seputar rencana liburan akhir tahun mereka dan rencana acara perpisahan di penghujung tahun ajaran nanti.