Chereads / 3MJ / Chapter 95 - Keputusan Paling Berani (bagian 1)

Chapter 95 - Keputusan Paling Berani (bagian 1)

Maxy Junior tersenyum lemah. Tangan terangkat lemah dan membelai-belai kepala sang bidadari cantik dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Aku akan memanggil dokter dan teman-temanmu dulu, Sayang…" Perlahan-lahan sang bidadari cantik bangkit dari dalam pelukan sang pangeran tampan dan menyeka ekor matanya yang masih berair. Sang pangeran tampan hanya mengangguk lemah.

Sejurus kemudian, masuklah si dokter jaga bersama si empat sekawan. Si dokter jaga memeriksa keadaan Maxy Junior dengan saksama sebelum ia menyimpulkan sesuatu. Tampak raut wajah si dokter jaga yang agak-agak bingung dan dahinya yang sedikit berkerut.

"Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Thobie Chiawan. Si empat sekawan dan Natsumi Kyoko menunggu jawaban si dokter jaga dengan harap-harap cemas.

"Sudah agak baikan… Habis ini, Tuan Maxy Junior sudah bisa dipindahkan ke kamar rawat inap biasa sampai luka-luka bakarnya mengering dan sembuh." Si dokter jaga masih mengernyitkan dahinya.

Natsumi Kyoko dan si empat sekawan bernapas lega.

"Pada saat lampu hias kristal itu jatuh, baik Tuan Maxy Junior maupun Tuan Sean Jauhari berdiri di tengah-tengah ruangan acara itu dengan jarak yang tidak begitu jauh kan?" tanya si dokter jaga.

Maxy Junior hanya mengangguk lemah.

"Kenapa memangnya, Dok?" tanya Verek Felix sedikit aneh dengan dahi si dokter jaga yang terus-terusan berkerut.

"Kok bisa Tuan Sean Jauhari mengalami luka yang jauh lebih serius ya daripada Tuan Maxy Junior ini?" Dahi si dokter jaga masih saja berkerut.

"Bagaimana keadaan teman saya, Dok?" tanya Maxy Junior sedikit lirih.

"Masih dalam kamar operasi, Tuan. Kemungkinan ada pengentalan darah di otak dan saraf-saraf tulang belakangnya. Andaikan tidak segera dioperasi, kemungkinan besar ia akan lumpuh dari kaki ke bawah. Kita doakan saja yang terbaik buatnya."

Natsumi Kyoko terlihat menahan napas. Si empat sekawan dan Maxy Junior hanya bisa saling bertukar pandang dengan sorot mata gundah dan sedih.

"Oke… Tunggu sebentar di sini. Kami akan memindahkan Anda ke kamar rawat inap di lantai tiga…" kata si dokter jaga berlalu sebentar guna mengurus kelengkapan administrasi Maxy Junior.

Sejurus kemudian, Maxy Junior sudah dipindahkan ke kamar rawat inap ber-AC di lantai tiga. Terdapat dua tempat tidur di dalam kamar itu. Maxy Junior sengaja meminta kamar rawat inap yang memiliki dua tempat tidur sehingga begitu Sean Jauhari keluar dari kamar bedah, ia bisa segera ditempatkan ke dalam kamar rawat inap yang sama dengan Maxy Junior.

Maxy Junior bangkit sendiri dan berjalan sendiri ke tempat tidurnya. Dengan bantuan Natsumi Kyoko yang memapahnya, Maxy Junior akhirnya berjalan ke tempat tidurnya. Masuklah seorang suster cantik yang berpakaian agak seksi dan ketat, kira-kira berumur dua atau tiga tahun lebih tua daripada Natsumi Kyoko, dan ia memandangi Maxy Junior yang kini sedang merebahkan diri di atas tempat tidurnya dengan raut wajah sedikit nakal menggoda. Tentu saja Natsumi Kyoko bisa membaca mimik wajah si suster genit. Langsung timbul rasa tidak suka Natsumi Kyoko terhadap si suster genit.

"Kami akan memasang kateter, Nona. Nona tidak keberatan berada di sini? Nona istri atau pacar Tuan Maxy Junior?" tanya si suster genit memperhatikan papan nama sang pasien.

Natsumi Kyoko mengernyitkan dahinya. Apa-apaan ini si suster genit ini bertanya soal statusku! Dasar genit! Dia hanya ingin mencuri kesempatan dalam kesempitan aku rasa! Apa rumah sakit ini jarang kedatangan seorang pasien ganteng sampai-sampai ia harus mencari-cari kesempatan begini! Hati nurani Natsumi Kyoko berteriak nyaring.

Karena dikuasai oleh api kecemburuan, Natsumi Kyoko langsung mengambil suatu keputusan yang tidak dipikirkannya terlebih dahulu.

"Aku istrinya! Dan aku kira suamiku tidak memerlukan kateter!" kata Natsumi Kyoko sedikit ketus, dengan raut wajah dan sorot matanya yang serius. Maxy Junior hanya bisa mengulum senyumannya melihat sang bidadari cantiknya yang salah tingkah karena terbakar oleh api kecemburuan.

Si suster genit sedikit mengernyitkan dahi.

"Tapi, seluruh tangan dan kedua kaki Tuan Maxy Junior diperban begini, dia tidak mungkin bisa ke kamar kecil sendirian. Harus ada seseorang yang membantunya buang air kecil atau buang air besar nanti."

Maxy Junior menatap sang bidadari cantiknya dengan sinar mata menantang dan perasaan deg-degan yang berbaur menjadi satu. Di lain pihak, Natsumi Kyoko memicingkan matanya sejenak sebelum akhirnya ia mengambil suatu keputusan, suatu keputusan paling berani yang pernah ia ambil seumur hidupnya.

"Aku istrinya! Aku yang akan bantu dia ketika dia ingin buang air kecil atau buang air besar nanti!" kata Natsumi Kyoko lagi dengan agak ketus. Jelas hati dan relung-relung perasaan Maxy Junior bersorak-sorai dalam gegap gempita ribuan bintang yang berarak di langit malam cerah pada saat musim panas.

Jelas tampak raut kekecewaan di muka si suster genit. Hilang kesempatannya untuk memasangkan kateter ke alat kejantanan sang pasien terganteng yang pernah dijumpainya selama dua tahun pengalamannya bekerja di rumah sakit ini. Dengan sedikit menghentakkan kakinya ke lantai, si suster genit hanya bisa berlalu keluar dari kamar rawat inap Maxy Junior.

Baru saja Natsumi Kyoko hendak berbalik badan, sudah terdengar sang pangeran tampan yang berceletuk dari tempat tidurnya.

"Aku ingin buang air kecil, Periku…" kata Maxy Junior dengan sebersit seringai nakal.

"Hah…? Sekarang sudah sesak kencing?" Mata Natsumi Kyoko membesar seketika.

"Iya… Kau sudah berjanji akan membantuku buang air kecil atau buang air besar kan?"

Natsumi Kyoko hanya tersenyum salah tingkah.

"Aku sudah menolongmu tadi. Masa kau tidak ingin membantuku buang air kecil saja sekarang…" goda Maxy Junior lagi dan diam-diam dia menyeringai nakal.

Natsumi Kyoko mulai menyesali sikapnya tadi yang buru-buru mengambil keputusan tanpa memikirkannya terlebih dahulu.

"Atau kalau tidak, sebaiknya aku minta mereka pasangkan saja kateter?" tanya Maxy Junior berusaha untuk memancing api kecemburuan sang bidadari cantiknya lagi.

"Oke… Oke… Aku bantu… Aku bantu… Biarkan aku tarik napas duluan…" Natsumi Kyoko berusaha mengontrol napasnya yang mulai tidak beraturan.

Maxy Junior diam-diam mengulum senyumannya lagi, sembari menyeringai nakal.

Mau tidak mau, Natsumi Kyoko menuntun sang pangeran tampan masuk ke dalam kamar mandi, sampai di depan peturasan. Dengan tangan gemetar, Natsumi Kyoko menanggalkan celana dan celana dalam sang pangeran tampan. Natsumi Kyoko menanggalkan celana dalam sang pangeran tampan dengan matanya yang antara terbuka dan tertutup. Maxy Junior hampir saja meledak dalam tawa geli menyaksikan tingkah sang bidadari cantiknya.

Maxy Junior pun buang air kecil ke dalam peturasan yang ada di depannya.

"Sudah, Periku… Pakaikan kembali celanaku dong…" gumam Maxy Junior lemah lembut.

"Aahhkk!!"