Chereads / 3MJ / Chapter 91 - Apakah Kau Kecewa?

Chapter 91 - Apakah Kau Kecewa?

Apa yang terjadi di atas lampu hias kristal itu, di atas langit-langit auditorium itu adalah sang pembunuh bayaran sudah mengutus ketiga anak buahnya dan ketiga anak buahnya kini telah berhasil menyusup naik ke balik langit-langit auditorium tersebut.

"Ini lampu kristal yang akan kita jatuhkan nanti?" tanya anak buah pertama. "Wow… Orang yang membayar kita kali ini sungguh tidak berhati manusia."

"Kita pun sama saja… Jangan banyak berkomentar! Selesaikan tugas kita dan secepatnya pergi dari sini!" celetuk anak buah yang kedua.

"Oke… Aku sudah tarik lima titik gantung lampu kristal ini. Gantungkan kelima cantolannya itu ke katrol yang kita pasang tadi," kata anak buah yang ketiga memberikan arahan kepada dua rekannya.

"Katrol yang di bawah itu sudah kau kunci bukan?"

"Tentu saja sudah…! Kalau tidak, lampu kristal ini akan jatuh sekarang dan kerjaan kita akan gagal total. Kau kira aku bodoh!"

"Bagus… Hanya memastikan supaya tidak salah langkah dan merusak seluruh langkah kerja kita hari ini…"

"Oke… Coba intip ke bawah lagi… Kalau lampu kristal ini jatuh, akan jatuh tepat ke orang yang sedang menari di lantai dansa di bawah kan?"

"Iya… Pas sudah… Lampu hias kristal ini memang untuk menerangi panggung tengah auditorium yang ada di bawah itu…"

Ketiga anak buah itu tampak menyelesaikan persiapan mereka dengan baik. Detik demi detik berlalu lagi. Waktu semakin dekat ke kejutan mengerikan yang telah dipersiapkan oleh Mary Juniar untuk Natsumi Kyoko.

Diam-diam Mary Juniar keluar dari ruang ganti perempuan. Ia berhasil mencuri selembar jadwal acara dari seorang pemain drama. Dia melipat kecil kertas tersebut dan menyembunyikannya ke dalam kantong kemeja seragamnya. Begitu matanya bertemu pandang dengan mata Wilona Jeanette, ia hanya mengedipkan mata petanda segala persiapan telah beres. Wilona Jeanette juga mengedipkan mata petanda dia sudah stand by di posisinya dan siap melaksanakan tugas kapan pun Mary Juniar menjatuhkan perintah.

Tampak sebersit senyuman sinis mengerikan terpancar dari wajah Mary Juniar dan Wilona Jeanette siang itu.

***

Akhirnya tiba pada bagian acara yang paling dinanti-nantikan oleh sebagian besar murid-murid SMA Newton Era. Perhitungan hadiah pun dilakukan. Karena hadiah-hadiah mereka sama sekali tidak dicuri dan ditukar, Kimberly Phandana dan Natsumi Kyoko memutuskan untuk menggabungkan semua hadiah mereka dan menyerahkannya kepada Ronny Alwi Emery dan Frebelyn Meyrita Jaya selaku panitia pengurus hadiah.

Sudah bisa ditebak… Maxy Junior dan Sean Jauhari terpilih sebagai dua pangeran White Day yang mendapatkan hadiah terbanyak. Tiga pangeran sisanya – Shunsuke Suzuki termasuk di dalamnya – terpaksa harus gugur dari perlombaan dan mengundurkan diri.

"Siapakah pasangan yang akan dipilih oleh Maxy Junior dan Sean Jauhari sebagai Cinderella mereka nanti?" Terdengar kalimat sang MC yang menggema ke seisi auditorium. Tepuk tangan dan sorak sorai riuh mulai membahana ke seisi auditorium.

Tampak Maxy Junior dan Sean Jauhari masing-masing mengambil sekuntum mawar merah dan berjalan turun dari panggung. Mereka berbaur ke kerumunan para tamu undangan yang duduk pada meja-meja bulat yang telah disediakan. Sudah bisa ditebak, Maxy Junior menyerahkan sekuntum mawar merahnya kepada Natsumi Kyoko; sekuntum mawar merah Sean Jauhari berakhir di tangan Kimberly Phandana. Sekali lagi sorak sorai dan tepuk tangan riuh membahana ke seisi auditorium.

"Oke… Natsumi Kyoko dan Kimberly Phandana akan menjadi sang Cinderella yang menemani pangeran-pangeran mereka siang hari ini… Cinderella akan bersiap-siap dulu… Pesta dansa akan diadakan sesaat lagi setelah acara drama yang berikut ini. Drama kita sudah memasuki babak yang ketiga. Dukung terus para pemain drama kita dengan memberikan mereka applause yang meriah." Suara sang MC nyaring terdengar menggaung ke seisi auditorium.

Tepuk tangan hadirin mengiringi drama babak ketiga yang sedang dimainkan di atas pentas. Tentu saja Natsumi Kyoko dan Kimberly Phandana segera ditarik ke ruang ganti perempuan dan mereka akan berganti kostum menjadi dua Cinderella pada siang hari itu.

Tampak Maxy Junior dan Sean Jauhari yang menunggui dua Cinderella mereka di luar ruang ganti perempuan dengan perasaan deg-degan.

Tampak pula Shunsuke Suzuki sudah berganti pakaian ke pakaian seragam biasa. Dia sudah duduk pada salah satu meja bulat dengan Ciciyo Suzuki yang ada di sampingnya. Dia sedang melihat ke arah panggung di mana acara drama sedang dipertunjukkan dengan sedikit sorot mata menerawang.

"Apa kau kecewa karena tidak terpilih menjadi pangeran White Day hari ini, Bang Shunsuke?" Terdengar kalimat Ciciyo yang begitu lemah lembut. Ia juga menatap sang pangeran pujaan hati dengan sorot mata penuh kelembutan.

Shunsuke tersenyum tipis. "Nggak begitu kecewa sih… Memang sejak awal aku sudah tahu pesonaku tidak mungkin bisa mengalahkan pesona Maxy Junior dan Sean Jauhari."

Shunsuke terlihat mengelus-elus kepala belakangnya.

"Bagiku, pesonamu tetaplah tiada tara, Bang Shunsuke…" bisik Ciciyo lemah lembut dan kemudian sedikit menundukkan kepalanya ke bawah.

Perasaan Shunsuke sedikit bergetar. Senyumannya merekah lebih lebar lagi sekarang. Dia menaikkan tangan dan mengelus kepala adik sepupunya.

"Thanks, Ciciyo… Entah kenapa sanjunganmu ini membuatku sedikit berbesar hati. Kini aku bisa menerima kekalahan ini dengan lapang dada."

Ciciyo tersenyum lemah lembut lagi. Dia mengambilkan makanan buat sang pangeran pujaan hatinya. Dia juga mengambilkan minuman dan sedikit kue yang menjadi makanan favorit sang pangeran pujaan. Shunsuke makan dengan lahap di depan putri pujaan hatinya. Ia makan dalam bisu. Sama sekali tidak terucapkan lagi dari bibirnya bahwa sebenarnya ia akan memilih Ciciyo Suzuki sebagai Cinderellanya jika seandainya ia terpilih menjadi pangeran White Day tadi. Karena dia kalah, semuanya hanya bisa terpendam dalam lubuk sanubarinya.

Detik demi detik berlalu… Setengah jam kemudian, pintu ruang ganti perempuan terkuak. Mata kedua pangeran sungguh terpana dan terbuai melihat kedua Cinderella mereka yang cantik bak bidadari yang turun dari kahyangan. Maxy Junior dan Sean Jauhari terus menatap kedua Cinderella mereka dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan mata tanpa kedip. Mereka sungguh seperti kedua pengantin pria yang sedang menanti kedua pengantin wanita mereka mencoba pakaian pengantin mereka. Begitu kedua pengantin wanita mereka keluar, mata mereka sungguh takjub nan terpana seolah-olah baru saja melihat dua sosok bidadari yang baru saja turun dari kerajaan surgawi di atas sana.