Chereads / 3MJ / Chapter 85 - Antara Sisi Terang & Sisi Gelap

Chapter 85 - Antara Sisi Terang & Sisi Gelap

"Katakan padaku… Apa yang telah dilakukannya kepadamu, Periku?"

"Aku menghampirinya karena aku melihatnya menangis tersedu-sedu di ujung koridor lantai dua. Mulanya aku pikir aku bisa menghiburnya dan menawarinya pertemanan sehingga ke depannya takkan ada lagi kekakuan di antara kami. Tak kusangka dia mulai mendorongku jatuh dan terus memukuliku dengan membabi buta. Dia menyeretku ke kamar mandi dan kemudian… kemudian…"

Sungguh Natsumi Kyoko tak kuasa meneruskan keterangannya.

"Kemudian apa, Periku?" Maxy Junior masih menunggu dengan sabar. Napasnya mulai memburu dan cepat. Natsumi Kyoko yang merebahkan kepala di atas dadanya tentu saja mengetahui dengan jelas hal itu.

"Dia… Dia menenggelamkan kepalaku ke air. Aku tidak tahu jelas lagi setelah itu. Namun, samar-samar aku merasa kepalaku mendadak ditarik keluar dari air dan kepalaku terbentur ke dinding kamar mandi. Setelah itu… Setelah itu… langsung gelap seketika. Aku tidak tahu apa-apa lagi."

Natsumi Kyoko sedikit menggosok-gosokkan kepalanya seketika ke pakaian seragam sang pangeran tampan. Membayangkan kejadian beberapa saat yang lalu itu sungguh membuatnya kembali bergidik ngeri.

"Aku takkan memaafkannya… Aku takkan memaafkannya… Dia akan menerima ganjaran atas apa yang telah diperbuatnya padamu…"

Maxy Junior baru saja ingin beranjak dari duduknya dan melepaskan pelukannya terhadap sang bidadari cantik ketika sang bidadari cantik kembali mempererat pelukannya. Dengan demikian, posisi Maxy Junior tetap tertahan di posisi yang sama, masih dalam posisi yang sedang memeluk sang bidadari cantiknya.

"Berjanjilah padaku… Jangan hukum dia dengan hukuman yang berat, Sayang… Cukup dia minta maaf dan kemudian menuliskan surat permintaan maaf saja. Bagaimanapun juga, dia juga berdiri di pihak yang menderita dalam keadaan ini, Sayang…"

"Oh, Periku… Bagaimana mungkin kau bisa berbaik hati, masih melindunginya di saat-saat begini, di saat-saat setelah dia menenggelamkan dirimu ke bak mandi dan membenturkan kepalamu ke dinding, Sayang?"

"Aku hanya tidak ingin menambah kepusingan dan kerepotan, Sayang. Kalau kau menghukumnya dengan hukuman yang berat, itu akan semakin menambah sakit hati dan kebenciannya saja. Ke depannya, mungkin saja… mungkin saja ia akan melakukan hal-hal yang jauh lebih mengerikan daripada ini. Dia mungkin saja akan berakhir dalam tahap yang memprihatinkan."

Natsumi Kyoko beringsut keluar dari pelukan sang pangeran tampan. Dia duduk di atas tempat tidur UKS itu dan kini wajahnya menghadap wajah sang pangeran tampan. Kedua tangan terangkat dan membelai-belai wajah sang pangeran tampan. Mata keduanya saling beradu selama beberapa detik – tergenang dengan cinta dan kasih sayang yang meluap-luap di sana.

"Bukan berarti aku langsung memaafkan perbuatan Mary Juniar padaku barusan, Sayang. Terus terang saja… Aku tahu jelas perbuatannya itu tidak bisa dimaafkan dengan mudah. Terus terang juga… Aku tahu kau melakukan hal ini adalah demi diriku. Aku sangat bahagia saat ini karena akulah yang mendapat sandaran hati itu, bukan Mary Juniar atau cewek-cewek yang lain. Namun, aku juga ingin memikirkan dirimu, Sayang. Bagaimanapun juga, Mary Juniar adalah adik angkatmu kan? Aku tidak ingin hubungan kekerabatan di antara kalian rusak di sini dan ke depannya kalian akan seperti orang asing. Tidak menyenangkan sama sekali apabila keluarga sudah seperti orang asing. Keluarga tetaplah keluarga, Sayang. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha sebaik mungkin mempertahankan kekerabatan dan kekeluargaan itu bukan?"

Bagai terhipnotis, Maxy Junior hanya bisa menunduk lirih dan kemudian menganggukkan kepalanya meski dalam hati kecilnya ia sedikit tidak rela.

"Aku akan berusaha semampuku untuk tidak meledak dalam emosi ketika bertemu dengannya nanti, Periku. Aku akan minta dia menuliskan surat permintaan maaf kepadamu nanti. Kita lihat saja nanti bagaimana reaksinya. Emosiku ini nantinya akan tergantung pada bagaimana reaksi dan tindakannya, bagaimana?" tanya Maxy Junior dengan sebersit senyuman simpul.

Natsumi Kyoko mengangguk antusias. Sebersit senyuman manis nan lemah lembut merekah dan menghiasi wajahnya yang cantik jelita. Maxy Junior sungguh tidak bisa menahan diri lagi. Ia kembali merengkuh sang bidadari cantik ke dalam pelukannya.

"Kau sungguh baik hati… Tidak salah aku memanggilmu dengan sebutan Little Fairy, Periku…"

"Kau juga baik hati, Maxy Junior Sayang… Aku beruntung bisa mengenalmu…" balas sang bidadari cantik lemah lembut.

"Aku hanya seorang lelaki player, seorang lelaki jahat yang menjadi kekasih dari perempuan bidadari sepertimu, Periku…"

"Jangan bilang begitu, Sayang… Aku yakin setiap manusia memiliki dua sisi… Kau hanya sedikit lebih lambat dalam menemukan sisi terangmu. Karena sekarang kau sudah menemukan sisi terangmu, sudah saatnya untuk menutup sisi gelapmu. Kau hanya perlu berkonsentrasi pada sisi terangmu. Iya kan?" gumam Natsumi Kyoko lemah lembut, membesarkan hati sang pangeran tampan.

Maxy Junior merasa sungguh terhibur. Ia merasa kembali bersemangat dan percaya diri. Ia mendaratkan satu kecupan mesra ke kening bidadari cantiknya.

"Kau ingin turun sekarang, Sayang?" tanya Natsumi Kyoko lagi setelah menit demi menit terlewatkan.

"Aku ikut kau saja, Periku. Jika kau sudah membaik dan ingin turun, aku akan temani kau turun dan kita bisa berbaur ke acara."

"Jam satu nanti baru sampai ke acara pemilihan pangeran White Day, Sayang. Sekarang masih acara-acara pidato dan acara-acara pembukaan lainnya. Bagaimana kalau kita di sini dulu saja ya? Aku ingin dalam posisi ini selama beberapa menit ke depan lagi. Bisa kan?"

Maxy Junior sedikit tergelak.

"Aku sih tidak keberatan. Aku hanya takut kau akan bosan terus berada dalam pelukanku seperti ini."

"Tidak… Aku takkan bosan… Aku akan benar-benar memanfaatkan momen ini, benar-benar menikmati detik demi detik dalam pelukan ini karena aku telah menang bersaing melawan cewek-cewek lainnya sehingga aku bisa berada dalam pelukan ini sekarang."

Maxy Junior sedikit mendengus ringan.

"Periku… Kau tidak membuatku bangga dengan sanjungan itu, hanya mengingatkan aku akan jati diriku sebagai seorang playboy di masa lalu."

Kali ini giliran Natsumi Kyoko yang terkekeh-kekeh kecil.

"Andaikan ini di Jepang, dan kalau seandainya ada yang memergoki posisi kita berdua seperti ini, kita sudah akan dihujat banyak orang, Sayang. Di sana tidak dibenarkan pacaran antaranak SMA seperti kita. Bahkan pacaran antara guru dan murid, antara dosen dan mahasiswinya juga tidak dibenarkan. Dianggap sebagai suatu dosa yang tidak manusiawi, tidak beretika dan tidak bermoral." Natsumi Kyoko hanya tergelak kecil dalam pelukan sang pangeran tampan.

"Untunglah ini di Jakarta, bukan di Tokyo… Tapi aku rasa mereka terlalu berlebihan. Kalau aku pikir, selagi kita tidak merugikan orang lain, semuanya ini sah-sah saja. Tidak ada yang bisa mengendalikan cinta, iya nggak? Kalau cinta itu didasarkan pada boleh dan tidak boleh, itu bukan cinta lagi namanya. Kalau cinta itu ada alasannya, itu bukan cinta lagi namanya. Asalkan saling mencintai, aku tidak pernah mempermasalahkan boleh dan tidak boleh, normal tidak normal, wajar tidak wajar, cocok tidak cocok. Cinta ya cinta… Tidak cinta ya tidak cinta… Persetan dengan kata-kata orang lain… Mulut orang yang punya, telinga punya kita sendiri, jadi kita sendiri yang mengendalikannya berapa banyak yang perlu diterima, berapa banyak yang perlu disaring, dan berapa banyak yang perlu ditolak."

Natsumi Kyoko terkekeh-kekeh kecil lagi.