Chereads / 3MJ / Chapter 61 - Akal Cerdik Martin Jeremy (bagian 1)

Chapter 61 - Akal Cerdik Martin Jeremy (bagian 1)

Upacara pelantikan para pengurus OSIS yang baru berlangsung dengan lancar di dalam auditorium sekolah Newton Era. Masing-masing dari Maxy Junior maupun Natsumi Kyoko terlihat berbaur di dua kelompok masing-masing. Mereka tidak terlihat bercengkerama bersama. Sungguh berbeda dengan pemandangan biasa di mana Natsumi Kyoko akan lengket terus dengan sang ketua OSIS-nya. Mary Juniar sendiri juga terlihat berbaur dengan kelompoknya sendiri.

Memperhatikan semua itu, Shunsuke Suzuki mulai menyadari telah terjadi sesuatu pada sang ketua, sekretaris dan bendahara OSIS-nya. Jelas sepanjang les pelajaran pertama hingga ketiga tadi, wajah Mary Juniar di dalam kelas juga terlihat sangat murung dan tidak bersemangat. Matanya pun terlihat sembap seperti habis menangis untuk waktu yang lumayan lama.

"Sepertinya telah terjadi sesuatu pada ketua, sekretaris dan bendahara OSIS hari ini ya…" gumam Martin Jeremy yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakang Shunsuke Suzuki. Tentu saja Shunsuke Suzuki sedikit terperanjat kaget.

"Kau mengagetkanku saja, Martin Jeremy…"

"Aku lihat kau begitu asyik memperhatikan mereka bertiga, jadi aku mendekatimu. Mana tahu ada sesuatu yang ingin kau sharing denganku." Martin Jeremy tersenyum simpul.

"Justru ada sesuatu yang ingin aku minta kau sharing denganku. Apa yang terjadi antara abangmu dan adikku?"

"Kau tinggal serumah dengan Natsumi Kyoko kan? Bagaimana mungkin kau bisa sampai tidak tahu ada sesuatu yang telah terjadi di antara dirinya dan abangku? Atau mungkin adikmu sendiri yang tidak ingin bercerita kepadamu?"

"Aku menginap di apartemen kemarin malam. Aku tidak tidur di rumah." Tidak mungkin Shunsuke Suzuki mengatakan dia mempunyai jadwal kencan yang lumayan panjang kemarin malam bukan?

"Oh…" Hanya terdengar sahutan seperti itu dari Martin Jeremy yang masih bersikap santai.

"Jadi kau tidak ingin menceritakannya kepadaku nih, Martin Jeremy?" dengus Shunsuke Suzuki sedikit kesal.

"Aku hanya akan memberimu sedikit petunjuk. Untuk ceritanya secara keseluruhan, aku tidak bisa memberitahumu, Shunsuke. Aku sudah berjanji sama abangku." Martin Jeremy tersenyum simpul dan sedikit memajukan sepasang bibirnya.

"Petunjuk apa?"

"Ciuman pertama adikmu sudah hilang. Sudah diambil seorang lelaki yang jelas-jelas bukan kau dong, iya kan…?" gumam Martin Jeremy sedikit mencibir. Sedikit banyak dia bisa mendengar desas-desus yang menyebar soal perasaan lain dari si abang angkat ini terhadap adik angkatnya si Natsumi Kyoko.

Kontan kedua mata Shunsuke Suzuki membesar. Dia mulai mengeraskan rahang menahan amarah.

"Siapa lelaki yang telah berani mengambil ciuman pertama adikku?" desis Shunsuke Suzuki dengan sorot mata yang mulai mendelik tajam.

"Tentu saja abangku, si Maxy Junior…" jawab Martin Jeremy singkat dan santai.

"Dia sudah mendahuluiku satu langkah! Takkan kubiarkan dia menang mendapatkan Natsumi! Takkan kubiarkan dia mendapatkan apa yang seharusnya menjadi hakku!"

"Hakmu? Memangnya kau punya hak apa terhadap Natsumi Kyoko?" Martin Jeremy sedikit mengerutkan dahinya. Jelas kali ini Shunsuke Suzuki bukanlah lawan yang bisa disepelekan.

"Aku adalah abangnya… Aku sudah bersamanya sejak kami kecil. Aku terus menjaga, melindungi, dan terus berada di sampingnya baik suka maupun duka. Abangmu itu… Cih! Pengorbanan apa sih yang pernah diperbuatnya untuk Natsumi!" Shunsuke Suzuki meledek tanpa ampun.

Martin Jeremy hanya menghembuskan napas panjang dan membisu seribu bahasa. Jelas ia malas berdebat dengan seseorang yang tengah dibutakan oleh cinta.

"Mereka sedang marahan kan! Aku bisa melihat jelas dari sorot mata mereka dan tindak-tanduk mereka yang tidak saling bicara hari ini. Hehehe… Malam ini aku akan mengajak Natsumi makan malam saja di luar. Ini akan menjadi kesempatanku untuk memperbaiki hubunganku dengan Natsumi," tukas Shunsuke Suzuki yang lebih mirip dengan senandika terhadap dirinya sendiri.

Martin Jeremy kembali menghela napas panjang. Dia menjauhi Shunsuke Suzuki dan tidak ingin meneruskan pembahasan tersebut lebih lanjut.

Bel tanda jam istirahat kedua pun berbunyi. Kini Martin Jeremy berpindah haluan ke kakak perempuannya yang didapatinya tengah melamun seorang diri di kantin sekolah. Martin Jeremy membawa nampan makanan dan minumannya dan duduk di samping kakak perempuannya.

"Kenapa mendadak kau makan siang sama-sama denganku?" Mary Juniar sedikit mengerutkan dahinya.

"Hanya ingin mengucapkan maaf kepadamu, Kak Mary Juniar. Karena di rumah aku tidak ada kesempatan untuk melakukannya, di sinilah aku mengucapkan maaf kepadamu."

"Soal…?" Mary Juniar masih mengerutkan dahinya.

"Soal perasaanmu ke Bang Maxy Junior…" Martin Jeremy tersenyum simpul.

Mary Juniar mendengus seraya merapatkan bibirnya. "Sudahlah… Tidak usah dibahas lagi soal Bang Maxy Junior. Aku sudah membeberkan semua fakta yang ada dan mengutarakan perasaanku yang sebenarnya."

"Dan hasilnya…?" Martin Jeremy pura-pura tidak tahu-menahu soal itu.

"Dia tetap saja menyukai si Natsumi Kyoko itu. Bahkan Bang Maxy Junior mengaku dia telah jatuh cinta pada sekretaris OSIS-nya itu." Mary Juniar sedikit membanting sendok dan garpu ke atas piring.

"Dan… bagaimana rencanamu selanjutnya?"

"Aku tentu saja takkan tinggal diam begitu saja. Kalau keadaan begini terus, silap-silap Bang Maxy Junior bisa terjun bebas ke dalam pelukan perempuan itu. Aku tidak akan bisa menahan emosi dan amarahku jika seandainya hal tersebut benar-benar terjadi."

Martin Jeremy terus memandangi kakak perempuannya dengan sedikit sorot mata penasaran. Dia mencoba untuk sedikit mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Aku dengar Bang Maxy Junior juga menjadi salah satu pangeran White Day tahun ini… Dan aku dengar… dengar…" Martin Jeremy yang sedikit licik sengaja tidak menyelesaikan penggalan kalimat tersebut.

Tergelitiklah rasa penasaran Mary Juniar. "Apa yang telah kau dengar, Martin?"

"Aku dengar Natsumi Kyoko berencana membelikan sebuah hadiah yang sangat spesial untuk Bang Maxy Junior kita. Dia tentunya berharap sekali dialah yang akan dipilih oleh Bang Maxy Junior sebagai pasangannya dan mereka akan menjadi pasangan paling romantis di hari White Day tahun ini."

"Tidak akan kubiarkan! Aku akan merebut hadiah itu! Hadiah itu akan menjadi hadiahku! Aku yang akan memberikan hadiah itu kepada Bang Maxy Junior!" Terlihat sepasang mata Mary Juniar yang mendelik tajam.

Mendengar itu, Martin Jeremy sedikit mengangkat ujung bibirnya.

"Malam ini aku akan mengajak Bang Maxy Junior makan malam dulu di luar. Aku harus memperbaiki hubunganku dengan Bang Maxy Junior dulu sebelum aku melancarkan siasat-siasat berikutnya bagaimana aku dan Bang Maxy Junior akhirnya nanti bisa terpilih menjadi pasangan White Day paling romantis tahun ini." Mary Juniar meneguk habis minumannya dan sedikit membanting gelasnya ke atas meja.

Martin Jeremy tersenyum simpul. Dia tentu saja akan menjumpai abang sulungnya sehabis ini – menyampaikan apa yang telah ia dengar dari Shunsuke Suzuki dan Mary Juniar.

Sedikit senyum licik merekah di wajah Martin Jeremy yang tampan, tapi dingin dan sedikit angkuh.