Victoria sempat protes dalam hatinya karena para dayang itu tampak tidak ramah. Lalu tiba-tiba, para dayang tersenyum sambil mendekatinya.
"Yang Mulia, kami akan membantumu untuk bersih-bersih," kata salah satu dayang itu.
"Kalian bisa membaca pikiranku, ya kan?"
"Benar sekali, Yang Mulia. Kami sungguh minta maaf jika kami tidak terlihat ramah di matamu. Kami hanya menjalankan tugas kami dan tidak berani terlalu akrab denganmu. Dan lagi, kami tidak mungkin menyebutmu nama. Kamu akan dilantik menjadi seorang putri. Kami tetap harus memanggilmu 'Yang Mulia.'"
Victoria mendengus. "Gawat. Jadi, sekarang pikiranku terbuka untuk kalian?"
"Tidak semuanya, Yang Mulia. Kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan sesuai dengan perintah."
"Aku tidak mengerti. Kalau begitu, aku memerintahkan kalian untuk tidak menyebutku 'Yang Mulia' lagi. Bisakah kalian melakukannya?"
Para dayang itu saling bertukar pandang. Temannya yang satu lagi menggelengkan kepalanya tanpa bicara apa pun.