"Apa kamu senang melihat para raja itu berseteru?" tanya Jakris sambil menatapnya dengan tajam.
"Tidak juga. Aku hanya ingin bersenang-senang saja. Selama apa yang menjadi bayaranku sesuai, aku akan melakukan apa saja." Teba mendengus.
Jakris mengangguk. "Kamu memang pria yang licik."
"Sama sepertimu." Teba mengangkat alisnya. "Aku tahu jika kamu sangat membenci Ruga karena dia diangkat sebagai orang kepercayaan Ferlat, sementara ia malah menendang dan melupakanmu begitu saja seperti sampah."
Senyuman hilang dari wajah Jakris. "Kamu terlalu berani bicara."
"Aku hanya mengucapkan hal yang sebenarnya," ucap Teba enteng. "Semua orang tahu akan hal itu. Itulah sebabnya kamu memilih untuk berbisnis dengan para manusia. Jika tidak, dari mana kamu bisa mendapatkan barang semewah ini. Aku tahu barang-barang dari dunia manusia."