Majer bersembunyi di balik dinding dan menunggu jika sampai ada yang masuk, ia akan menghajarnya.
Lalu pintu rumah Baron pun terayun terbuka. Majer langsung menghajar orang itu dengan pukulan yang sangat keras dan mengenai hidung seorang pria.
Pria itu menjerit sambil memegangi hidungnya dan mengumpat keras.
"Ray?" Majer membuka pintunya lebih lebar dan melihat Raymond yang sedang kesakitan.
"Majer? Kenapa kamu memukulku?!" seru Raymond.
"Ma-maafkan aku," ucap Majer sambil melebarkan matanya. "Aku pikir … uhm … Sekali lagi aku minta maaf, Ray."
Mengingat apa yang sudah Kaliya dan Putri Raen ceritakan padanya, Majer tidak akan mempercayai Raymond begitu saja. Ia harus waspada dan menjaga omongannya.
Raymond menggerakkan tangannya sambil menggelengkan kepalanya. "Sudahlah. Tidak apa-apa."
Ia mengeluarkan serbuk ajaib dari kantung ajaibnya dan kemudian menghirupnya dalam-dalam. Ia masuk ke dalam rumah Baron dan duduk di sofa masih sambil menekan-nekan hidungnya.