Pagi hari di dasar jurang terasa begitu dingin mencekam. Matahari rasanya jauh sekali dari pandangan karena terhalang oleh batu dan kabut.
Raymond sudah bangun dan sedang menyalakan api unggun. Kaliya masih menggulung tubuhnya dalam selimut. Ia tampak seperti yang menggigil.
"Kaliya? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Raymond.
Kaliya menoleh pada Raymond sambil gemetar. "Aku kedinginan."
Raymond menyentuh dahi Kaliya yang panas seperti api, sementara tubuhnya menggigil. Ternyata Kaliya benar-benar sakit.
Lalu Raymond mengeluarkan obat dari kotak P3K miliknya yang selalu ia bawa-bawa ke mana pun ia pergi. Lalu ia memberikan obat anti inflamasi pada Kaliya.
"Apa ini?" tanya Kaliya.
"Ini adalah obat untuk menurunkan demam."
Raymond menyerahkan segelas air pada Kaliya, lalu ia pun minum obat itu.
"Sebaiknya, kamu istirahat saja. Biar aku yang membuatkan sarapan."